Kortison adalah hormon anti inflamasi yang sebenarnya diproduksi secara alami oleh tubuh. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar adrenal dalam suatu proses yang disebut steroidgenesis sebagai respons terhadap stress yang dialami tubuh. Proses steroidgenesis pada awalnya membentuk kolesterol dan hormon steroid. Sementara kortisol adalah akhir akhir pada proses tersebut.
Dalam tubuh, kortison alami berfungsi sebagai zat anti inflamasi dan anti peradangan atau anti infeksi. Namun pada kondisi tertentu, di saat-saat yang dibutuhhan beberapa orang dianggap kurang produksi alami kortison. Akibatnya diperlukan kortison dalam bentuk sintesis melalui apa yang disebut suntik kortison. Dan artikel kita kali ini akan membahas beberapa hal tentang suntik kortison.
Mengingat sebenarnya suntik hormon kortison diproduksi secara alami oleh tubuh, kapan saatnya seseorang mendapatkan suntik ini? Hal ini sesuai dengan manfaat suntik hormon kortison yang akan diuraikan di bawah ini.
Hormon ini dilepaskan tubuh pada saat stress. Namun, tekadang ahli medis kemudian memberikan hormon ini jika seseorang dianggap membutuhkannya karena stres yang belebihan dan hormon alami tidak mengatasinya. Pemberian suntik kortison akan memberi efek menenangkan dan cara menghilangkan stres.
Suntik hormon kortison diberikan pada penderita yang mempunyai penyakit autoimun untuk menekan respons kekebalan penderita. Dengan memberikan suntik kortison diharapkan tubuh tidak memproduksi zat kekebalan tubuh secara berlebihan. Penderita gejala lupus umumnya diberikan suntikan ini.
Suntik kortison diberikan pada seseorang yang melakukan transplantasi sumsum tulang dan organ tubuh untuk menekan reaksi tubuh yang menolak jaringan tubuh baru yang tidak dikenalnya.
Sebagai cara mencegah osteothritis berkelanjutan dan radang sendi lain suntik kortison juga dapat diberikan. Suntikan ini meredakan rasa nyeri pada radang sendi dalam jangka waktu yang cukup lama. Namun tidak semua radang sendi dan tulang bisa diredakan dengan suntik kortison. Karena efeknya terhadap tulang rawan, suntikan ini hanya diberikan kepada penderita osteothritis, radang sendi otot siku, encok atau tanda-tanda rematik, iritasi dan peradangan pada otot tendon, bursitis atau peradangan pada kantong cairan sendi, dan sindrom nyeri miofascial.
Pada beberapa kasus suntik kortison digunakan oleh dokter untuk membantu mendiagnosa penyebab nyeri yang diderita oleh seorang pasien. Ketika nyeri mereda, dokter akan lebih bebas melakukan serangkaian tes yang dianggap perlu untuk menentukan penyebabnya.
Jerawat dapat terjadi karena infeksi yang masuk melalui kulit wajah. Pada beberapa orang, jerawat terjadi karena produksi hormon stress, dan sebagainya. Pada kasus ini, suntik steroid dilakukan untuk menghilangkan jerawat dari wajah. Karena jerawat yang dibiarkan dapat merusak penampilan. Jerawat juga dapat menyebabkan peradangan pada kulit wajah.
Suntik kortison secara umum tidak berbahaya. Namun tetap harus dilakukan secara procedural. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat suntik kortison.
Hormon kortison sebenarnya dapat dimasukkan dengan tiga cara yaitu cara melalui mulut atau obat yang diminum, intravena atau melalui masuknya cairan infus, dan suntik kortison langsung menuju sendi melalui kulit.
Suntik kortison ada dua cara, yaitu :
Sebelum disuntik kortison dilakukan, dokter akan menyarankan penderita menghentikan konsumsi obat tertentu. Misalnya obat yang mengakibatkan penipisan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tipis dapat mengakibatkan pendarahan dan memar.
Suntikan antiseptik diberikan di bagian yang akan disuntik sebelum suntik kortison. Sedangkan suntikan bius diberikan agar pasien tidak merasa nyeri saat proses berlangsung.
Jalannya suntikan selama proses berlangsung hingga menyentuh bagian sendi yang diiginkan dipantau melaui USG.
Setelah suntik kortison selesai, pasien akan diminta mengistirahatkan bagian tubuh yang disuntik. Selain itu, bagian tersebut juga akan terus dipantau untuk meminimalkan efek samping yang terjadi.
Beberapa bahaya suntik kortison merupakan gejala yang normal. NAmun jika tidak diatasi segara maka suntik kortison mejadi sangat berbahaya. Meskipun ada juga efek samping atau bahaya suntik kortison yang harus diwaspadai. Efek samping suntik kortison adalah
Hampir mirip dengan suntik biasa, suntik kortison dapat menyebabkan perubahan warna kulit pada bagian sekitarnya. Perubahan warna ini tidak berbahaya dan akan menghilang dengan sendirinya. Pada suntik kprtison untuk meghilangkan jerawat terkadang membuat kemerahan pada kulit wajah.
Pada beberapa orang suntik kortison dapat mengkristal setelah disuntikan atau steroid flare. Tandanya adalah dengan memar dibekas bagian yang disuntik. Pengkristalan ini dapat meyebabkan nyeri yang lebih hebat dibandingkan nyeri sendi yang diobati. Steroid flare dapat terjadi antara 24 samapi 48 jam setelah disuntik dan dapat hilang dengan sendirinya pula. Dokter akan menyarankan kompreas air dingin jika ini terjadi.
Suntik kortison dapat menyebabkan terganggunya hormon dalam tubuh. Salah satunya adalah terganggunya siklus haid. Siklus haid terganggu apabila wanita yang mendapat suntik kortison mengalami keterlambatan haid, haid terlalu cepat, dan bahkan menjadi penyebab tidak haid. Ada juga gangguan hormon yang menyebabkan jerawat timbul semakin banyak.
Atrofi lemak atau hilangnya jaringan lemak dapat terjadi pada jaringan di bawah kulit bagian yang disuntikan. Atrofi ini akan terjadi selama beberapa bulan dan hilang dengan sendirinya.
Pada saat melakukan suntikan ada beberapa kemungkinan terjadi infeksi yang masuk bersamaan dimasukkannya suntikan ke dalam tubuh.
Kerusakan syaraf dapat disebabkan suntikan kortison yang kurang tepat. Ini kemungkinan yang terjadi hanya sedikit sekali.
Seperti telah dikemukakan, suntik kortison dapat mengganggu kestabilan hormon lain selama beberapa saat, termasuk hormon insulin. Pasien yang menderita gejala penyakit gula dianjurkan sering memantau kadar gulanya setelah suntik kortison dilaksanakan.
Resiko pecah tendon terjadi pada suntik kortison yang tertuju pada tendon yang meradang atau tendon lemah.
Suntik kortison dapat membuat terjadinya penipisan pembuluh darah. Oleh karena itu konsumsi obat penipisan oembuluh darah dilarang saat hendak suntik. Penipisan pembuluh darah dapat menimbulkan pendarahan, memar (pembuluh darah pecah di bawah kulit), bahkan sampai terjadi kerusakan.
Demikian artikel kali ini tentang suntik kortison, manfaat, metode, dan bahayanya. Jika tetap terpaksa melakukannya, teruslah berada di bawah panataun dokter. Konsultasi dengan dokter tentang efek samping yang lebih berbahaya untuk pelaksanaan suntik kortison selanjutnya. Semoga ulasan ini bermanfaat bagi kita agar mampu mewaspadainya.