Anemia merupakan sebuah kondisi pada tubuh manusia dimana volume sel darah merah atau eritrosit atau yang diproduksi oleh tubuh berada di bawah angka normal. Kurangnya sel darah merah berdampak pada kurangnya hemoglobin (merupakan suatu protein di dalam sel pada darah merah yang memiliki fungsi mengikat dan mengantarkan oksigen dalam darah).
Konsentrasi volume eritrosit dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin dan juga tempat tinggal. Normalnya jumlah eritrosit permilimeter darah adalah ± 4.3 – 5.7 juta sel pada pria, dan ± 3.9 – 5.0 juta sel pada wanita. Untuk wanita tentu saja ada pengecualian nilai normal ketika sedang menstruasi dan hamil.
Sedangkan untuk masalah tempat tinggal pun hanya dibagi menjadi 2 zona; dataran rendah dan dataran tinggi. Perbedaan zona inilah yang menentukan tingkat oksigen yang mempengaruhi hemoglobin dalam darah. Manusia memiliki sekitar 0.14% – 0.16% hemoglobin per 100 ml eritrosit, sehingga normalnya setiap 100 ml darah, manusia dapat mengangkut 19 – 21 ml oksigen.
Anemia sendiri merupakan penyakit yang umum terjadi dan dapat menyerang siapa saja; tergantung dari faktor internal dan eksternal yang dialami seseorang. Faktor internal biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, radiasi, dan masalah pada sumsum tulang belakang. Sedangkan faktor eksternal biasanya terjadi jika seseorang mengalami kecelakaan dimana mengakibatkan terjadinya pendarahan pada tubuh.
Pada kondisi terparah, penderita Anemia akan memerlukan transfusi darah guna menambah volume darah di dalam tubuh mereka, dimana cara melakukan transfusi darah dan juga mengenai cara transfusi darah pada manusia serta transfusi darah pada anak telah kami bahas pada artikel sebelumnya.
Tindakan transfusi tersebut hanya dilakukan apabila terjadi gangguan pada fungsi di dalam tubuh pasien yang mengakibatkan melemahnya sistem imun ataupun kurangnya saluran darah ke organ-organ tubuh.
Karena apabila tidak dilakukan transfusi bagi penderita Anemia berat, akan dapat mengakibatkan penderita terkena penyakit-penyakit yang berbahaya bagi keselamatan si penderita, seperti risiko akan terjadinya gagal jantung.
Anemia normalnya bukan merupakan penyakit yang berbahaya, dan dapat diatasi dengan mengubah pola hidup. Berikut adalah cara mencegah penyakit anemia:
Salah satu gejala penyakit anemia adalah tubuh yang terasa lemas dan letih, dan tentu saja dapat mengganggu rutinitas sehari-hari. Istirahat dan tidur yang cukup, setidaknya 8 jam sehari diharapkan dapat membantu tubuh terasa segar ketika sedang beraktivitas.
Orang yang menderita penyakit anemia tidak disarankan untuk melakukan olahraga yang berat. Namun dengan berolahraga, tubuh dapat menjadi lebih sehat dan bugar. Bagi penderita anemia dapat melakukan olahraga yang ringan namun rutin seperti jalan pagi selama tiga puluh menit setiap hari, atau melakukan senam atau yoga yang selain menyehatkan juga melatih pernapasan. Lakukan olahraga pada pagi hari karena selain udara masih sejuk, udara pagi yang segar pun membantu tubuh kita mendapatkan oksigen yang optimal untuk pembentukan sel darah merah. [AdSense-B]
Diet disini bukanlah mengurangi porsi makan, melainkan mengkonsumsi makanan yang penting bagi produksi sel darah merah. Perbanyaklah mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Sumber makanan yang mengandung zat tersebut dapat membantu meningkatkan kadar eritrosit dan hemoglobin pada darah. Makanan tersebut banyak ditemukan pada makanan hasil produksi hewani (daging, susu, telur, keju, dsb), hasil produksi laut, kacang-kacangan, dan sayuran hijau seperti bayam dan asparagus.
Eritrosit atau sel darah merah terbentuk dari oksigen, protein, dan air. Jika kita kurang mengkonsumsi air putih, bagaimana tubuh kita memiliki cukup bahan untuk memproduksi sel darah merah. Penting sekali kita mengkonsumsi air putih setidaknya 8 gelas sehari, dan sebisa mungkin hindari minuman beralkohol karena jika minuman beralkohol masuk ke dalam tubuh, maka akan memperlambat kerja sel darah merah untuk mendistribusikan oksigen ke dalam tubuh.
Hindari juga minuman berkafein karena sifatnya yang mengikat air, sehingga tubuh akan kekurangan air untuk memproduksi darah dalam sumsum tulang belakang. Selain itu mengkonsumsi kafein secara berlebih juga akan mempengaruhi kualitas tidur kita sehingga badan akan tambah lelah. [AdSense-C]
Pemeriksaan darah secara berkala sangat penting dilakukan untuk orang yang mengalami gejala anemia. Untuk tingkatan anemia yang sudah parah seperti aplastic anemian dimana sumsum tulang belakang tidak berfungsi dengan baik, maka salah satu caranya adalah dengan transfusi darah secara berkala. Selain untuk masalah anemia, sebenarnya ada banyak lagi manfaat transfusi darah yang bisa kita dapatkan.
Namun hati-hati dalam melakukan transfusi darah dan pastikan anda melakukannya di Rumah Sakit yang terpercaya, dan lakukan pemeriksaan ulang sebelum melakukan transfusi karena terdapat efek transfusi darah yang tidak cocok dan efek transfusi darah beda golongan yang dapat mempengaruhi sistem darah dan imun tubuh.
Perhatikan juga untuk para wanita yang mengalami gejala anemia; apakah anda sedang berada dalam masa menstruasi ataupun sedang hamil. Kedua kondisi tersebut memungkinkan anda mengalami pengurangan produksi sel darah merah, dan merupakan suatu hal yang wajar.
Namun jika tubuh terasa lemah dan obat-obatan tidak membantu dan mungkin anda disarankan untuk transfusi darah, ada baiknya anda mengecek soal efek transfusi darah pada ibu hamil.