Komplikasi Otosklerosis dan macam-macam barotrauma adalah gangguan pendengaran yang diakibatkan oleh tulang stapes di dalam telinga yang membeku. Padahal, organ ini berfungsi sebagai penghantar getaran suara.
Menurut ahli, penyebab penyakit ini adalah faktor genetika. Maka dari itu, hampir 50% anak mengalami Otosklerosis karena ditularkan oleh kedua orang tuanya. Maka dari itu, orang tua harus rajin konsultasi medis.
Selain karena faktor genetika, ternyata Otosklerosis juga disebabkan infeksi campak. Hal ini dipicu oleh paparan penyakit yang berhasil membekukan sirkulasi darah di tulang stapes.
Atas dasar itu, jika ingin bebas Otosklerosis, penanganan THT harus dilakukan. Apalagi penyakit bisa menimbulkan serangan penyakit lain yang lebih berbahaya (komplikasi). Ini dia beberapa diantaranya, yaitu:
Komplikasi otosklerosis dan gejala amandel membesar yang pertama ialah infeksi telinga. Hal ini terjadi, jika tulang stapes membeku disebabkan bakteri bersarang di dalam sirkulasi darah. Akibatnya telinga luar maupun dalam rawan membengkak dan terluka.
Biasanya, komplikasi ini menyerang telinga dengan otosklerosis yang permukaannya penuh dengan kotoran. Maka dari itu, rawat telinga dengan membersihkannya secara rutin.
Komplikasi ini sering menyerang anak-anak. Sekalipun begitu, orang dewasa juga mengalaminya. Namun, kasus medisnya tidak sampai 10%. Walaupun sedikit, tetap harus diwaspadai.
Jika penyakit ini sudah muncul akibat hidung mimisan kronis, berarti otosklerosis sudah memasuki tahap kronis. Sehingga pemeriksaan intensif THT harus segera dilakukan. Karena jika terlambat, komplikasi penyakit lebih parah bisa muncul menyerang telinga.
Komplikasi otosklerosis penyebab amandel membengkak yang patut diwaspadai selanjutnya ialah kanker telinga. Pada umumnya, komplikasi ini menyerang telinga bagian luar. Sedangkan kasus serangan di telinga bagian dalam, biasanya disebabkan oleh penyakit telinga jenis yang lain.
Gejala kanker telinga akibat otosklerosis ialah, dari dalam liangnya mengalir cairan kental. Selain itu, pada area sekitar telinga yang bermasalah, terdapat pembengkakan, termasuk pembekuan pada area wajah.
Jika komplikasi ini sudah muncul, berarti otosklerosis sudah memasuki tahap kronis. Bahkan pengobatan tidak lagi bisa dilakukan, kecuali dengan operasi. Sebab, penyebaran virus kanker harus dihentikan dengan cara membuang organ yang terpapar.
Jika pun tidak dilakukan operasi, kemoterapi juga perlu dilakukan. Karena teknik inilah yang masih dianggap cara mencegah sebar kanker yang umum dilakukan. [AdSense-B]
Jika otosklerosis akibat penyakit polip sudah memicu munculnya tuli kondusif, maka fungsi pendengaran akan semakin lemah. Karena yang terjadi tidak hanya tulang stapes yang kaku, penebalan membran timpani juga menjadi penyebabnya.
Efek dari masalah ini ialah, hantaran suara ke dalam gendang telinga sangat minim bahkan nyaris tidak terdengar. Ini yang harus dikhawatirkan dari penyakit otosklerosis.
Selain karena otosklerosis, ternyata tuli konduksi juga disebabkan oleh telinga yang tidak dirawat dengan baik. Sehingga, kotoran yang ada di dalamnya justru menghambat getaran suara.
Untuk mengatasinya, silakan rawat telinga dengan baik. Jika perlu pakai pelumas khusus untuk mengencerkan kotoran telinga. Namun pastikan tidak menggunakan cutton bud. Karena alat ini justru mendorong kotoran lebih dalam memasuki telinga penyebab gejala radang hidung.
Tinnitus adalah penyakit telinga bersuara. Gejalanya ialah, pasien serasa mendengar suara mendesis dan dengung yang tidak beraturan. Ternyata penyakit ini juga disebabkan oleh komplikasi otosklerosis yang memasuki fase parah. Penyakit akibat pembekuan stapes yang dibiarkan tanpa perawatan.
Sejatinya, penyakit tinnitus merupakan gangguan telinga tidak berbahaya sama dengan tanda-tanda amandel. Bahkan, jika tidak disebabkan oleh komplikasi, gangguan telinga ini akan sembuh dengan sendirinya.
Akan tetapi jika disebabkan otosklerosis, penyakit akan lama. Kecuali, gangguan awalnya disembuhkan terlebih dahulu. [AdSense-C]
Jangan sepelekan otosklerosis penyebab amandel, karena bisa memicu Neuroma akustikus. Ini merupakan penyakit serupa tumor yang menyerang saraf telinga. Sekalipun tergolong tumor jinak, jika tidak diobati, keberadaannya tetap membuat tidak nyaman. Resiko kehilangan telinga juga sangat besar.
Komplikasi yang terakhir ialah othematoma. Ini adalah gangguan yang menyerang daun telinga. Penyebabnya ialah sirkulasi darah di sana mengalami hambatan. Tidak lain, ini adalah efek pembekuan sebelumnya yang menyerang tulang stapes.
Jika komplikasi ini muncul, berarti ada dua gangguan di dalam telinga. Yaitu stapes yang beku atau otosklerosis, dan masalah dengan daun telinga. Bukan tidak mungkin, tidak hanya suara tidak terdengar, telinga pasien juga akan terasa nyeri hingga muncul bahaya kanker nasofaring.
Demikian komplikasi otosklerosis yang harus diwaspadai. Sebagian besar memang menyerang telinga yang bermasalah itu sendiri. Sedangkan komplikasi yang terkait penyakit di organ lain seperti jantung, ginjal dan selainnya, nyaris tidak ada kasus yang terjadi.