Anemia adalah sebuah kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup jumlah hemoglobin dalam sel darah merah yang sehat. Tubuh membutuhkan sel-sel darah merah yang sehat untuk membawa sejumlah oksigen yang cukup bagi jaringan-jaringan di seluruh tubuh.
Walaupun anemia merupakan kondisi yang umum terjadi, namun seseorang yang memiliki anemia akan menderita secara fisik dan metal akibat tubuh tidak dapat bekerja dengan optimal.
Anemia dalam kondisi kronis dan akut, yang biasa disebut anemia gravis memiliki resiko akan kondisi kesehatan yang lebih serius, dan bukanlah sebuah hal yang dapat anda hiraukan. Berikut kami rangkum bahaya anemia gravis pada manusia dan dampaknya pada kehidupan:
Anemia gravis yang diderita oleh anak-anak biasanya akibat defisiensi zat besi, vitamin B12, atau folat di dalam tubuh, dimana kekurangan zat tersebut memiliki komplikasi pada gangguan dalam perkembangan fisik dan mental anak.
Penelitian menunjukkan bahwa anemia gravis akibat defisiensi zat besi, vitamin B12, atau folat dapat menyebabkan gangguan pada:
Pemberian suplemen zat besi, vitamin B12 dan folat pada anak-anak dapat membantu anak-anak untuk tidak mudah merasa lelah, dan juga dapat membantu meningkatkan kemampuan konsentrasi pada saat belajar.
Terdapat 3 proses yang menjadi dasar penyebab gangguan kognitif pada anemia defisiensi besi.
Mielinisasi (proses pelapisan lemak pada ujung saraf dimana hal ini mempercepat transmisi impuls saraf dan mendukung fungsi kognitif yang lebih kompleks, yang terjadi di beberapa bagian otak yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda juga) memerlukan asupan zat besi yang cukup.
Apabila asupan zat besi kurang, maka oligodendrosit (sel yang memproduksi mielin) akan mengalami masalah, sehingga akan berpengaruh pada kecepatan otak untuk menghantarkan rangsang.
Hal ini terjadi karena gangguan sintesa serotonin, norepinefrin, dan dopamin yang memiliki efek pada perhatian, penglihatan, daya ingatan, motivasi dan kontrol motorik. [AdSense-B]
Gangguan ini terjadi karena besi merupakan ko-faktor pada ribonukleotida reduktase yang penting untuk fungsi dan metabolisme lemak dan energi otak. Semakin lama seseorang mengidap anemia, maka akan semakin luas otak yang terkena dampaknya, sehingga akan menyebabkan gangguan fungsi kognitif yang menjadi permanen dan sulit diperbaiki.
Pada keadaan anemia dengan kadar hemoglobin ≥ 7 g/dL, maka dapat mengakibatkan kapasitas pengangkutan oksigen oleh hemoglobin dalam sel darah merah menurun.
Suatu proses pengantaran oksigen ke organ ataupun jaringan sel dipengaruhi oleh tiga faktor:
Tubuh yang mengidap anemia akan mendapati perubahan nonhemodinamik dan hemodinamik sebagai kompensasi dari penurunan konsentrasi hemoglobin dalam sel darah merah.
Mekanisme nonhemodinamik diantaranya yaitu meningkatkan produksi eritropoetin untuk merangsang eritropoesis dan meningkatkan oxygen extraction. Ketika konsentrasi hemoglobin berada di bawah 10 g/dL, faktor nonhemodinamik akan berperan untuk meningkatkan cardiac output pada aliran darah sebagai kompensasi terhadap hipoksia jaringan.
Kompensasi dari mekanisme hemodinamik bersifat kompleks; penurunan afterload akibat berkurangnya tahanan vaskular sistemik, peningkatan preload akibat meningkatnya venous return dan peningkatan fungsi ventrikel kiri yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas simpatetik dan faktor inotropik.
Pada anemia kronis dimana terjadinya peningkatan kerja jantung, akan menyebabkan pembesaran jantung dan hipertrofi ventrikel kiri. Manifestasi kardiovaskular pada seseorang dengan anemia kronis yang berat, tidak dapat terlihat jelas kecuali jika mengalami gagal jantung kongestif.
Seseorang yang mengalami anemia gravis dan mengalami pembesaran jantung biasanya terlihat pucat, kulit kuning, denyut jantung berdenyut cepat saat tubuh istirahat, prekordial aktif dan dapat terjadi murmur sistolik.
Tujuan dasar sistem kardiorespirasi adalah untuk mengirim oksigen ke jaringan sel-sel dan membuang karbon dioksida dan hasil metabolik lain yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Bentuk pertahanan kardiorespirasi bergantung pada sistem respirasi dan kardiovaskuler yang intak serta suplai oksigen yang berkualitas.
Bila hasil hipoksi sebagai akibat gagal pernafasan, Pa CO2 biasanya meningkat, dimana dalam kondisi ini, persentase saturasi hemoglobin dalam darah arteri pada kadar penurunan tegangan oksigen alveolar (Pa CO2) yang diberikan.
Setiap penurunan kadar hemoglobin akan disertai dengan penurunan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen. Walaupun Pa CO2 tetap normal, tetapi jumlah absolut oksigen yang diangkut perunit volume darah akan berkurang.
Ketika darah yang anemik melintas lewat kapiler dan oksigen dalam jumlah yang normal dikeluarkan dari dalam darah tersebut, maka Pa CO2 di dalam pembuluh darah vena akan menurun dengan derajat penurunan yang lebih besar daripada yang seharusnya terjadi dalam keadaan normal.
Selain yang telah kami sebutkan di atas, anda juga bisa membaca artikel kami lainnya seperti bahaya anemia kronis, kemudian apa saja gejala penyakit anemia, lalu gejala anemia pada anak yang patut untuk diwaspadai oleh para orang tua, kemudian artikel kami mengenai 10 bahaya anemia apabila tidak diobati.
Dengan mengetahui mengenai 3 macam bahaya anemia gravis tersebut diharapkan akan meningkatkan kewaspadaan anda akan penyakit ini dan mulai membiasakan diri untuk menjalani pola hidup sehat serta mengkonsumsi makanan yang bergizi dan baik untuk darah.