Labirinitis merupakan radang yang terjadi pada telinga bagian dalam yang bisa menimbulkan rasa pusing bagi penderita dan penyebab telinga bengkak. Labirin merupakan struktur dalam telinga yang bertugas untuk mengatur keseimbangan tubuh. Apabila labirin tersebut iritasi, maka labirin akan mengirim sinyal yang keliru pada otak. Labirinitis juga sering dihubungkan dengan menurunnya pendengaran, hilang keseimbangan, vertigo dan juga mudal. Biasanya, Labirinitis ini lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria dan bisa terjadi pada usia berapa pun. Labirinitis terjadi karena infeksi di bagian labirin telinga dimana bagian tersebut akan penuh dengan cairan pada bagian telinga dalam. Infeksi tersebut akhirnya menimbulkan peradangan di bagian koklea atau organ pendengaran.
Labirinitis yang merupakan salah satu jenis sakit telinga ini sebenarnya disebabkan oleh bakteri atau virus, namun virus yang menjadi penyebab utama dari Labirinitis tersebut.
1. Bakteri Labirinitis
Bakteri yang timbul pada gangguan pendengaran ini akan mempengaruhi telinga bagian tengah tempat cairan yang mengelilingi otak yakni cerebrospinal fluid atau tulang mastoid. Cairan ini nantinya akan menyebar ke telinga bagian dalam dan menyebabkan infeksi di koklea atau organ vertibular. Bakteri Labirinitis ini bisa terjadi bersamaan dengan bakteri meningitis dan juga bisa terjadi saat telinga bagian tengah terinfeksi apabila tidak segera diobati. Beberapa jenis bakteri yang bisa menyebabkan Labirinitis diantaranya adalah:
2. Virus Labirinitis
Infeksi yang terjadi pada telinga bagian dalam juga bisa terjadi karena infeksi virus sistematik yang bisa mempengaruhi seluruh bagian tubuh atau sebagian tubuh seperti salah satu telinga. Sejumlah virus juga bisa menyebabkan Labirinitis yang bisa mengembangkan infeksi saluran pernapasan . Beberapa jenis virus yang menyebabkan Labirinitis diantaranya adalah:
Faktor Risiko
Labirinitis yang bisa terjadi pada segala usia ini juga akan semakin meningkat pada beberapa faktor lain seperti:
Gejala yang ditimbulkan Labirinitis bisa terjadi secara cepat dan juga bisa intens selama beberapa hari. Umumnya gejala tersebut akan hilang namun tiba tiba timbul kembali pada saat penderita menggerakan kepala secara tiba tiba. Gejala yang ditimbulkan Labirinitis ini cukup beragam dan rata rata juga menjadi gejala dari penyakit atau gangguan telinga lainnya seperti:
Labirinitis sendiri terbagi menjadi beberapa2 jenis yakni Labirinitis Supuratif dan Labirinitis Serosa yang dibedakan berdasarkan penyebabnya seperti ulasan berikut.
Bakteri umumnya akan menyebar dari cairan serebrospinal menuju labirin membran lewat saluran pendengaran internal. Infeksi yang terjadi di telinga bagian tengah ini umumnya akan menyebar ke labirin lewat kanal horisontal. Labirinitis Supuratif ini bisa terjadi karena otitis media, kolestea dan juga meningitis. Selain itu, Labirinitis supuratif juga bisa menyebabkan gangguan pada pendengaran progresif sekunder karena nekrosis dan fibrosis koklea membran serta labirin.
Labirinitis serosa umumnya terjadi karena racun dari bakteri dan mediator inflamasi seperti enzim, sitokinin dan lain sebagainya yang membuat radang tersebut tanpa dipengaruhi dengan kontaminasi bakteri secara langsung. Kondisi ini biasanya dihubungkan dengan penyakit telinga akut atau kronis serta dianggap sebagai salah satu komplikasi otitis media yang paling umum.
Diagnosa awal pada labirinitis sebenarnya cukup sulit dilakukan dan tidak semua pemeriksaan bisa mendeteksi infeksi yang menjadi penyebab labirinitis. Namun, diagnosa tetap bisa dilakukan untuk mengurangi gejala yang terjadi seperti muntah, pusing, vertigo dan sebagainya.
Pengobatan Labirinitis yang merupakan salah satu jenis penyakit yang menyerang telinga bertujuan untuk mengatasi gejala seperti vertigo, mual dan juga muntah yang umumnya akan dikonsumsi selama beberapa hari untuk memberi kelegaan. Selain itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meringankan dan mencegah komplikasi Labirinitis.
Antihistamin biasanya dijual bebas yang bisa digunakan untuk mengatasi alergi dan juga mengurangi kongesti karena infeksi yang bisa menyebabkan pembengkakan dan akhirnya menyebabkan Labirinitis serta obat radang telinga. Antihistamin yang bisa digunakan untuk mengatasi Labirinitis diantaranya adalah cetirizine, diphendramine, loratadine, desloratadine dan juga fexofenadine. Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan antihistamin diantaranya adalah mengantuk sehingga baca lebih lengkap apa saja efek samping dari jenis obat ini.
Labirinitis umumnya disebabkan karena infeksi virus sehingga sistem kekebalan tubuh yang nantinya berfungsi untuk membunuh virus tersebut. Yang bisa anda lakukan adalah mengurangi rasa pusing yang berhubungan dengan Labirinitis yakni minum obat pusing.
Beberapa latihan atau gerakan juga bisa dilakukan untuk mengurangi vertigo yang ditimbulkan dari Labirinitis. Salah satu latihan yang paling efektif adalah manuver epley yang bisa memperbaiki partikel kecil pada saluran telinga bagian dalam.
Vestibular Rehabilitation Therapy atau VRT adalah pengobatan yang akan dilakukan pada Labirinitis kronis dan jika gejala tidak berkurang meski sudah mengkonsumsi obat yang juga bisa dilakukan untuk cara mengatasi telinga tersumbat. VRT dikenal sebagai metode terapi fisik yang akan membantu sekaligus memperbaiki gejala Labirinitis. Beberapa tindakan yang kemungkinan dilakukan pada terapi ini diantaranya adalah:
Tes audiometri juga kemungkinan akan dilakukan untuk memperlihatkan gangguan pendengaran campuran pada saat terdapat pada efusi di telinga bagian tengah. Ini dilakukan untuk menyembuhkan infeksi yang mendasari sekaligus membersihkan ruang efusi telinga bagian tengah.
Kortikosteroid dipakai untuk mengurangi peradangan pada labirin sekaligus mencegah gejala serta bisa juga digunakan sebagai obat telinga berjamur. Kortikosteroid digunakan secara sendiri atau dikombinasikan dengan steroid sistemik sehingga hasilnya lebih efektif dibandingkan steroid siskemik.
Pencegahan labirinitis bisa dilakukan untuk menghindari gangguan telinga ini mulai dari menghindari kebiasaan buruk dan memperbaiki pola hidup.
Beberapa penderita labirinitis kemungkinan akan mengalami pusing, vertigo atau gangguan pada sistem pendengaran permanen. Pengobatan yang intensif harus dilakukan untuk mengatasi berbagai gejala tersebut supaya otak bisa kembali dilatih untuk menerima rangsangan dari luar telinga sebagai pencegahan terhadap komplikasi yang jauh lebih serius seperti kehilangan pendengaran secara permanen.