Chlortetracycline, juga biasa diperjualbelikan dengan nama dagang Aereomycin, adalah obat yang termasuk dalam golongan antibiotik tetracycline. Jika Anda bertanya-tanya obat apa chlortetracycline itu, obat ini merupakan tetracycline pertama yang teridentifikasi. Kandungan ini ditemukan pada tahun 1945 oleh Benjamin Minge Duggar yang saat itu bekerja di Laboratorium Lederle di bawah pengawasan Yellapragada Subbarow. Duggar mengidentifikasi antibiotik ini sebagai obat dari actinomycete yang dia buat kulturnya dari sampel tanah yang diambil dari kebun Sanborn di Universitas Missouri. Organisme itu dinamai Streptomyces aereofaciens dan obat yang terisolasi sebagai Aureomycin karena memiliki warna keemasan.
Obat ini memang cukup jarang terdengar namanya, terutama oleh orang awam yang tidak bergelut di dunia medis. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai chlortetracycline, mulai dari dosis, kegunaan dan efek sampingnya, simak terus pembahasan berikut ini, ya!
Kegunaan Chlortetracycline
Chlortetracycline banyak digunakan dalam kedokteran hewan. Umumnya obat ini digunakan untuk mengobati kongtivitis pada kucing. Chlortetracycline akan bisa meningkatkan aktivitas antikoagulasi dari acenocoumarol, sebuah antikoagulan yang berfungsi sebagai vitamin K antagonis. Oleh karena itu, obat ini memiliki indikasi penggunaan dalam pembuatan makanan hewan yang mengandung obat.
Chlortetracycline yang termasuk dalam jenis obat antibiotik juga digunakan untuk mengatasi segala macam infeksi akibat bakteri, termasuk jerawat. Hal ini bisa terjadi karena obat chlortetracycline termasuk dalam golongan antibiotik tetracycline yang bisa membantu menghentikan dan menghambat pertumbuhan bakteri.
Cara kerja chlortetracycline, seperti obat golongan tetracycline lainnya, adalah dengan melawan sisi A dari ribosom bakteri. Ikatan ini melawan dengan tRNA yang membawa asam amino, mencegah pertambahan asam amino pada rantai peptide. Aktivitas chlortetracycline yang menghambat sintesa protein ini pun pada akhirnya mencegah pertumbuhan dan perkembangan sel bakteri karena protein yang dibutuhkan untuk perkembangbiakan tidak dapat disintesis.
Namun, sayangnya obat ini tidak bisa bekerja melawan infeksi yang diakibatkan virus, seperti demam dan influenza. Untuk menggunakan obat ini pun Anda harus mengikuti petunjuk dokter dan tidak boleh terlalu sering. Hal ini dikarenakan mengkonsumsi antibiotik secara sembarangan bisa menyebabkan tubuh Anda semakin mudah terinfeksi dan kebal terhadap pengobatan antibiotik di kemudian hari yang menimbulkan bahaya resistensi antibiotik.
Dosis Penggunaan Chlotetracycline
Seperti obat pada umumnya, penggunaan chlortetracycline harus mengikuti petunjuk dokter. Hal ini terlebih karena obat ini termasuk golongan antibiotik yang tidak boleh digunakan sembarangan karena bisa menimbulkan efek buruk pada tubuh dalam jangka panjang, seperti bahaya antibiotik tanpa resep dokter. Maka, jika Anda ingin menghindari dampak buruk antibiotik, Anda mungkin bisa mencoba obat-obatan herbal dan alami yang lebih aman dan bebas efek samping. Misalnya, untuk pengobatan jerawat Anda bisa menggunakan minyak but-but untuk jerawat dan bekasnya, sembari mematuhi pantangan makanan untuk wajah berjerawat agar jerawat bisa sembuh secara alami tanpa antibiotik.
Namun, jika Anda lebih memilih menggunakan antibiotik, dalam hal ini chlortetracycline, Anda bisa menggunakannya dengan dosis yang akan dibahas berikut ini. Perlu diketahui bahwa informasi yang akan diberikan bukan merupakan pengganti dari resep atau rekomendasi medis. Pastikan Anda selalu mengkonsultasikan penggunaan obat dengan dokter untuk mendapatkan dosis yang tepat untuk Anda.
Chlortetracycline biasanya tersedia dalam bentuk tablet dengan dosis 250 mg dan 500 mg. Berikut ini adalah dosis yang umumnya diberikan pada pasien yang membutuhkan pengobatan menggunakan chlortetracycline.
Pada umumnya, orang dewasa bisa menggunakan chlortetracycline dengan dosis berkisar 250 mg hingga 500 mg per hari. Namun, dosis maksimal yang bisa dikonsumsi adalah sebanyak 4 gram per harinya. Anda harus selalu mengkonsultasikan pada dokter Anda sebelum mengkonsumsi antibiotik chlortetracycline ini.
Sementara itu, penggunaan chlortetracycline untuk anak-anak dapat diberikan dengan dosis mulai 250 mg hingga 500 mg per harinya. Meski dosis yang direkomendasikan untuk anak-anak sama dengan orang dewasa, dosis maksimal konsumsi chlortetracycline pada anak-anak lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa. Pada anak-anak, chlortetracycline dapat diberikan maksimal sebanyak 2 gram per harinya. Sama dengan pemberian chlortetracycline pada orang dewasa, pemberian chlortetracycline pada orang anak-anak juga harus berdasarkan rekomendasi atau resep dari dokter anak.
Anda mungkin bertanya-tanya apakah chlortetracycline ini aman digunakan atau dikonsumsi oleh ibu hamil? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui bahwa belum ada penelitian yang memadai untuk menjawab apakah ada resiko tertentu jika chlortetracycline dikonsumsi oleh ibu hamil. Maka, untuk ibu hamil dan juga ibu menyusui, Anda wajib untuk mengkonsultasikan penggunaan chlortetracycline pada dokter Anda untuk mendapatkan informasi mengenai potensi manfaat dan resiko dari penggunaan obat. Akan tetapi, jika mengacu pada US Food and Drugs Administration (FDA), obat chlortetracycline termasuk dalam obat dengan resiko kehamilan kategori D, yaitu berarti obat ini memiliki bukti positif dari resiko.
Lalu, bagaimana jika pasien memiliki riwayat penyakit ginjal? Bagi pasien yang mengalami gangguan pada ginjal mungkin akan khawatir karena ada beberapa obat antibiotik yang bisa memperberat kerja ginjal. Namun, tidak perlu khawatir karena chlortetracycline ini umumnya dikeluarkan melalui feses. Oleh karena itu, fungsi ginjal tidak berdampak pada tingkat pengeluaram chlortetracycline dari tubuh.
Seperti yang telah diketahui, penggunaan chlortetracycline harus dilakukan sesuai dengan petunjuk dokter. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan kualitas obat, apakah masih baik atau sudah melewati masa kadaluarsanya. Jika ada bahaya makanan kadaluarsa, apalagi pada obat-obatan kadaluarsa. Penggunaan obat yang tidak benar bisa menimbulkan efek buruk bagi tubuh, termasuk reaksi keracunan. Jika pasien menunjukkan reaksi keracunan atau overdosis, segera hubungi layanan gawat darurat atau bawa pasien ke unit gawat darurat terdekat untuk mendapatkan perawatan sesegera mungkin. Sembari Anda menunggu pertolongan dari pihak medis, Anda bisa mencoba cara menetralisir overdosis obat terlebih dahulu.
Efek Samping Chlortetracycline
Efek samping yang paling umum dari obat golongan tetracycline adalah gangguan pada pencernaan, termasuk organ lambung dan usus. Selain itu, efek samping yang umum lainnya dari obat chlortetracycline adalah noda di gigi dan tulang. Pada beberapa kasus ditemukan terjadinya hypoplasia pada gigi dan kelainan bentuk pada tulang. Sementara itu, pada ibu hamil obat golongan tetracycline mungkin akan menimbulkan kerusakan pada hati yang bisa dikenali dengan tanda penyakit hati yang harus Anda waspadai.
Namun, pada obat chlortetracycline secara khusus, terdapat efek samping lain yang mungkin dirasakan, antara lain:
Resiko munculnya efek samping juga bisa ditingkatkan oleh kombinasi obat chlortetracycline atau interaksi obat ini dengan obat atau kandungan lainnya. Sebagai contoh, chlortetracycline jika dikombinasikan dengan acitretin, adapalene atau alitretinoin akan dapat meningkatkan resiko terjadinya efek samping.
Tidak hanya itu, interaksi obat juga bisa menimbulkan menurunnya efektivitas pemberian chlortetracycline. Misalnya, interaksi chlortetracycline dengan alumunium fosfat dan alumunium hidroksida bisa mengurangi penyerapan chlortetracycline di tubuh sehingga bisa menurunkan tingkat efektivitasnya. Atau contoh lainnya, penyerapan kandungan mecillinam (amdinocillin), amoxicillin, dan ampicillin bisa menurun jika digunakan bersamaan dengan chlortetracycline. Ketahui juga apa saja efek samping amoxicillin bagi tubuh!
Inilah alasannya mengapa Anda juga harus menginformasikan secara detail pada dokter mengenai riwayat penyakit, pengobatan yang sedang Anda jalani, dan, jika ada, pola diet yang sedang Anda ikuti. Hal ini untuk memastikan zat-zat yang masuk ke tubuh Anda tidak saling mempengaruhi atau berinteraksi. Termasuk penggunaan chlortetracycline dengan obat lainnya pun harus dilakukan sesuai petunjuk dokter. Dokter mungkin akan mengurangi dosis atau mengatur jadwal konsumsi obat untuk menjaga agar semua pengobatan yang sedang berjalan tetap lancar dan tidak saling mengganggu.
Perlu diketahui bahwa efek samping di atas bukan merupakan hal yang pasti. Pada beberapa pasien mungkin akan mengalami efek samping seperti yang telah diisebutkan di atas, namun pada pasien lain tidak mengalami efek samping apapun. Bahkan, tidak menutup kemungkinan pada pasien lainnya timbul efek samping di luar yang telah disebutkan di atas. Segera hubungi petugas medis dan konsultasikan keluhan Anda jika terasa efek samping atau gejala yang mengkhawatirkan.
Demikian pembahasan mengenai chlortetracycline, termasuk dosis, kegunaan dan efek sampingnya. Perlu Anda ingat sekali lagi bahwa ada alasan di balik kenapa antibiotik harus dihabiskan agar tidak menimbulkan efek buruk pada tubuh. Tidak hanya itu, antibiotik juga tidak boleh digunakan secara sembarangan, melainkan harus dikonsumsi dengan jadwal dan ketentuan yang diberikan oleh dokter. Semoga lekas sembuh, ya!