Batu Empedu

Operasi Batu Empedu – Jenis, Risiko dan Perawatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Batu empedu adalah hasil dari pengerasan cairan yang berada di kantong empedu dan empedu merupakan cairan penting dalam proses pencernaan lemak. Terbentuknya batu empedu dapat dikarenakan pengerasan kolesterol yang kemudian menimbun pada cairan empedu sehingga menjadikan antara senyawa kimia pada cairan itu dan kolesterolnya menjadi tak seimbang.

Sebetulnya adanya batu empedu pada dasarnya tidaklah begitu mengganggu atau bahkan sampai harus mendapatkan penanganan khusus. Kesehatan tak akan terganggu oleh batu empedu, namun bila sampai ada gejala yang timbul dan menyebabkan komplikasi, maka penanganan medis pun diperlukan. Operasi adalah salah satu jalan keluar yang banyak dipilih oleh pasien batu empedu demi mengangkat kantong empedunya.

Ada sejumlah rekomendasi jenis operasi yang patut Anda tahu dan tempuh apabila memang terjadi gejala batu empedu yang cukup parah.

(Baca juga: gejala ada batu di empedu – efek jika empedu diangkat)

1. Kolesistektomi Laparoskopik

Pengangkatan kantong empedu dengan cara ini cukup banyak ditempuh oleh penderita batu empedu dan memang metode operasi ini direkomendasikan paling umum. Istilah lain dari operasi ini adalah operasi lubang kunci karena sayatan yang dibuat oleh dokter begitu kecil, hanya kurang lebih 1 cm saja. Setelah pasien dibius total, selama proses operasi pasien akan tertidur sehingga rasa sakit tak akan dialami sama sekali.

Perawatan

Pada hari yang sama saat pasien di operasi, pasien juga pasti sudah langsung diperbolehkan pulang, atau menunggu hingga esok harinya. Bahkan tanpa perawatan khusus selama di rumah, hanya menunggu waktu seminggu atau dua minggu saja sampai pasien batu empedu dapat bisa bekerja kembali. Hitungan minggu tersebut cukup cepat untuk pemulihan dan masa perawatan setelah operasi.

2. Kolesistektomi Terbuka

Metode ini adalah cara dokter dalam menangani batu empedu yang memang menggunakan sayatan lebih besar. Metode operasi satu ini bakal dipilih ketika proses pengeluaran batu empedu tak bisa dilakukan melalui proses operasi lubang kunci yang sudah disebutkan sebelumnya. Pilihan juga jatuh pada jenis operasi ini ketika pasien dirasa tak memungkinkan untuk melakukan jenis operasi kolesistektomi laparoskopik, yang dikarenakan 3 kondisi di bawah ini:

  • Pasien akan melahirkan atau sudah dalam keadaan hamil tua.
  • Berat badan pasien terlalu berlebih.
  • Sulit dijangkaunya letak kantong empedu pasien.

Perawatan

Untuk metode sayatan terbuka ini, perawatan yang dibutuhkan pasien adalah menginap di rumah sakit dengan jangka waktu hampir seminggu, yakni berkisar antara 5 sampai 6 hari. Tentunya untuk pulih total pun akan lebih lama dari penempuhan jalur operasi kolesistektomi laparoskopik atau lubang kunci. Kalau pemulihan pasien pada jenis operasi tersebut hanya kurang lebih 1-2 minggu, khusus pemulihan dari operasi ini membutuhkan 1,5 bulan walau memang memiliki efektivitas yang sama dengan prosedur lubang kunci.

(Baca juga: makanan yang dapat menyebabkan batu empedu)

Risiko/Komplikasi Operasi Kolesistektomi Laparoskopik dan Sayat Terbuka

Karena sayatan yang dibuat oleh dokter pun terbilang sangat kecil, serta tidak adanya pemotongan otot perut, hasilnya pun pasien tak akan merasakan sakit yang luar biasa. Luka operasi juga termasuk kecil sehingga bekasnya pun cukup kecil dan pasien pun bakal cepat pulih. Namun komplikasi pun tetap ada juga yang tak terhindarkan karena kantong empedu yang dihapus. Hampir sama seperti jenis operasi pada umumnya, risiko pun cukup tinggi untuk meode terlepas dari prosedurnya yang memang terbilang relatif aman dan juga sangat cepat.

Komplikasi serius justru biasanya datang dari penggunaan anestesi umum. Reaksi alergi adalah yang paling umum dialami oleh sebagian besar pasien, namun juga tak menutup kemungkinan terjadi kematian pada pasiennya. Itulah mengapa sangat penting untuk berada pada kondisi bugar sebelum menempuh operasi agar risiko komplikasi anestesi juga dapat dikurangi.

  • Infeksi

Luka dan infeksi dapat terjadi apabila memang pengerjaan dari operasi kurang begitu baik. Biasanya ketika infeksi terjadi, maka antibiotiklah yang menjadi solusi dari keadaan ini. Namun konsultasikan lagi dengan dokter untuk penanganan yang paling tepat agar tidak makin memburuk.

  • Kebocoran Empedu

Penghapusan kantong empedu membutuhkan klip khusus yang dokter pakai dengan tujuan agar dapat menutup tabung yang menjadi penghubung kantong empedu dan saluran empedu utama. Namun risiko langkah ini betul-betul besar karena dapat berpotensi membuat cairan empedu bocor keluar. Dokter memang kadang akan mengambil langkah untuk mengeringkan cairan ini. Kasus seperti ini tergolong jarang karena memang terjadinya hanya pada kurang lebih 1-2 persen pada pasien batu empedu.

  • Perdarahan

Tampaknya pada hampir setiap jenis operasi, akan selalu ada risiko perdarahan di mana hal ini akan terjadi sesudah proses operasi. Bila tidak terjadi perdarahan, operasi lanjutan diperlukan lewat bekas luka lubang kunci yang Anda dapatkan dari operasi pertama.

  • Cedera Usus dan Pembuluh Darah

Sekitar area kantong empedu dapat ikut terluka oleh jenis operasi lubang kunci yang dokter lakukan demi mengangkat kantong empedu. Pembuluh darah serta usus adalah yang paling rentan terkena imbas dari model operasi satu ini. Cedera pun dapat berisiko terjadi dan terjadi pula peningkatan risiko peradangan pada area tersebut.

  • Cedera Saluran Empedu

Komplikasi atau risiko yang terbilang paling serius justru adalah adanya cedera yang dialami pada bagian saluran empedu. Operasi kantong empedu dengan mengangkatnya dapat menimbulkan cedera saluran empedu dengan kasus yang lebih banyak daripada komplikasi lainnya, bahkan ada sekitar 500 kasus yang ditemukan. Selama operasi, bila saluran empedu sampai terluka maka dokter akan memperbaiki tanpa menunggu lama. Untuk sejumlah kasus, diperlukan juga operasi korektif yang besar dan lebih kompleks sesudah operasi awal.

Penggunaan sistem bedah SPIDER adalah yang dimanfaatkan para dokter pada metode operasi satu ini. Dengan sistem bedah tersebutlah dokter biasanya hanya akan melakukan pengirisan tunggal yakni lewat pusar pasien. Justru sebenarnya kepulihan pasien akan terasa lebih cepat dengan cara operasi jenis ini ketimbang cara tradisional.

(Baca juga: obat batu empedu)

Pasca Operasi

PCS atau sindroma pasca bedah kantong empedu berkemungkinan terjadi perkembangan yang dialami hanya sebagian kecil populasi saja. Ada sejumlah gejala yang kiranya bisa diderita oleh pasien setelah operasi, seperti halnya nyeri luar biasa yang dialami di bagian perut kanan atas. Ada juga gangguan pencernaan dengan mengalami mencret terus-menerus.

Pemicu pastinya untuk masalah-masalah tersebut belumlah diketahui jelas, namun memang ada dugaan bahwa kondisi tersebut timbul dikarenakan munculnya gangguan di sistem empedu. Tentu saja setelah operasi pun ada obat-obat yang akan tetap diberikan oleh dokter meski memang perawatannya tidaklah seribet yang Anda bayangkan. Proses pengobatan batu empedu lanjutan itulah yang bakal mengendalikan perkiraan gejala hasil operasi jangka panjang.

(Baca juga: bahaya batu empedu)

3. Kolangiopankreatografi Retrograd Endoskopik atau ERCP

Jenis operasi satu ini bisa juga ditempuh oleh pasien batu tanpa proses pengangkatan kantong empedu. Artinya, batu-batu yang berada dalam kantong empedu bakal tetap ada meski penyumbatan sudah ditangani, ini karena kantong empedu tidaklah diangkat. ERCP ini juga biasanya dokter lakukan setelah menerapkan bius lokal dengan prosedur operasi selama 30-40 menit lamanya.

Dalam prosesnya sendiri, dokter akan menggunakan endoskopi dan sinar-X dan melalui mulut dan tenggorokan pasienlah sebuah endoskop dimasukkan. Lalu masih lanjut juga melalui lambung, kerongkongan, serta duodenum karena pemeriksaan bagian dalam organ dapat dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak.

Risiko

Tentu saja ada beberapa risiko ketika menggunakan jenis operasi ini, seperti misalnya apabila batu yang ada pada saluran empedu bersifat keras. Batu menjadi mustahil dikeluarkan ketika masalah masih ditambah dengan sempitnya muara saluran. Pada akhirnya untuk mengatasi risiko seperti ini, dokter akan memilih jalan untuk memecahkannya menggunakan peralatan khusus.

Meski cukup berisiko apabila batu tidak bisa dikeluarkan, namun metode operasi satu ini justru adalah yang lebih cocok diterapkan pada pasien batu empedu yang sudah tergolong manula. Potensi komplikasi dari metode operasi ini pun lebih kecil ketimbang dua jenis operasi lainnya. Itulah mengapa para lansia yang memiliki masalah batu empedu kiranya lebih dianjurkan untuk memilih operasi satu ini agar tingkat bahaya bagi kesehatan dapat lebih rendah.

Perawatan

Sesudah proses operasi, pada umumnya pasien tetap diminta untuk menginap semalam di rumah sakit di mana akan lebih mudah bagi para ahli di rumah sakit untuk memantau keadaan pasien. Rata-rata tak ada perawatan khusus setelah proses operasi batu empedu, namun biasanya pasien tetap diberikan obat untuk menuntaskan terapi satu ini.

(Baca juga: perbedaan sakit maag dan batu empedu)

Bahaya Operasi Batu Empedu

Ada sejumlah bahaya yang memang perlu menjadi perhatian para pasien batu empedu sebelum menempuh jalur operasi, yakni mengenal apa bahaya dari operasi batu empedu. Di bawah ini adalah kondisi-kondisi yang perlu Anda tahu tepat sebelum memutuskan untuk melakukan operasi:

  • Batu empedu yang dibuang lewat metode operasi bakal ikut menghapus atau mengangkat kantong empedu pasien.
  • Kesehatan pasien cukup terancam juga karena pada beberapa kasus, operasi batu empedu justru menumbuhkan kanker.
  • Pasien mengalami gangguan sistem pencernaan karena cairan empedu tak lagi dapat disimpan oleh tubuh yang akhirnya berimbas pada kurangnya zat empedu. Ini akan menyulitkan proses pencernaan makanan di dalam perut. Anda kiranya memerlukan juga cara menjaga kesehatan lambung dan usus dalam hal ini.
  • Usus akan menerima buangan cairan tadi dan inilah yang berisiko seseorang dapat mengalami kerusakan metabolisme tubuh, terjadi gangguan jantung dan liver, serta menyebabkan kegemukan berlebih alias obesitas.
  • Jenis-jenis penyakit jantung, diabetes, sistem saraf yang terganggu dan lainnya adalah dampak jangka panjang dari pengangkatan kantong empedu yang memang perannya sangat penting untuk proses pencernaan manusia.

(Baca juga: makanan yang baik untuk empedu – makanan sehat untuk penderita batu empedu)

Konsultasikan efek dan akibat dari operasi batu empedu, apapun jenis yang Anda pilih. Setelah operasi pun harus tetap datang ke dokter untuk mengecek kondisi kesehatan supaya berbagai risiko penyakit kronis dapat dihindari.