Tentunya seperti kita tahu, sarapan nasi adalah suatu kebiasaan bagi sebagian besar masyarakat Asia, termasuk juga di Indonesia. Menu sarapan dengan nasi adalah hal wajib bagi kebanyakan orang, terutama yang tinggal di benua Asia, namun tahukah Anda bahwa ada bahaya sarapan pagi dengan nasi? Nasi memang bermanfaat ketika dikonsumsi pagi-pagi, tapi juga ada efek buruknya.
Nasi dianggap sarapan yang mengenyangkan sehingga pas untuk dinikmati pagi-pagi sebagai menu sarapan sebelum memulai aktivitas. Bukankah banyak orang mengonsumsi nasi di pagi hari yang berlebihan dan menjadi kebiasaan yang turun-temurun dan tak terjadi apa-apa? Benarkah nasi tak memiliki efek samping ketika dinikmati sebagai sarapan?
Nasi goreng, nasi uduk, dan mungkin nasi kuning dapat menjadi menu sarapan yang nikmat dan mengenyangkan bagi banyak orang. Mungkin bagi Anda hal seperti ini tidaklah berbahaya sama sekali, namun efeknya akan terasa ketika Anda melakukan aktivitas. Asupan karbohidrat yang tinggi dari awal akan menimbulkan efek yang cukup mengganggu nantinya.
Efek tersebut adalah rasa ngantuk terus sebagai akibat dari karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh. Bila nasi yang dikonsumsi termasuk banyak, maka asupan karbohidrat pun menjadi lebih banyak yang pada akhirnya tubuh secara tak langsung dipaksa untuk bekerja lebih keras dalam proses pengubahan karbohidrat menjadi glukosa. Inilah yang kemudian menjadi pemicu rasa ngantuk.
Makan nasi secara berlebihan tak mampu menjadi jaminan untuk kita terus merasa kenyang ketika berkegiatan hingga siang. Justru pada sejumlah besar pengalaman orang yang suka sarapan nasi di pagi hari, rasa lapar akan lebih cepat datang. Kadar glikemik indeks dalam nasi termasuk tinggi.
Karena hal tersebut, kadar gula darah di dalam tubuh otomatis akan menjadi naik saat mengonsumsi nasi di pagi hari. Hanya saja, peningkatan tersebut kemudian akan menurun yang kemudian timbul rasa lapar yang menandakan bahwa tubuh kekurangan energi juga. Belum sampai jam makan siang, pada umumnya perut sudah lapar.
Makan nasi sebagai menu sarapan memang tergolong umum dan banyak yang menganggap hal ini sangat baik karena mengenyangkan. Namun perlu juga diingat bahwa nasi pun dapat menjadi peningkat risiko akan gejala penyakit gula. Bagi yang memang kadar gula darah mudah meningkat, maka sarapan nasi putih hendaknya bisa dibatasi atau bahkan diganti.
Penggantian nasi putih dengan nasi merah adalah ide yang lebih baik agar terhindar dari mudahnya kadar gula naik dan mengakibatkan diabetes terjadi. Nasi merah akan jauh lebih baik karena akan memberikan efek kenyang yang lebih tahan lama dengan kadar kalori yang juga lebih rendah sehingga tergolong lebih aman.
Makan nasi di pagi hari dianggap lebih baik ketimbang mengonsumsi roti atau yang lainnya. Namun sebenarnya nasi akan membuat seseorang tidak fokus dalam berkegiatan nantinya, khususnya bila makan nasi terlalu banyak. Efek kekenyangan akan membuat sistem pencernaan bekerja lebih keras dari normalnya.
Inilah yang menjadikan aliran darah yang menuju otak mengalami penurunan sebab konsentrasi asupan aliran darah berfokus lebih pada saluran cerna. Pasokan aliran darah yang menurun menuju otak inilah yang menjadi penyebab berkurangnya konsentrasi seseorang ketika sedang beraktivitas. Kurang konsentrasi di sini juga dapat berupa rasa kantuk yang berlebih sehingga performa dalam menjalankan rutinitas pun kurang maksimal.
Hati-hati dengan kondisi konstipasi alias sembelit yang menjadi salah satu efek sarapan dengan menu nasi. Susah BAB adalah termasuk dampak makan nasi yang terlalu banyak. Konsumsi nasi di pagi hari tanpa diselingi dengan asupan buah dan sayur yang merupakan makanan-makanan yang mengandung serat tinggi bisa menyebabkan sembelit.
Tubuh memerlukan serat, jadi kalau pun ingin mengonsumsi nasi di pagi hari, sediakan porsi yang tak perlu terlalu banyak dan pakailah lauk berupa sayur. Sayur dengan kandungan serat tinggi akan membantu Anda agar tak cepat lapar. Makanan dengan serat tinggi tentunya akan membantu rasa kenyang agar tahan lama ketimbang mengonsumsi terlalu banyak nasi.
Saat sarapan pagi dengan menu seperti nasi uduk, nasi kuning, dan nasi goreng, asupan nutrisi lainnya pun menjadi kurang karena tubuh hanya otomatis menerima asupan karbohidrat. Jadi ketika memutuskan untuk mengonsumsi nasi-nasian di pagi hari, pastikan ada menu lainnya yang menyertai.
Kacang-kacangan atau daging boleh menjadi lauk karena makanan-makanan tersebut akan melengkapi menu sarapan Anda dengan asupan protein hingga serat sehingga tak hanya karbohidrat saja yang memenuhi tubuh di pagi hari. Karbohidrat akan sulit diubah menjadi glukosa menurut hasil studi Harvard School of Public Health, jadi seimbangkanlah dengan asupan nutrisi lainnya.
Apabila Anda memiliki kekhawatiran akan masalah berat badan, maka sarapan dengan nasi adalah pilihan yang kurang tepat. Ada banyak anggapan bahwa sarapan tak dengan nasi akan menjadikan tubuh kurang berenergi dan sebagainya. Namun bila peningkatan berat badan menjadi hal yang dipikirkan, cobalah untuk mengganti nasi putih dengan nasi merah.
Mengonsumsi sayur dan buah di pagi hari secara lebih juga akan membantu Anda kenyang lebih lama sehingga baik sebagai pengganti nasi putih yang hanya menawarkan rasa kenyang sementara. Dengan pilihan nasi merah jugalah Anda akan mampu mengurangi glikemik dan insulin indeks sambil juga meningkatkan kebutuhan serat dalam tubuh.
Di dalam nasi ada kadar glukosa yang tinggi, terutama nasi putih di mana beras putih yang biasa kita masak dan konsumsi secara harian pun telah mengalami yang namanya proses penggilingan. Sementara itu, serat lebih banyak terkandung di dalam kulit beras dan kulit beras ini adalah bagian yang justru dibuang. Jadi dengan kekurangan serat, mineral dan vitamin dari memakan nasi putih, otomatis risiko gangguan pencernaan dapat meningkat.
Sarapan dengan nasi dipercaya sebagai bahan bakar yang baik untuk Anda memulai aktivitas dari pagi, namun nasi yang terlalu banyak tanpa diseimbangkan dengan nutrisi lain dari sayur atau lauk lainnya justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Bila terbiasa mengonsumsi cemilan di antara pagi dan siang, lebih dianjurkan untuk mengonsumsi nasi sebagai sarapan sedikit atau seperempat dari kebutuhan sehari-hari saja. Waspadai bahaya sarapan pagi dengan nasi, khususnya secara berlebihan dan tanpa lauk bernutrisi lengkap.