Manusia membutuhkan minum setiap harinya karena sebagian besar tubuh kita mengandung air. Pada umumnya manusia membutuhkan sekitar delapan gelas per hari. Namun, keadaan ini pastinya bergantung juga pada kegiatan manusia tersebut.
Apabila kegiatannya sehari-hari dianggap lebih berat seperti lebih banyak berada di luar rumah, mungkin kebutuhan air minumnya bisa lebih dari delapan gelas setiap harinya. Terutama saat cuaca sedang panas. Karena apabila kebutuhan air minum tidak tercukupi, tubuh bisa saja dehidrasi atau kekurangan cairan. Dampaknya, bisa membuat kepala pusing dan sakit tenggorokan atau panas dalam.
Nah, berbicara tentang air minum, tentu air yang dikonsumsi harus yang matang, yang sudah direbus atau dijerang. Namun, kebanyakan, apabila sedang di luar rumah biasanya agar praktis, kita memilih membeli air minum kemasan. Hanya pastikan, harus yang sudah terjamin kualitasnya.
Sebagian orang memang masih memilih mengonsumsi air matang hasil rebusan sendiri. Karena dinilai lebih aman dan sehat. Bahkan terkadang ada yang merebus kembali air yang sudah matang tersebut untuk memanaskannya. Padahal, menurut beberapa pendapat, merebus kembali air matang memiliki efek samping. Apa saja bahaya minum air rebusan yang dipanaskan ulang? Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Mengubah Air Menjadi Beracun
Merebus air memang dapat menghilangkan kuman-kuman atau bakteri yang ada di dalam air. Biasanya kita merebusnya sampai mendidih, kemudian tunggu dulu beberapa menit sampai kuman mati.
Terkadang saat sore hari kita ingin minum air panas untuk menyeduh teh manis atau kopi. Lalu kita memilih menghangatkan air yang sudah matang tadi. Nah, hal ini ternyata dianggap akan menimbulkan bahaya karena air matang yang direbus kembali akan menciptakan larutan berbagai gas dan mineral yang beracun, seperti nitrat, arsenik dan fluorida. Maka, usahakan untuk mengambil air mentah untuk direbus, hindari merebus kembali air yang sudah matang.
2. Berisiko Mengalami Kanker
Masih membahas racun yang dihasilkan dari air rebusan yang dipanaskan kembali, zat nitrat tadi ternyata dapat berubah menjadi nitrosamine yang bersifat karsinogenik. Zat tersebut dihubungkan dengan penyakit kanker seperti leukemia, limfoma, dan beberapa jenis kanker lainnya.
3. Berpotensi Mengalami Batu Ginjal dan Batu Empedu
Kandungan mineral dalam air rjebus yang dipanaskan kembali memiliki potensi batu ginjal dan batu empedu. Lihat gejalanya di sini; tanda tanda batu ginjal. Tentu hal itu terjadi saat kita terbiasa meminumnya secara rutin. Sebetulnya mineral memang baik bagi tubuh seperti garam kalsium. Tentunya dengan dosis yang wajar. Lebih disarankan untuk tidak memanaskan air rebusan kembali, cukup langsung diminum atau saat sedari panas, masukkan ke dalam termos. Jadi, saat kita membutuhkan air panas atau air hangat, kita bisa mengambil air dari sana.
4. Merusak Tumbuh Kembang Saraf Anak
Selain itu, dampak dari peningkatan kadar fluorida diketahui bisa merusak tumbuh kembang susunan saraf dan kognitif anak-anak. Sebaiknya, gunakan air mentah baru untuk dimasak. Jangan memanaskan kembali air yang sudah direbus sebelumnya untuk menghindari risiko tersebut.
5. Menyebabkan Penyakit Jantung dan Ketidaksuburan
Arsenik adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik yaitu kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik biasa digunakan untuk pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy. Pengaruhnya bagi tubuh yaitu senyawa arsenik dapat memicu timbulnya kanker, penyakit jantung, ketidaksuburan, dan masalah saraf.
6. Mengakibatkan Rendahnya IQ
Universitas Harvard mengambil data lebih dari 27 penelitian yang dilakukan selama 22 tahun tentang dampak paparan fluoride terhadap fungsi neurologis dan kognitif pada anak-anak. Hasil penelitian dipublikasikan dalam jurnal Ilmu Kesehatan Lingkungan, menyimpulkan bahwa fluoride yang ditemukan dalam air minum berakibat pada rendahnya IQ pada anak-anak. Zat tersebut muncul akibat merebus ulang air yang sudah matang.
Mulai sekarang, biasakan merebus air hanya satu kali, tanpa direbus ulang untuk menghindari efek negatif tersebut. Karena lebih baik mencegah daripada mengobati.