Cukup susah untuk membedakan antara analgetik dan analgesik. Keduanya merupakan jenis obat yang mirip dan hampir sama tetapi berbeda secara penbendaharaan katanya. Sama – sama berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Analgetik dalam kata sifat dan bendanya dapat disebutkan sebagai analgesik. Obat – obat analgetik adalah obat – obat analgesik. Jadi dapat disimpulkan bahwa analgetik itu adalah analgesik. Berdasarkan kata sifat dan bendanya.
Pengertian dan Fungsi Analgetik
Pengertian dari analgesik menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah obat untuk meredakan rasa nyeri tanpa mengakibatkan seorang pasien kehilangan kesadarannya. Sering disebut sebagai obat pain killer karena dapat menghilangkan rasa sakit yang diderita oleh seorang pasien.
Pengertian analgetik secara menyeluruh adalah senyawa atau obat yang digunakan pasien untuk mengobati atau mengurangi rasa sakit serta nyeri yang diakibatkan oleh rangsangan yang diterima tubuh, baik rangsangan secara mekanik, kimiawi atau fisika yang kemudian akan menimbulkan kerusakan pada jaringan hingga akan memicu pelepasan impuls nyeri seperti brodikinin atau prostagladin. Hingga kemudian mampu mengaktifkan reseptor nyeri pada saraf perifer, kemudian diteruskan ke otak untuk diproses dan menimbulkan aksi berupa rasa sakit yang akan diterima oleh pasien. Analgetik berfungsi dengan menghambat penyaluran sinyal rasa sakit atau kerusakan pada jaringan ini hingga otak akan mendeteksi bahwa tubuh sedang berada dalam keadaan baik-baik saja karena tidak aktifnya saraf reseptor pada saraf perifer.
Beberapa efek membahayakan dari penggunaan obat-obatan yang termasuk ke dalam analgetik adalah bahaya ketergantungan yang akan dialami oleh pasien apabila mengkonsumsi obat tersebut secara terus-menerus tanpa hitungan dosis yang tepat dari dokter.
Kecanduan dan resiko over dosis yang tinggi harus diperhatikan dalam menangani pasien yang memerlukan jenis obat analgetik. Karena obat ini memiliki sifat yang mirip dengan narkotika dan bekerja dengan mempengaruhi sistem saraf pada manusia. Mengubah definisi sakit yang kemudian akan dihantarkan oleh sistem saraf sebagai jaringan penerima dan penyalur rangsangan untuk diproses oleh otak hingga menimbulkan reaksi dari rasa sakit itu sendiri.
Fungsi utama dari obat analgetik itu sendiri adalah menghilangkan rasa sakit. Tapi tidak berhenti sampai disitu saja, berikut adalah beberapa fungsi dari obat-obatan analgetik yang perlu anda ketahui, antara lain adalah :
Mekanisme Kerja Analgetik
Analgetik bekerja dengan menyerang atau mempengaruhi sistem saraf pada manusia. Sesuai dengan fungsi analgetik yang utama yaitu meredakan nyeri atau menghilangkannya, nyeri itu sendiri dapat diartikan sebagai gejala penyakit atau kerusakan pada sel-sel atau jaringan-jaringan pada tubuh yang diakibatkan oleh rangsangan baik secara mekanik maupun kimiawi.
Saat tubuh berada dalam fase menerima rangsangan rasa nyeri ia akan mengeluarkan semacam zat yang mampu mengaktifkan sensor-sensor nyeri pada tubuh. Zat ini biasanya disebut dengan mediator nyeri. Kemudian rangsangan akan dibawa ke sistem saraf pusat untuk diproses oleh otak melalui 7 ruas sumsum tulang belakang.
Mekanisme analgetik dalam meredakan atau menghilangkan rasa nyari adalah sebagai berikut :
Sistem Penggolongan Obat Analgetik
Berdasarkan karakter atau kekuatan pereda nyeri dari obat analgetik itu sendiri di bagi menjadi 2, yaitu analgetik narkotik dan analgetik non narkotik. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing golongan obat analgetik, antara lain adalah :
1. Analgetik Narkotik
Cenderung memiliki efek pereda nyeri yang kuat, titik utama yang diserang oleh analgetik narkotik adalah sistem saraf pusat sehingga pada efek samping yang diberikan salah satunya adalah bisa membuat pasien hilang kesadaran. Menimbulkan perasaan nyaman atau euforia yang kuat dan dapat mengakibatkan ketergantungan baik secara fisik maupun psikis. Memiliki sifat yang bekerja seperti opium atau morfin.
Beberapa jenis obat-obatan yang termasuk ke dalam golongan obat analgetik narkotik adalah sebagai berikut :
Mekanisme yang bekerja dari obat anagetik narkotik adalah dengan menghambat adenilat siklase pada neuron hingga menyebabkan perbedaan dan perubahan pada keseimbangan neuron dalam menghantarkan rangsangan.
2. Analgetik Non Narkotik
Berbeda dengan analgetik narkotik, analgetik non narkotik bekerja dengan tidak menimbulkan sifat adiktif bahkan ketergantungan. Obat ini bekerja dengan sifat yang tidak sekuat analgetik narkotik sehingga tidak menurunkan kesadaran dan aman digunakan oleh siapa saja. Pasien dapat menemukan jenis obat yang termasuk golongan analgetik non narkotik dijual bebas dipasaran.
Selain berfungsi sebagai analgeik lemah atau menurunkan rasa nyeri dan menghilangkan rasa sakit, golongan obat ini juga mampu menghilangkan atau mengurangi efek dari berbagai macam penyakit. Seperti sakit kepada, nyeri saat menstruasi atau dismenore, anti inflamasi, dan arthristis ringan. Dapat digunakan sebagai pereda demam juga, karena salah satu fungsi dari analgetik non narkotik yang mampu menurunkan suhu tubuh ketika demam atau sedang berada di suhu yang tinggi.
Efek samping yang sering pasien dapati apabila mengkonsumsi obat golongan ini antara lain adalah gangguan lambung, kerusakan pada hati dan darah, alergi dan sebagainya.
Jenis dan Contoh Obat Analgetik Non Narkotik
Berikut adalah beberapa jenis serta contoh obat dari masing-masing golongan analgetik non narkotik yang perlu anda ketahui, antara lain adalah :
1. Asam mefenamat
Termasuk ke dalam kelompok anti inflamasi atau pereda nyeri serta radang yang bekerja dengan menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan sehingga menimbulkan efek analgesik (menghambat reseptor atau penerima rangsangan) yang akan dirasakan oleh tubuh. Sangat disarankan untuk menggunakan obat ini secara oral.
Efek samping yang mungkin akan ditimbulkan dari pengkonsumsian obat jenis ini antara lain adalah masalah pencernaan khususnya pada bagian lambung, sakit kepala, pusing, mengantuk, tegang dan mungkin gangguan penglihatan.
2. Parasetamol
Perkembangan untuk mendapatkan obat yang mengandung sifat analgetik tetapi tetap aman menghasilkan penemuan yang berupa obat yang dinamakan parasetamol. Obat ini terindikasi mampu meredakan nyeri tanpa mempengaruhi sistem saraf pusat atau dengan kata lain menghilangkan kesadaran. Merupakan obat analgetik paling aman yang pernah ditemukan karena tidak akan menimbulkan efek ketergantungan dan ketagihan. Mampu meredakan berbagai penyakit seperti demam, pilek dan infeksi kuman atau virus.
Efek samping yang mungkin akan pasien alami apabila mengkonsumsi obat jenis parasetamol antara lain adalah iritasi, pendarahan lambung dan gangguan pada pernafasan. Penggunaan yang berlebihan mampu membawa pasien ke dalam penyakit kerusakan hati yang parah. Aman digunakan untuk ibu menyusui dan hamil meski dalam beberapa keadaan terbukti bahwa parasetamol dapat membuat susu yang dihasilkan oleh ibu menjadi lebih cair.
3. Aspirin
Selain berfungsi sebagai analgetik, obat jenis aspirin dapat digunakan sebagai obat antipiretik atau demam dan juga obat anti inflamasi atau peradangan. Dapat digunakan dalam dosis rendah dan jangka waktu yang lama untuk mencegah serangan jantung. Bekerja dengan menghambat rangsangan pada reseptor rasa sakit hingga menimbulkan efek analgetik. Rangsangan yang diterima tidak akan diteruskan ke sistem jaringan saraf pusat karena efek analgetik dari aspirin yang menghambat kerja dari bagian neuron atau reseptor (penerima) rangsangan pada tubuh.
Efek samping yang mungkin akan dialami oleh pasien apabila menggunakan obat jenis aspirin antara lain adalah sakit kepala, perubahan mental, pusing dan limbung, serta amnesia dan susah untuk tidur. Kerusakan hati serta ginjal akan terjadi apabila penggunaan obat tidak sesuai dengan dosis yang diberikan dan dalam jangka waktu yang lama.
4. Ibuprofen
Efek analgetik yang diberikan oleh jenis obat ibuprofen mirip dengan aspirin. Hanya saja ibuprofen tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil serta menyusui karena dosisnya yang cukup tinggi. Mekanisme kerja dari ibuprofen dilakukan dengan menghambat sintesa prostaglandin hingga neuron tidak menerima rangsangan rasa sakit.
Efek samping yang mungkin akan dialami oleh pasien apabila mengkonsumsi obat jenis ibuprofen antara lain adalah sakit kepala dan pusing, mual atau muntah, diare, konstipasi dan kemungkinan sakit kuning apabila penggunaan obat tidak sesuai anjuran dokter dan dalam jangka waktu yang lama serta terus – menerus. Pasien dengan riwayat penyakit hipersensitivitas atau alergi, asma dan rinitis atau pembengkakan pada selaput lendir di hidung yang parah tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat jenis ibuprofen.
5. Natrium Diklofenak
Bekerja dengan menghambat sensor nyeri dan demam hingga menyebabkan efek analgetik. Mengurangi rasa nyeri secara spontan dan bersamaan dengan penyembuhan bengkak dan demam. Efek samping yang mungkin dialami oleh pasien apabila mengkonsumsi obat ini antara lain adalah gangguan pada saluran pencernaan khususnya lambung, depresi, sakit kepala, cemas, insomnia, dan gangguan fungsi ginjal apabila digunakan oleh pasien dalam jangka waktu yang lama serta terus menerus tanpa anjuran dari dokter. Pasien degan riwayat yang memiliki penyakit seperti hipersensitivitas atau alergi, asma, tukak lambung aktif tidak disarankan untuk mengambil obat ini sebagai bahan obat untuk dikonsumsi.
Demikian penjelasan mengenai analgetik. Konsultasikan lebih lanjut kepada dokter, apabila nyeri tidak kunjung sembuh padahal sudah mengkonsumsi obat analgetik.