5 Gejala Pembekuan Darah Di Otak Yang Perlu Anda Waspadai

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bagian tubuh yang paling penting adalah otak karena mempengaruhi bagian tubuh lainnya. Jika terjadi sesuatu pada otak misalnya pembekuan darah atau disebut stroke iskemik maka bagian tubuh lainnya tidak dapat menjalankan fungsinya. Penggumpalan darah di otak ada dua macam yakni penggumpalan darah internal dan penggumpalan darah eksternal. Gumpalan darah terbentuk dari trombosit yang berguna untuk mencegah tubuh agar tidak kekurangan darah. Kondisi ini baik bagi tubuh karena penggumpalan yang terjadi bersifat eksternal. Namun akan sangat berbahaya jika terjadi penggumpalan internal.

Beberapa penyebab pengumpalan internal di otak diantaranya adalah luka, sirkulasi darah yang buruk, penuaan dini dan masalah jantung. Penggumpalan darah di otak dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang berbahaya jika tidak mendapat penanganan secara cepat dan tepat. Adanya penggumpalan darah menyebabkan aliran darah ke otak menjadi terganggu. Suplai darah yang terganggu inilah yang menyebabkan kerusakan otak. Berikut dijelaskan gejala pembekuan darah di otak yang perlu Anda waspadai.

  1. Masalah dalam Berbicara

Salah satu gejala pembekuan darah di otak yang perlu Anda waspadai adalah kesulitan berbicara. Hal ini terjadi karena fungsi otak mulai berkurang sehingga waktu yang diperlukan otak untuk memproses respons bicara menjadi lebih lama. Kesulitan berbicara ini juga merupakan salah satu gejala anemia yang perlu Anda waspadai.

  1. Kejang Otak

Kejang otak memang dapat terjadi pada orang yang tidak mengalami pembekuan darah di otak. Namun Anda perlu waspada jika tidak mempunyai penyakit tertentu dan mengalami kejang karena bisa jadi merupakan bahaya darah beku di kepala terutama otak. Untuk memastikannya segera berkonsultasilah ke dokter. Waspadalah terhadap masalah di otak karena bagian tubuh satu ini merupakan organ yang mengontrol semua fungsi bagian tubuh.

  1. Koordinasi Indera yang Buruk

Penggumpalan darah di otak secara perlahan dapat menghambat kinerja otak. Setelah mengalami kesulitan berbicara dan kejang-kejang, gejala yang muncul adalah masalah dalam penglihatan seperti pandangan yang menjadi kabur yang juga merupakan salah satu ciri-ciri darah rendah kambuh. Tidak hanya itu, biasanya juga disertai dengan kemampuan mendengar yang menurun seperti bisa mendengar tetapi tidak mampu berbicara.

  1. Sakit Kepala Parah

Gejala pembekuan darah di otak selanjutnya adalah sakit kepala parah. Biasanya gejala satu ini sering diabaikan karena penyebab yang umum seperti masalah flu maupun stres. Namun jika sakit kepala yang dirasakan berlangsung cukup lama maka sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Sakit kepala parah juga merupakan salah satu ciri-ciri infeksi sel darah putih dan gejala darah rendah.

  1. Kelumpuhan

Gejala pembekuan darah di otak yang paling berbahaya adalah kelumpuhan. Hal ini terjadi karena otak benar-benar terhenti fungsinya akibat penggumpalan darah. Kelumpuhan yang terjadi dapat dialami seluruh tubuh atau hanya pada sebagian tubuh. Anda pun perlu waspada karena kelumpuhan merupakan salah satu tanda-tanda pendarahan otak dan ciri-ciri penyakit hemofilia yang perlu diwaspadai.

[AdSense-C]

Itulah 5 gejala pembekuan darah di otak yang wajib Anda waspadai. Gejala-gejala tersebut dapat terjadi secara bertahap atau makin lama makin memburuk atau bisa jadi mendadak langsung sangat buruk. Hal ini tergantung pada seberapa besar pembekuan dan area otak yang mengalami kerusakan. Biasanya dokter akan melakukan CT scan kepala, MRI otak, tes darah dan berbagai tes lain untuk memastikan penyebabnya.

Pembekuan darah yang masih tergolong minor biasanya dokter akan meresepkan obat pengencer darah atau obat anti koagulan. Namun jika pembekuan yang terjadi sudah tergolong parah maka dokter akan menganjurkan untuk menjalani operasi. Untuk mencegah pembekuan darah di otak Anda dapat menjaga berat badan tetap ideal, berhenti merokok, menjaga kolesterol dan kadar gula dalam taraf normal, mengurangi makanan berlemak atau bersatan, menjaga tekanan darah dalam batas normal dan beolahraga secara rutin.