Merk Obat C

Criax – Fungsi – Obat Apa – Dosis dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Criax termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter.

Komposisi

  • Criax merupakan obat injeksi yang mengandung 1 g ceftriaxone sebagai senyawa aktifnya

Indikasi

Criax diindikasikan untuk pengobatan berbagai infeksi bakteri, yaitu infeksi intraabdomen, otitis media / radang telinga akut, penyakit inflamasi pelvis, infeksi sendi prostetik (sendi yang disambungkan dengan tangan / kaki palsu), meningitis, pielonefritis, dan pencegahan infeksi pada prosedur operasi

Mekanisme Kerja Obat

Ceftriaxone yang terkandung dalam Criax adalah salah satu antibiotik dari golongan sefalosporin generasi ketiga. Ceftriaxone bekerja dengan cara berikatan dengan salah satu reseptor pada dinding sel bakteri, yang kemudian akan menyebabkan terjadinya penghambatan sintesis / produksi dinding sel sehingga bakteri akan menjadi lemah dan lama kelamaan akan mati.

Perlu diingat bahwa ceftriaxone adalah antibiotik, yaitu obat yang digunakan untuk mnegatasi infeksi bakteri, bukan untuk mengatasi infeksi virus atau jamur.

Dosis dan Cara Penggunaan

  1. Dosis Criax untuk infeksi intraabdomen sedang hingga berat: 1-2 g/hari yang disuntikkan secara intravena (disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena), umumnya dikombinasikan dengan metronidazole
  2. Dosis Criax untuk otitis media akut: 50 mg/kg berat badan yang disuntikkan secara intramuskular (disuntikkan ke dalam jaringan otot)
  3. Dosis Criax untuk penyakit inflamasi pelvis: 250 mg yang disuntikkan secara intramuskular bersama dengan antibiotik doksisiklin, dapat pula dikombinasikan dengan metronidazole
  4. Dosis Criax untuk infeksi sendi prostetik: 2 g yang disuntikkan secara intravena setiap 24 jam selama 2-6 minggu
  5. Dosis Criax untuk meningitis: 2 g yang disuntikkan secara intravena setiap 12 jam selama 7-14 hari
  6. Dosis Criax untuk pielonefritis akut tanpa komplikasi: 1-2 g/hari yang disuntikkan secara intravena
  7. Dosis Criax untuk pencegahan infeksi saat prosedur operasi / pembedahan: 1 g yang disuntikkan secara intravena 0,5-2 jam sebelum tindakan operasi
  8. Pemberian Criax dilakukan dengan cara disuntikkan secara intravena atau intramuskular sehingga pemberiannya hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten seperti dokter atau perawat

Kontraindikasi

Pasien dengan kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan menggunakan Criax:

  • Hipersensitif terhadap ceftriaxone atau antibiotik golongan sefalosporin
  • Penggunaan bersamaan dengan lidokain
  • Penggunaan bersamaan dengan obat injeksi lainnya yang mengandung kalsium

Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

  • Ceftriaxone yang terkandung dalam Criax termasuk ke dalam kategori B, yaitu obat yang cukup aman untuk digunakan oleh ibu hamil tanpa berisiko mneimbulkan efek samping yang berarti bagi janin
  • Ceftriaxone yang terkandung dalam Criax diekskresikan / dikeluarkan oleh tubuh ke dalam ASI dalam jumlah kecil. Konsultasikanlah dengan dokter jika Anda mendapatkan resep Criax atau obat lain yang mengandung ceftriaxone selama masih dalam masa menyusui

Efek Samping

Berikut adalah efek samping yang mungkin tibul stelah penggunaan Criax:

  1. Diare
  2. Rasa sakit / tidak nyaman pada tempat penyuntikan
  3. Ruam pada kulit
  4. Peningkatan kadar SGOT dan SGPT (enzim hati)
  5. Leukopenia (penurunan jumlah sel darah putih)
  6. Anemia
  7. Merasa pusing
  8. Sakit kepala
  9. Kandidiasis

Tidak semua pasien akan mengalami efek samping di atas setelah menggunakan Criax. Namun, jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan Criax, segeralah konsultasikan hal tersebut kepada dokter atau apoteker agar bisa segera ditindaklanjuti.

Interaksi Obat

Berikut adalah obat-obat yang mungkin menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan Criax:

  1. Criax dapat menurunkan efektivitas vaksin BCG (vaksin untuk TBC), kolera dan tifoid jika vaksin diberikan pada saat masih dalam masa pengobatan menggunakan ceftriaxone
  2. Criax tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat injeksi yang mengandung kalsium (kalsium asetat, kalsium karbonat, kalsium klorida, kalsium sitrat, kalsium glukonat) karena berisiko menimbulkan terbentuknya endapan obat di pembuluh darah paru-paru dan ginjal yang dapat berakibat fatal
  3. Criax meningkatkan efek obat-obat berikut: argatroban, bivalirudin, dalteparin, enoxaparin, fondaparinux, heparin, lepirudin, tinzaparin, warfarin
  4. Criax dapat menurunkan efek beberapa kontrasepsi oral (bazedoxifene, estrogen terkonjugasi, estradiol valerate), konsultasikanlah dengan dokter, apakah Anda perlu menggunakan kontrasepsi tambahan selagi menggunakan Criax
  5. Criax dapat menurunkan efek kloramfenikol jika digunakan secara bersamaan
  6. Eritromisin beserta bentuk-bentuk esternya (eritromisin etilsuksinat, eritromisin laktobionat, eritromisin stearat)dapat menurunkan efek Criax jika digunakan secara bersamaan
  7. Probenesid dapat meningkatkan efek Criax jika digunakan secara bersamaan

Selalu konsultasikan mengenai obat apapun (sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakan kepada dokter dan/atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan obat tersebut bersamaan dengan Criax tidak akan menimbulkan efek samping yang merugikan bagi Anda. jika ternyata obat tersebut tidak bisa digunakan bersamaan dengan Criax, dokter atau apoteker mungkin akan menyarankan pemberian jeda waktu antara pemberian Criax dengan pemberian obat lainnya atau mengganti salah satu obat dengan obat lain sebagai alternatif.

Perhatian

  1. Jangan memulai atau mengulangi pengobatan dengan menggunakan Criax tanpa menggunakan resep dokter
  2. Criax diberikan kepada pasien dengan cara disuntikkan secara intravena (ke dalam pembuluh darah vena) atau intramuskular (disuntikkan ke dalam jaringan otot), pemberiannya harus dilakukan dengan cara yang benar dan di tempat yang tepat untuk menghasilkan efek yang diinginkan dan menghindari terjadinya komplikasi, oleh karena itu pemberian Criax hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten seperti dokter atau perawat
  3. Criax adalah antibiotik, yaitu obat yang digunakan untuk infeksi bakteri dan tidak bisa digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus seperti flu / influenza
  4. Jika Anda merasakan rasa sakit / tidak nyaman pada kulit di tempat penyuntikan Criax, Anda bisa meredakannya dengan mengompres bagian yang sakit tersebut
  5. Perlu dilakukan penyesuaian dosis Criax pada pasien dengan penyakit ginjal
  6. Criax tersedia dalam bentuk serbuk di dalam vial, serbuk ini akan dilarutkan oleh tenaga medis sebelum diberikan kepada pasien. Criax yang telah dilarutkan hanya boleh disimpan selama 24 jam
  7. Jika belum digunakan, Criax sebaiknya disimpan pada suhu ruangan di tempat yang kering dan terlindung dari sinar matahari langsung (dalam kondisi tersimpan dalam kemasannya)