Ia meninggal dunia di salah satu rumah sakit yang ada di Bandung, Rumah Sakit Al Ihsan pada sore hari Selasa (22/1/2019) pukul 15.05 WIB setelah sebelumnya mengalami keluhan gejala awal berupa gangguan di tenggorokan. Dari tenggorokan rupanya kemudian menyebar sampai lambung dan paru-parunya. Menurut beredarnya informasi yang ada, dirinya telah lama menjadi penderita infeksi paru-paru.
Ketenaran Sodikin sendiri bermula dari perawakannya yang mirip dengan pesepak bola asal Brasil, Ronaldinho, mulai dari potongan rambut panjang hingga raut wajah yang bak pinang dibelah dua. Ia pun diundang ke berbagai acara televisi sekaligus acara yang berkaitan dengan sepakbola sehingga banyak orang familiar dengannya.
Dilansir dari laman Detik Health, menurut dr Fathiyah Isbaniah SpP (K) seorang dokter ahli infeksi baru sebenarnya akibat fatal tak harus dialami oleh penderita infeksi paru karena faktor daya tahan tubuh pasien dan faktor risiko yang ada adalah penentu tingkat kefatalan dan keparahan. Namun, mengapa kemudian banyak kasus infeksi paru yang memakan korban jiwa?
Dikatakan oleh dr Fathiyah bahwa pneumonia adalah jenis infeksi paru yang sifatnya akut, namun dengan penderita yang mengalami infeksi paru akut, sepsis bisa saja terjadi dengan penyebaran infeksi sudah sampai menyeluruh ke organ paru. Sementara TBC atau tuberkulosis adalah yang sifatnya kronis dengan serangan yang waktunya lama.
Berbagai macam mikroorganisme dapat menyerang paru-paru dan menjadikannya terinfeksi, mulai dari virus umum semacam virus influenza, TB atau tuberkulosis, fungi seperti pneumocystis, candida dan aspergillus, serta bakteri pneumonia. Gejala umum yang terjadi saat seseorang terjangkit penyakit ini antara lain sebagai berikut (walaupun tak seluruh gejala akan dialami oleh seorang penderita):
Sebelumnya diuraikan pula oleh dr Fathiyah bahwa infeksi paru bisa menjadi fatal tergantung dari kondisi faktor risiko si penderita. Nah, faktor-faktor risiko berikut inilah yang berkemungkinan besar meningkatkan potensi serangan infeksi paru secara umum.
Setelah pemeriksaan fisik, perlu diadakan CT scan di bagian dada berikut juga bronkoskopi, foto rontgen dada, tes darah dan juga tes sampel dahak apabila memang penderita juga mengalami batuk berdahak berkepanjangan. Mengonsultasikan berbagai keluhan pada dokter ahli penyakit dalam akan lebih membantu, khususnya dokter ahli paru supaya penanganan yang diberikan tepat dengan kondisi.