Paru-paru termasuk organ penting di dalam tubuh yang bekerja dalam sistem pernapasan. Kondisi tubuh yang sehat serta terjaga dengan baik juga akan berpengaruh besar bagi organ ini. Salah satu diantaranya adalah dengan menjaga kondisi udara di sekitar anda dan menerapkan pola hidup sehat seperti mengurangi asap rokok dan sejenisnya. Sebab, beberapa kondisi buruk yang menimpa organ paru-paru ternyata berkaitan erat dengan seringnya seseorang terpapar asap termasuk asap rokok. Lalu bagaimana bila kondisi paru-paru sudah dinyatakan sakit atau mengalami kerusakan? Keadaan inilah yang kemudian menyebabkan adanya metode transplantasi paru-paru.
Transplantasi paru-paru merupakan prosedur pembedahan medis yang besar guna menggantikan paru-paru yang sudah sakit atau rusak dengan paru-paru yang sehat. Mengingat ini adalah metode pembedahan besar, tentunya tidak bisa dilakukan dengan sepele dan harus sesuai prosedurnya. Organ paru-paru diperoleh dari orang lain yang sudah meninggal atau masih hidup dengan kesediaan terlebih dulu menyerahkan paru-parunya untuk didonorkan. Beberapa hal trekait transplantasi paru-paru, mulai dari metode, bahayanya, hingga manfaat transplantasi tersebut akan dijelaskan pada uraian singkat di bawah ini.
Transplantasi paru-paru tidak bisa dilakukan sembarangan karena harus melalui prosedur kecocokan pendonor dengan pasien yang membutuhkan donor tersebut. Dalam pelaksanaan tindakan medis ini pun, memerlukan yang namanya persiapan dan barulah dilakukan prosedur intinya.
Persiapan
Pasien harus lebih dulu menjalani tes sesuai anjuran dokter untuk juga mengetahui apakah telah memenuhi kriteria kualifikasi, barulah pasien bisa terdaftar pada waktu tunggu. Namun, hal tersebut akan tergantung juga dengan:
Pasien biasanya harus juga lebih dulu menempuh serangkaian tes laboratorium dan pencitraan termasuk pemeriksaan MRI. Tak hanya itu, ada kemungkinan pasien perlu menjalani proses konseling emosional dan finansial. Dokter juga akan memastikan apakah pasien sungguh-sungguh telah siap dengan segala efek samping yang perlu dihadapi.
Selain itu, sebagai bagian dari persiapan, dokter pun biasanya akan melakukan pemberian petunjuk lengkap tentang persiapan tindakan medis. Jika sudah masuk daftar tunggu, memang sebaiknya pasien telah mengemasi barang-barang sebab pemberitahuan ketersediaan organ dapat kapan saja. Setelah diberi tahu, pasien kemudian akan menerima instruksi untuk segera ke bagian yang mengurus transplantasi paru.
Prosedur
Bila setelah melakukan pemeriksaan tersebut, diketahui bahwa pendonor dan pasien memiliki karakteristik yang sama akan segera dilakukan pembentukan tim spesialis dari pihak dokter dan rumah sakit. Tim spesialis yang terbentuk biasanya terdiri dari ahli anestesi, ahli paru-paru, serta ahli penyakit menular. Para ahli tersebut akan menjadwalkan pembedahan transplantasi paru-paru bila dirasa semua hal dan prosedur yang dibutuhkan telah lengkap.
Setelah pemberitahuan dan pasien serta donor paru-paru telah siap di rumah sakit, operasi transplantasi juga siap dilaksanakan. Pasien perlu memakai pakaian khusus yang telah tersedia, lalu juga menerima infus, serta mendapatkan anestesi umum. Berikut ini merupakan langkah proses dari transplantasi pada umumnya:
Bahaya yang bisa ditimbulkan melalui tindakan transplantasi paru-paru adalah adanya komplikasi usai paru-paru digantikan dengan milik pendonor. Dokter biasanya akan memberikan pemantauan yang sangat ketat setelah transplantasi dilakukan. Setidaknya 7 hingga 10 hari masa perawatan di rumah sakit, Dokter dan perawat akan mengawasi jika kemungkinan ada penolakan organ donor atau masalah lainnya.
Sementara itu, selama masa pemulihan tentunya pasien akan mengalami nyeri yang luar biasa dengan disertakan pengobatan anti nyeri dari dokter. Perawatan usai melakukan transplantasi paru-paru setidaknya dilakukan secara rutin pada dokter yang menangani. Beberapa komplikasi yang umumnya dialami oleh pasien yang pernah melakukan transplantasi paru-paru antara lain adalah sebagai berikut.
1. Perforasi Paru-paru
Perforasi atau terjadinya perlubangan pada paru-paru, biasanya akan menjadi efek dari tindakan bedah transplantasi paru-paru. Umumnya, perforasi paru-paru disebabkan tindakan operasi yang dilakukan.
2. Pendarahan
Pendarahan dialami oleh pasien yang umumnya terjadi di sayatan bekas pembedahan yang telah dilakukan. Kondisi ini terkadang baru akan trejadi ketika pasien sudah dalam tahap pemulihan atau perawatan rumah setelah transplantasi dilakukan.
3. Penolakan Organ
Penolakan organ terdiri dari tiga kategori yaitu hiperakut, akut, dan kronik. Ketiganya menimbulkan gejala yang berbeda dalam hitungan jam, hari, hingga bulan. Pada penolakan organ hiperakut, maka pasien akan mengalami gangguan aliran darah di sekitar organ dalam hitungan jam setelah tindakan transplantasi dilakukan. Penolakan organ akut ditandai dengan tidak berfungsinya beberapa jaringan di sekitar organ setelah 5 hingga 21 hari transplantasi. Sementara itu, ketika organ yang digantikan tidak mampu berfungsi sama sekali, maka inilah yang kemudian disebut sebagai penolakan organ kronik.
4. Penyakit dan Masalah Kesehatan Lainnya
Biasanya penyakit yang ditimbulkan setelah menjalani transplantasi paru-paru adalah berkaitan dengan tindakan pembedahan, alergi pengobatan, hingga munculnya masalah kesehatan lainnya seperti risiko kanker atau infeksi yang parah.
5. Kematian
Inilah yang banyak ditakutkan oleh mereka yang menjalani transplantasi paru-paru. Pasalnya, paru-paru yang sudah ditransplantasikan justru bisa menimbulkan penyebaran penyakit lainnya. Baik yang berasal dari riwayat penyakit si pendonor amupun komplikasi yang disebabkan adanya infeksi atau penolakan organ dari pasien. Kematian menjadi bahaya transplantasi paru-paru yang paling menakutkan bagi banyak orang.
Selain bahayanya, ada beberapa manfaat yang kita juga perlu ketahui karena tindakan transplantasi paru-paru secara umum memiliki tujuan yang positif, baik dikaitkan dengan pasien ataupun pendonor. Setidaknya, dengan melakukan transplantasi paru-paru seseorang bisa dikatakan tengah melakukan tindakan life saving atau membantu memperpanjang jangka waktu bagi pasien untuk bertahan hidup dari penyakit yang dialaminya.
Beberapa pasien yang dikategorikan layak melakukan transplantasi paru-paru antara lain adalah sebagai berikut:
Paru-paru sebagai organ yang vital bagi tubuh membutuhkan perawatan dengan baik agar terjauh dari jenis penyakit paru-paru apapun. Setidaknya, hal ini bisa kita mulai sejak awal dengan menjaga kesehatan paru-paru mulai dari mengurangi paparan asap tembakau atau jenis asap lainnya, dan menjaga metabolisme tubuh dengan melakukan tips diet sehat dan mengonsumsi makanan bergizi.
Sekian artikel seputar metode, bahaya, serta manfaat dari tindakan transplantasi paru-paru yang bisa kami sampaikan. Dengan mengetahui beberapa hal terkait transplantasi paru-paru tersebut, diharapkan kita semua bisa semakin waspada dan menjaga kesehatan paru-paru dengan lebih baik.