Anemia gravis adalah anemia akut dan kronis karena disertai oleh penyakit yang bisa membahayakan tubuh bahkan nyawa manusia. Anemia dapat disebut akut dan kronis ketika jumlah hemoglobin, sel yang mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh, pada sel darah merah berada pada jumlah dibawah normal.
Anemia gravis terjadi ketika jumlah hemoglobin dalam darah berada pada jumlah ≥ 7 g/dL darah pada orang dewasa, dan ≥ 4 g/dL pada anak-anak, dimana jumlah tersebut terjadi selama minimal 3 bulan berturut-turut.
Penyebab anemia gravis dalam tubuh terjadi akibat seseorang mengalami suatu kondisi penyakit sebagai berikut:
Setiap manusia memiliki sejumlah sel yang bersifat abnormal. Sel-sel abnormal yang tidak dihancurkan tubuh dapat bermetamorfosis menjadi sel kanker. Sel kanker dapat membelah diri dan bersifat invasif, dan jika sel kanker sudah bermetatasis (menyebar dari satu organ ke organ lainnya melalui pembuluh darah), maka akan sangat berbahaya bagi kesehatan dan nyawa manusia.
Kanker merupakan salah satu penyebab anemia gravis, dikarenakan sel kanker dapat bertahan hidup dalam tubuh yang disebabkan karena sel tersebut banyak mengkonsumsi oksigen dan sel darah merah.
Jika sel darah merah menurun, sudah pasti jumlah hemoglobin yang mengikat dan mendistribusikan oksigen pun menurun; akibatnya tubuh akan mengalami kondisi anemia gravis.
Pada beberapa penyakit kanker, seperti kanker usus, dapat menyebabkan pendarahan di sekitar jaringan kanker, dan jika sudah bermetatasis sampai ke tulang belakang, tentunya akan mempengaruhi produksi sel darah pada sumsum tulang.
Pengobatan kanker sendiri seperti radiasi, kemoterapi, atau pun radio terapi memiliki efek samping yang dapat menyebabkan anemia gravis, dikarenakan pengobatan tersebut akan menekan sumber bahan baku produksi sel darah seperti zat besi.
Leukimia atau kanker darah terjadi akibat meningkatnya produksi sel darah putih secara berlebihan (sehingga produksi sel darah merah dan platelet otomatis berkurang). Jika diteliti, sel darah putih yang beredar dengan jumlah tinggi tersebut adalah merupakan sel darah putih muda (promielosit); dimana pada kondisi ini belum optimal untuk melawan berbagai macam bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh.
Berkurangnya sel darah merah sudah pasti akan menyebabkan kondisi anemia pada tubuh. Namun anemia akan segera berubah menjadi anemia gravis ketika ada serangan bakteri dan virus yang dapat menyebabkan infeksi dapat terlambat dihentikan akibat jumlah platelet (agen pembeku darah) yang berkurang, sehingga tubuh dapat semakin kehilangan sel darah merah.
Penyebab anemia gravis dapat juga terjadi akibat dari defisiensi zat besi dalam tubuh. Hal ini terjadi bila jumlah zat besi yang masuk dan diserap oleh tubuh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi sel darah pada sumsum tulang.
Defisiensi zat besi yang berpotensi menjadi anemia gravis terjadi jika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah yang cukup bagi tubuh, terutama sel darah merah yang mengandung hemoglobin. [AdSense-B]
Anemia aplastik masuk dalam kategori anemia kronis dan berpotensi menjadi akut jika dibiarkan. Penyebab anemia aplastik biasanya adalah terjadinya kerusakan sumsum tulang, yang mengarah pada suatu penurunan produksi atau tidak terdapatnya unsur pembentuk darah dalam sumsum tulang itu sendiri.
Kerusakan sumsum tulang akan berpengaruh pada produksi sel darah merah dan hemoglobin yang terkandung di dalamnya. Penurunan produksi dan peredaran sel darah merah inilah yang menyebabkan kondisi anemia gravis.
Silahkan baca artikel kami selengkapnya mengenai anemia aplastik mulai dari gejala anemia aplastik, lalu apa saja bahaya anemia aplastik, hingga kepada metode pengobatan anemia aplastik dan juga obat anemia aplastik serta terapi anemia aplastik yang bisa dilakukan.
Waspadalah jika anda dan keluarga mengalami cacingan, karena infeksi cacing tambang khususnya cacing Necator Americanus dan Ancylostoma Duodenale adalah salah satu penyebab anemia.
Cacing yang hidup dalam tubuh manusia akan berdomisili di area usus dimana selain mengisap darah, cacing tambang juga menyebabkan perdarahan pada luka tempat bekas tempat isapan. Jika dibiarkan, infeksi akibat cacing tambang dapat menyebabkan tubuh kehilangan darah secara perlahan-lahan sehingga penderita akan mengalami kondisi anemia gravis. [AdSense-C]
Thalassemia merupakan penyakit genetik dan keturunan yang disebabkan oleh mutasi DNA yang mempengaruhi kadar hemoglobin dalam sel darah merah; dimana jumlah hemoglobin pada sel darah kurang dari 12 g/dL.
Sel darah merah yang kekurangan hemoglobin tidak akan dapat berfungsi dengan baik dan hanya memiliki masa waktu hidup yang pendek dan lebih cepat dibandingkan waktu produksi sel darah merah yang baru.
Hal ini menyebabkan tubuh akan kekurangan darah dan juga oksigen yang harus didistribusikan ke organ-organ. Organ-organ yang kekurangan oksigen lama kelamaan dapat rusak, sehingga thalassemia dapat menjadi salah satu penyebab anemia gravis.
Anemia sel sabit juga merupakan penyakit keturunan dimana terdapat gangguan pada sumsum tulang yang mengakibatkan produksi sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit. Bentuk sel sabit dipengaruhi oleh hemoglobin abnormal (hemoglobin s) yang memiliki bentuk seperti batang kaku yang berbentuk sabit.
Sel berbentuk sabit tidak memiliki pergerakan yang fleksibel dan mudah menempel pada dinding pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah. Ketika kondisi ini terjadi, oksigen tidak akan dapat mencapai jaringan dan organ di sekitarnya.
Pada kondisi normal sel darah memiliki bentuk bulat seperti kepingan dan memiliki masa hidup selama 90 – 120 hari, sedangkan sel sabit hanya dapat bertahan hidup selama 10 – 20 hari.
Siklus pendek ini menyebabkan tubuh kesulitan untuk menyuplai sel darah baru dan mempertahankan jumlah sel darah yang dibutuhkan untuk tubuh. Akibatnya, jumlah sel darah merah akan berada dibawah jumlah normal. Kondisi inilah yang dapat menjadi penyebab anemia gravis.