Angin duduk yang juga sering disebut dengan angina adalah suatu kondisi di mana seseorang merasakan nyeri pada dada yang diakibatkan oleh oto-otot jantung yang kurang mendapatkan pasokan darah. Kebanyakan kasus angin duduk biasanya menyebabkan kematian karena penderitanya cenderung tidak memperhatikan gejala-gejala awal dan juga serangannya yang bersifat mendadak. Pasokan darah yang kurang ke jantung tersebut disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah atau karena pembuluh darah mengalami penimbunan.
Macam-macam Angin Duduk
Didasarkan pada pemicu penyempitan pembuluh darah koroner, angin duduk dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Gejala Angin Duduk
Serangan angina biasanya bersifat mendadak. Beberapa gejala yang muncul saat angin duduk menyerang seseorang adalah:
Jika Anda tidak memiliki riwayat penyakit jantung namun merasakan beberapa tanda di atas (terutama rasa nyeri di bagian dada) segera lakukan pemeriksaan diri ke dokter. Kebanyakan kasus angin duduk seringkali menyebabkan kematian pada penderitanya karena kurangnya deteksi dini dan penanganan yang tidak tepat.
Angin duduk atau angina terjadi karena jantung kekurangan pasokan darah. Aliran darah yang bergerak menuju jantung tidak lancar karena pembuluh darah koroner mengalami penyempitan. Dengan kata lain, angin duduk mematikan terjadi karena penyempitan atau penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah koroner. Adapun beberapa faktor yang dapat memicu penyempitan pembuluh darah koroner adalah:
Kolesterol jahat (Low Density Lippoprotein) yang terlalu tinggi di dalam tubuh akan menyebabkan pembuluh darah kororner mengalami penyempitan. Kolesterol jahat tersebut akan menumpuk pada dinding pembuluh darah koroner dan menyebabkan penyempitan hingga penyumbatan. Akibatnya, aliran darah akan mengalami kesulitan untuk sampai ke jantung. Beberapa jenis makanan yang kaya akan lemak jahat serta kebiasaan merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
Baca : Bahaya kolesterol ldl tinggi – Penyebab kolesterol tinggi
Penyakit diabetes dapat memicu naiknya kadar kolesterol dalam darah. Tingginya kadar gula dalam darah juga dapat memicu kerusakan pembuluh darah arteri. Kondisi tersebut akan semakin parah apabila penderita diabetes tidak melakukan diet terkontrol sehingga tubuh lebih rentan terhadap obesitas.
Saat pembuluh darah mengalami penyempitan, jantung akan bekerja secara ekstra untuk memompa darah agar bisa disebarkan ke seluruh tubuh. Akibatnya, tekanan darah akan meningkat tajam. Jika tekanan darah meningkat, aliran darah yang dipompa terlalu cepat oleh jantung dapat merusak pembuluh darah arteri, selain itu, tekanan darah tinggi juga akan memicu pengerasan pembuluh darah arteri.
Baca : Bahaya darah tinggi
Stres adalah salah satu faktor pemicu tekanan darah tinggi. Tingkat stres yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan aliran darah tidak lancar. Saat stres, tubuh akan memproduksi sejenis hormon yang akan mempersempit pembuluh darah arteri.
Obesitas adalah pemicu munculnya berbagai jenis penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Seseorang yang memiliki berat badan berlebih biasanya memiliki cadangan lemak yang berlebih pula di dalam tubuhnya. Lemak yang terlalu banyak di dalam tubuh akan diolah menjadi kolesterol yang memicu terjadinya angin duduk maupun gangguan lain pada jantung.
Penelitian telah membuktikan bahwa merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu, berbagai jenis toksin yang terkandung di dalam asap rokok yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, seperti kanker, gangguan pernapasan, dan lain sebagainya.
Jika Anda memiliki anggota keluarga yang pernah terkena gangguan jantung maka Anda wajib waspada. Gangguan jantung biasanya dapat diwariskan pada anggota keluarga yang masih berkerabat dekat, seperti orang tua kepada anaknya.
Sejak dahulu, penelitian telah membuktikan bahwa olah raga dapat membantu menjaga kesehatan tubuh. Kurang berolah raga dapat menyebabkan tubuh lebih lebih rentan terhadap obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Dengan kata lain, kurang berolah raga dapat memicu terjadinya angin duduk.
Baca : Dampak negatif tidak pernah berolahraga
Makin tua usia seseorang maka akan semakin rentan terhadap serangan angin duduk. Pria yang berusia di atas 45 tahun dan wanita berusia di atas 55 tahun lebih rentan terkena angin duduk dibandingkan orang-orang yang masih muda.
Jika Anda mengalami gejala angin duduk seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka sebaiknya Anda segera melakukan pemeriksaan medis. Kebanyakan kasus angin duduk sering menyebabkan kematian karena deteksi yang terlambat serta penanganan yang kurang tepat. Saat melakukan pemeriksaan medis, dokter biasanya akan menanyakan beberapa gejala yang dialami oleh pasien. Dokter juga akan menanyakan apakah pasien memiliki anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung atau tidak. Selain itu, kebiasaan-kebiasaan buruk seperti suka mengonsumsi makan berlemak, merokok, atau mengonsumsi minum keras juga akan ditanyakan oleh dokter karena kebiasaan-kebiasaan tersebut memicu angin duduk mematikan.
Beberapa tes juga akan dilakukan oleh dokter guna memperkuat diagnosis, seperti pengukuran berat badan, pengukuran tekanan darah, dan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar gula, kolesterol, serta fungsi ginjal. Pengecekan fungsi ginjal biasanya juga akan dilakukan melalui tes urin. Pengecekan fungsi ginjal dilakukan oleh dokter untuk memastikan kondisi kesehatan ginjal, sebab beberapa jenis obat untuk meredakan angin duduk tidak boleh diberikan pada pasien yang menderita gangguan ginjal.
Setelah melakukan serangkaian tes di atas, dokter biasanya akan melanjutkan dengan tes yang dapat memastikan diagnosis terhadap angin duduk, di antaranya:
Tes yang digunakan untuk mendiagnosis masalah-masalah yang terkait dengan penyakit angin duduk, seperti ada atau tidaknya kerusakan otot jantung akibat aliran darah yang terganggu, serta ada tidaknya bagian jantung yang kurang mendapatkan suplai darah. Diagnosis keadaan ini diperoleh dari gelombang suara yang dihasilkan oleh denyut jantung.
EKG adalah tes yang digunakan untuk merekam ritem aktifitas elektrik dan ritme jantung. Tes tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan elektroda yang dihubungkan pada sebuah mesin khusus. Melalui detak jantung yang telah terekam, dokter dapat mendiagnosis apakah aliran darah ke jantung mengalami gangguan atau tidak. Elektrokardiogram tidak hanya digunakan oleh pasien angin duduk, tetapi juga digunakan oleh penderita gangguan jantung.
Hal ini dilakukan untuk mengukur daya tahan jantung pasien ketika melakukan aktifitas fisik sebelum gejala angin duduk muncul. Aktifitas yang dimaksud adalah aktifitas fisik berupa olah raga dengan treadmill khusus yang dilakukan di dalam ruangan. Tes semacam ini biasanya akan dipadukan dengan elektrokardiogram sehingga dokter dapat membaca ritme jantung pasien.
Merupakan jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya dan seberapa parah penyempitan pembuluh darah koroner. CT scan dilakukan dengan bantuna mesin khusus yang berbentuk seperti tabung dan dilengkapi dengan sinar X-ray. Melalui pemeriksaan CT scan dokter bisa mengetahui kondisi jantung pasien secara terperinci.
MRI scn adalah pemeriksaan yang hampir sama dengan CT scan. Perbedaannya, MRI scan menggunakan bantuan gelombang radio dan medan magnetik untuk mengetahui kondisi jantung pasien.
Merupakan pemberlakuan tes lanjutan apabila hasil dari tes elektrokardiogram dianggap masih meragukan. Skintigrafi jantung dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan berwarna khusus ke dalam pembuluh darah. Dengan bantuan pantauan dari sinar gamma, cairan yang bergerak menuju jantung akan diperiksa, apakah mengalami gangguan atau tidak.
Merupakan tes yang dilakukan dengan menggunakan bantuan selang tipis. Selang tipis tersebut dimasukkan ke dalam pembuluh darah pasien untuk mengetahui apakah pembuluh darah koroner mengalami penyumbatan atau tidak. Jika pembuluh darah koroner mengalami penyumbatan, dokter juga akan melihat apakah penyumbatan sudah dalam kondisi parah atau belum. Tes angiografi jantung adalah pilihan tes terakhir dan sifatnya terpaksa. Apabila jenis tes lainnya tidak menunjukkan hasil dan pemberian obat ternyata tidak mampu meringankan gejala angin duduk maka tes angiografi baru akan dilakukan. Tes angiografi jantung sangat beresiko dan dapat memicu komplikasi lain yaitu serangan jantung atau stroke. Jadi, tes ini sifatnya adalah pilihan terakhir.
Mencegah angin duduk mematikan sebenarnya dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, yaitu menerapkan pola hidup sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah angin duduk adalah :
Untuk mencegah agin duduk atau yang biasa disebut dengan gejala jantung koroner ang pertama adalah dengan hidup sehat. Berikut ini hidup sehat yang bsa mencegah angin duduk :
Pada beberapa kasus, langkah-langkah di atas biasanya belum mampu menyembuhkan total gejala angin duduk. Jika hal tersebut terjadi, biasanya dokter akan memberikan obat:
Itulah beberapa info yang dapat digunakan untuk menangani angin duduk. Jika angin duduk telah memasuki tahap yang mengkhawatirkan/parah biasanya dokter akan mengambil tindakan pembedahan/operasi. Tindakan operasi tetap dipertimbangkan untuk mencegah terjadinya serangan jantung.