Kuku yang cersih, cantik, dan terawat pasti menjadi dambaan wanita masa kini. Beragam pernai-pernik kuku ditawarkan untuk membuat kuku tampak lebih cantik dan berwarna. Sayangnya, tidak semua orang memiliki bentuk kuku yang cantik akibat kondisi tertentu. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal.
Faktor eksternal seperti kelainan bentuk sejak lahir, efek sisa dari kecelakaan, atau karena kebiasaan menggigit kuku. Selain faktor eksternal, faktor internal juga tak kalah berpengaruh, lho! Anda perlu segera mengetahui apa yang salah dalam tubuh Anda dengan cara di bawah ini!
Bila Anda sering beraktivitas di laboratorium sehingga menyebabkan seringnya kontak dengan bahan kimia seperti sabun dan deterjen. Kuku yang sering kontak dengan kondisi basa dapat membuat kuku rapuh dan mudah patah. Selain itu, banyak orang yang belum mengetahui bahwa kondisi kuku yang rapuh dan mudah patah disebabkan karena gangguan pada kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid ini terletak di bagian leher depan dan berfungsi untuk menghasilkan hormon-hormon di dalam tubuh. Ketika kelenjar ini mengalami gangguan menjadi kurang aktif atau terlalu aktif, maka hormon yang dihasilkan pun tidak stabil. Hal ini memberikan gejala perubahan warna kuku, kuku berleku (pitting), rapuh, bahkan patah.
Terkadang tanpa kita sadari kuku yang semula bening dan bersih lama-kelamaan berubah menjadi agak kekuningan. Kuku kekuningan umumnya disebabkan oleh faktor penuaan dan penggunaan kuteks yang sering. Beberapa kasus seperti ini disebabkan karena infeksi jamur atau bakteri (paronikia), konsumsi obat-obatan dengan kandungan karaoke, bahkan psoariasis kuku.
Bukan, hal init tidak berhubungan dengan tempat gemerlap malam penuh lampu. Kuku clubbing adalah kondisi saat terdapat penebalan jaringan ikat di bawah kuku. Pada dasarnya, kuku akan tumbuh mengikuti bentuk ujung jari. Penebalan jaringan tadi menyebabkan ujung jari dan kuku tampak membulat dan membengkak.
Kondisi kuku clubbing ditengarai karena kekurangan oksigen kronik atau biasa disebut hipoksia kronik. Pada jari dan kuku clubbing, pangkal kuku tidak dapat bertemu melainkan membentuk sudut 165 derajat saat kedua jempol tangan ditemukan di bagian punggungnya.
Garis putih horizontal pada permukaan kuku bisa diakibatkan oleh trauma (kecelakaan) atau penyakit yang diikuti oleh demam tinggi, contohnya pada scarlet fever atau pneumonia. Sebagai respon terhadap tubuh yang sedang sakit, tubuh menunda pertumbuhan kuku karena lbeih memprioritaskan proses pemulihan pada permasalahan lain.
Selain kondisi ditatas, garis putih horizontal juga tampak pada pasien psoriasis kuku, diabetes yang tidak terkontrol, kekurangan zat besi, atau reaksi tubuh terhadap pengobatan tertentu seperti kemoterapi.
Nah, dari tanda di atas masih banyak lagi yang bisa kita ketahui mengenai kesehatan dari bagian-bagian kecil tubuh kita, kawan. Apa kamu pernah mengalami gejala di atas?