Apa itu Obat Alizapride?
Alizapride adalah salah satu jenis obat yang digunakan untuk postoperative nausea, postoperative vomiting dan kondisi lain. Umumnya, obat ini digunakan untuk pencegahan mual dan muntah setelah kemoterapi. Obat ini termasuk ke dalam kategori jenis obat antimitotic. Obat ini mengandung sodium 0.111 mmol atau 2.557 mg sodium per ml solution untuk injeksi. Obat ini memiliki efek sedative.
Ciri – Ciri Obat Alizapride
Obat-obatan memiliki ciri-ciri dan jenis kemasan yang berbeda-beda. Kemasan obat Alizapride berbeda-beda tergantung dari pabrik produksi dan nama merknya. Namun kebanyakan, kemasan Alizapride didominasi warna putih dengan sedikit kombinasi warna biru dan warna hitam pada informasi yang tercetak.
Kontraindikasi adalah kebalikan dari indikasi. Kontraindikasi adalah kondisi dimana obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh orang-orang dengan kondisi medis tertentu. Biasanya, kondisi medis yang sedang mereka derita nanti cenderung akan memperburuk apabila mereka tetap memutuskan untuk mengkonsumsi hal ini. Oleh sebab itu, sangat penting untuk menginformasikan pada dokter mengenai segala riwayat penyakit yang pernah anda derita, kondisi kesehatan anda saat ini, obat-obatan yang anda dapatkan baik dengan atau tanpa resep dokter, obat-obatan herbal, vitamin dan juga suplemen,. Khususnya informasikan pada dokter mengenai berbagai kondisi medis seperti di bawah ini :
Interaksi Obat Alizapride dengan Obat-Obatan Lain
Interaksi yang terjadi antara beberapa jenis obat-obatan dalam tubuh juga dapat menyebabkan respon negati. Interaksi ini dapat meningkatkan resiko efek samping dan juga mengganggu mekanisme kerja itu sendiri. Sangat penting untuk para tenaga medis profesional yang sedang menangani anda untuk mengentahui apa saja jenis obat-obatan yang sedang anda konsumsi dan dapatkan dengan atau tanpa resep dokter, termasuk di dalamnya obat-obatan herbal, suplemen dan juga vitamin. Yang termasuk tenaga medis profesional di sini adalah dokter, suster, tenaga farmasi dan juga dokter gigi anda.
Beberapa obat-obatan yang berpotensi menimbulkan interaksi dengan Alizapride adalah sebagai berikut :
Obat jenis antidopamin | Benzamides | Dopaminergic | Lepodova | Obat yang mengandung alkohol |
Obat jenis Morphine derivatives | Analgesik | Antitussive | Neuroleptics | Barbiturat |
Benzodiazepine | Obat jenis anxiolytics | Meprobamat | Hypnotics | Antidepressant |
Amitriptyline | Doxepin | Mianserin | Mirtazapine | Trimipramine |
Antihistamine H1 | Obat yang memiliki efek sedatives | Central antihypertensices | Baclofen | Thalidomide |
obat dopaminergics | Amantadine | Apomorphine | Bromocriptine | Cabergoline |
Entacapone | Lisuride | Pergolide | Piribedil | Pramipexole |
Quinagolide | Rasagiline | Ropinirole | Selegiline | Extrapyramidal |
Interaksi yang ada tidak hanya disebabkan oleh obat-obatan saja, tapi juga bisa disebabkan oleh konsumsi makanan tertentu dalam pola kebiasaan hidup sehari-hari seperti kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Konsultasikan pada dokter mengenai jenis-jenis makanan yang harus anda hindari pada saat menerima terapi pengobatan alizapride.
Kebiasaan sehari-hari seperti merokok dan minum minuman beralkohol harus secara berkala dihentikan, khususnya kebiasaan minum-minuman beralkohol. Obat-obatan yang mengandung alkohol tidak dibolehkan untuk dikonsumsi, apalagi alkohol itu sendiri. Hal ini bisa berakibat fatal dan meningkatkan resiko efek samping yang tidak diinginkan. Konsultasikan kembali pada dokter mengenai penyesuaian pola makan dan pola hidup anda yang tepat dan aman pada saat menjalani terapi Alizapride.
Prosedur Minum Obat Alizapride
Dosis Pemakaian Obat Alizapride
Dosis yang diberikan oleh dokter biasanya adalah berbeda-beda. Hal yang dapat membedakan pemberian dosis ini bisa dilihat dari berbagai faktor, seperti faktor usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, riwayat kesehatan, kondisi medis pada saat ini dan juga respon tubuh terhadap obat tersebut. Pasien yang memiliki riwayat penyakit ginjal dan penyakit liver juga biasanya mendapatkan dosis penyesuaian, agar tidak memperburuk dan membebani kerja organ internalnya.
Dosis Alizapride biasanya adalah 2 sampai 5 mg per kg per 24 jam, tergantung dari karakter kemoterapi anti kankernya. Dosis ini bisa dinaikkan hingga 20 mg/kg/hari pada orang dewasa yang sedang menjalani kemoterapi tertentu. Jumlah dosis yang dimasukkan akan diadministrasikan kedalam tubuh minimal dengan 2 kali injeksi. Injeksi yang pertama adalah 30 menit sebelum administrasi cytostatic dan injeksi yang kedua adalah 4 hingga 8 jam setelah injeksi cytostatic.
Untuk dosis lebih dari 5 mg/kg, dan ketika cytostatic perfusion berlangsung selama beberapa jam, jumlah total dosis biasanya akan diinjeksikan selama 5 kali infusion. Pada studi yang ada, maksimal dosis yang dapat diberikan adalah tidak lebih dari 4500 mg per jadwal kemoterapi. Durasi dari penanganan penggunaan obat ini tidak boleh lebih dari 1 minggu. Pemakaian dosis tinggi sedang diobservasi.
Konsultasikan pada dokter mengenai dosis yang aman untuk anda konsumsi dengan berbagai jenis obat-obatan yang anda minum dan juga kondisi kesehatan anda pada saat ini. Pastikan bahwa terapi pengobatan Alizapride adalah aman dan tepat untuk tubuh anda.
Apa yang terjadi jika overdosis obat Alizapride?
Apabila anda atau orang yang ada kenal merasa mengalami overdosis Alizapride, maka segera larikan ke unit gawat darurat terdekat. Bawalah seluruh jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi termasuk obat yang anda dapatkan dengan atau tanpa resep dokter, obat-obatan herbal, suplemen dan juga vitamin. Informasikan pada dokter mengenai kapan terjadinya dan berapa banyak jumlah obat yang sedang dikonsumsi. Hal ini dapat membantu dokter untuk mendiagnosa lebih cepat mengenai overdosis atau keracunan yang sedang terjadi.
Dalam hal ini, overdosis Alizapride akan terlihat dengan gejala-gejala ekstrapiramidal symptoms yang ditangani dengan benzodiazepines pada anak-anak, dan benzodiazepines dan atau anti parkinson anticholinergics pada orang dewasa. Gejala overdosis lain dapat berupa somnolence (tingkat kesadaran menurun) dan severe hypotension (tingkat tekanan darah menurun dengan drastis). Beberapa hal yang menunjukkan gejala-gejala ekstrapiramidal secara fisik adalah tremor, anxiety, merasa sedih, merasa parno, bicara cade, akatisia dan distonia.
Jangan memulai atau memberhentikan pemakaian jenis obat-obatan apapun tanpa konsultasi dan persetujuan dokter. Pemakaian dan pemberhentian obat tanpa pertimbangan medis dapat menyebabkan overdosis dan menimbulkan rebound efek yang membuat tubuh lebih kebal terhadap obat-obatan tertentu. Jangan berikan obat yang diresepkan pada dokter untuk anda kepada orang lain meskipun mereka terlihat memiliki gejala yang sama. Hal ini adalah salah satu faktor terjadinya overdosis dan juga keracunan.
Bagaimana cara penyimpanan obat Alizapride?
Pada umumnya, segala jenis tindakan medis termasuk terapi penanganan menggunakan obat-obatan pasti memiliki efek samping. Efek samping yang terjadi bisa saja berupa efek samping minor atau efek samping yang serius hingga fatal dan mematikan. Namun demikian, tidak semua orang akan merasakan efek samping tersebut. Segera hubungi dokter apabila anda merasakan beberapa gejala efek samping dari penggunaan alizapride seperti di bawah ini :
Apabila anda merasakan efek sedative setelah mendapatkan penanganan alizapride, maka jangan mengendarai kendaraan bermotor dan hindari bekerja menggunakan alat berat yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Segera hubungi dokter apabila anda merasakan beberapa reaksi alergi yang berkaitan dengan efek samping serius seperti ruam dan bintik merah pada kulit, batuk, mengi, kesulitan bernafas, kesulitan berbicara, kulit mengering, kulit mengelupas dengan atau tanpa demam, bengkak pada beberapa bagian wajah seperti pada bagian bibir, lidah dan juga tenggorokan.