Obat

11 Akibat Sering Minum Obat Sakit Kepala Paling Berbahaya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam beraktifitas setiap harinya, organ yang diandalkan untuk memberikan perintah kepada seluruh tubuh adalah otak. Saking seringnya berkerja terlalu keras sehingga mengganggu kesehatan otak, tidak sedikit di antara masyarakat yang merasakan nyeri pada bagian organ ini yang lebih dikenal dengan sakit kepala. Penyebab sakit kepala berasal dari berbagai hal. Sakit kepala ini termasuk penyakit yang sering dianggap enteng oleh sebagian dari masyarakat.

Penyakit ini lebih sering ditanggulangi sendiri. Salah satunya dengan meminum obat sakit kepala yang didapat dari warung atau apotik terdekat. Obat ini sering dijadikan solusi setiap kali sakit kepala melanda. Sayangnya, masih banyak yang tidak peduli atau tidak tahu akibat dari pemakaian obat sakit kepala ini dalam dosis yang tinggi dan berkepanjangan. Berikut beberapa Akibat Sering Minum Obat Sakit Kepala dengan dosis berlebih dan jangka waktu yang panjang.

  1. Ketergantungan obat

Pemakaian obat sakit kepala lebih dari sepuluh hari akan menyebabkan penyakit menjadi kebal dan berbalik menyerang tubuh. Hal ini disebabkan oleh pemakaian obat dengan dosis yang tinggi. Obat migraine adalah obat yang berkurang efektifitasnya apabila digunakan lebih dari 15 hari. Sehingga sakit kepala hanya akan mereda sebentar dan muncul kembali walaupun telah mengkonsumsi obat sakit kepala. Hal ini akan menjadi rutinitas atau berketerusan jika Anda bersikeras untuk meminum obat tersebut. Jadi, jika Anda telah mengkonsumsi obat sakit kepala lebih dari tiga hari maka sebaiknya Anda datang langsung ke dokter untuk memeriksakan penyakitnya.

  1. Tekanan darah tidak stabil

Meminum obat-obatan kimia termasuk didalamnya obat pereda sakit kepala akan menyebabkan tekanan darah menjadi tidak stabil. Hal ini dipicu oleh kandungan yang terdapat pada obat tersebut. Apalagi jika Anda memiliki riwayat darah tinggi (hipertensi). Sangat disarankan untuk tidak sembarangan mengkonsumsi obat kimia tanpa anjuran dokter.

  1. Gangguan pada otot jantung

Telah dibahas pada poin sebelumnya bahwa obat sakit kepala dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tidak stabil. Tekanan darah yang tidak stabil ini akan mengganggu kerja otot jantung. Obat ini memberikan tekanan pada pembuluh darah di jantung sehingga kerja jantung menjadi tidak normal. Maka tidak heran pada sebagian orang, setelah meminum obat sakit kepala akan merasakan nyeri pada bagian jantungnya.

  1. Pecahnya arteri nadi

Pembuluh darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh melalui pemompaan darah yang dikerjakan oleh jantung dikenal dengan nadi. Biasanya ketika meraba bagian leher atau pergelangan tangan, Anda akan merasakan denyutan yang dihasilkan dari pemompaan darah di jantung. Apabila terjadi gangguan pada otot jantung karena tekanan darah yang tinggi maka akan mengimbas pada pembuluh nadi. Dinding nadi yang tidak kuat menahan tekanan darah yang melaluinya akan sobek dan berakibat pada pecahnya arteri atau pembuluh nadi.

  1. Mengalami sesak nafas

Selanjutnya, akibat dari seringnya mengkonsumsi obat sakit kepala akan berdampak pada sistem pernapasan Anda. Kerja jantung yang tidak normal akan mengacaukan penyebaran oksigen kedalam tubuh melalui darah sehingga akan menyebabkan dada sesak karena kurangnya oksigen yang dapat masuk. Pastikan Anda tidak memiliki riwayat penyakit asma saat memutuskan untuk mengkonsumsi obat pereda sakit kepala agar tidak memperparah kondisi kesehatan Anda.

  1. Kerusakan pada ginjal

Ginjal adalah organ yang berfungsi untuk menyaring darah dalam tubuh manusia. Mengkonsumsi obat pereda rasa nyeri akan memberatkan kerja ginjal apalagi jika tidak dibarengi dengan minum air putih yang cukup dan ini adalah salah satu penyebab ginjal rusak atau lebih dikenal dengan gagal ginjal. Oleh karena itu, hindari pemakaian obat sakit kepala dengan dosis yang tinggi dan tidak berdasarkan resep dokter karena akan berakibat pada rusaknya organ vital ini.

  1. Dapat merusak otak

Bagaikan efek domino, beberapa akibat yang terjadi dan telah dijelaskan pada poin-poin di atas akan mempengaruhi kondisi otak Anda. Mengapa demikian? Oksigen yang seharusnya mengalir sempurna bersama kandungan air dalam darah ke otak tidak dapat terealisasi akibat gangguan pada otot jantung. Otak yang tidak dialiri cukup oksigen akan menyebabkan sel-sel otak menjadi kurang aktif dan tidak berkembang bahkan sampai menciut. Sehingga menyebabkan otak tidak dapat berfungsi dengan normal. Apabila hal ini berkelanjutan, maka akan membuat otak menjadi rusak.

  1. Sulit berkonsentrasi

Otak yang tidak dapat berfungsi normal akan mengakibatkan Anda menjadi sulit berkonsentrasi. Mungkin awalnya diniatkan untuk meredakan sakit kepala agar dapat kembali beraktifitas dan fokus pada pekerjaan. Namun karena tidak ditanggulangi dengan benar yaitu terus menerus menggunakan obat sakit kepala, malah berdampak sebaliknya. Gangguan pada otak membuat kinerjanya menurun dan membuat Anda tidak dapat berkonsentrasi.

  1. Berkurangnya kesadaran atau sering pingsan

Penyebab pingsan mendadak sangat beragam. Baik dari yang paling sering Anda dengar yaitu disebabkan oleh anemia, perubahan irama jantung dan lain-lain. Uniknya beberapa penyebab seseorang mengalami pingsan atau tidak sadarkan diri ini saling berkaitan yang pemicunya dapat dihasilkan salah satunya oleh seringnya pemakaian obat sakit kepala. Maka berhati-hatilah dalam menggunakan obat tersebut.

  1. Menegangkan otot mata

Bagi penderita glukoma, mengkonsumsi obat sakit kepala secara rutin akan mengakibatkan otot mata menegang. Obat sakit kepala merupakan golongan obat anti inflamasi non steroid alias NSAID. Obat jenis ini tidak baik untuk dikonsumsi penderita glukoma. Oleh sebab itu, hindari penggunaan obat sakit kepala sebisa mungkin khususnya untuk penderita tersebut.

  1. Kulit menjadi sensitif

Penggunaan obat jenis NSAID yaitu salah satunya obat sakit kepala dapat menyebabkan penggunanya mengalami kerusakan pada kulit. Kulit Anda menjadi mudah mengalami peradangan, gatal-gatal, kemerahan dan menjadi lebih sensitif. Apabila hal ini terjadi, hentikan pemakaian obat sakit kepala dan segera obati kulit Anda dengan obat oles yang sesuai resep dokter.

Selain daripada sederetan akibat di atas, masih banyak lagi akibat dari penggunaan obat sakit kepala secara rutin. Antara lain adalah berkurangnya kemampuan penglihatan mata, terjadi gangguan fungsi hati, mual, mudah lelah, cemas, gangguan daya ingat (problematika memori), mudah marah atau tersinggung, depresi dan lain sebagainya. Hanya karena satu buruk dapat berdampak pada banyak hal bagi kesehatan tubuh Anda.

Sakit kepala bukanlah penyakit yang dapat dianggap remeh sehingga dengan mudahnya memutuskan untuk rutin mengkonsumsi obat-obatan kimia yang didapat dari warung maupun apotik terdekat tanpa acuan dari resep dokter. Kesalahan dalam penggunaan obat dapat mengakibatkan sakit kepala bertambah parah apalagi mengkonsumsinya dalam jangka waktu yang panjang. Ada baiknya apabila setelah tiga hari sakit kepala yang dirasakan tidak juga berkurang, Anda langsung pergi ke rumah sakit atau klinik terdekat untuk mengetahui penyebab sakit kepala tersebut dan mendapatkan diagnosis yang tepat. Karena terdapat beberapa jenis sakit kepala yang juga memiliki cara penanganan yang berbeda untuk setiap jenisnya. So, baiknya Anda berpikir ulang untuk meneruskan kebiasaan mengkonsumsi obat sakit kepala.