Tubuh manusia tak akan bisa lepas dari sokongan kinerja organ-organ yang berada di dalamnya. Setiap organ akan berhubungan dan memberikan efek langsung yang sangat berpengaruh pada kehidupan kita. Namun, tak jarang juga beberapa organ mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Penurunan kinerja ini sendiri bisa karena usia atau dikarenakan organ tersebut terjangkit oleh suatu penyakit.
Salah satu organ yang cukup penting bagi manusia adalah mata. Organ ini memudahkan kita untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Tapi, organ ini sendiri juga rentan dengan serangan beberapa penyakit, serta penurun kondisi dikarenakan usia. Penurunan kinerja mata dikarenakan usia adalah sebuah hal umum yang sering ditemukan. Untuk mengobati ini sendiri biasanya di butuhkan terapi khusus yang bekerja untuk meningkatkan kinerja mata kembali. Salah satu terapi yang di gunakan adalah Rheoperesis.
Kali ini kita akan membahas mengenai banyak hal yang berhubungan dengan Rheoperesis serta jenis penyakit mata yang membutuhkan tindakan tersebut. Rheoperesis sendiri mungkin belum terlalu banyak orang yang tahu soal terapi ini. Untuk itu, mari kita bahas beberapa hal mengenai terapi ini, seperti
Rheoperesis adalah sebuah tindakan medis yang digunakan untuk menterapi salah satu penyakit yang berhubungan dengan organ mata. Penyakit yang di terapi oleh tindakan ini adalah Age-Related Muscular Degeneration (AMD) atau bisa juga disebut dengan degenerasi macula. Terapi ini sendiri bekerja dengan mengubah kekentalan darah. Pengubahan ini dilakukan dengan cara menghilangkan beberpa kandungan darah yang diras kurang penting seperti fibrinoge, LDL Cholestrol, alpha-2-macroglabulin, Von Willebrand fagtor, dan Immunoglobulin M. Penghilangan beberapa macro proteiin dan kandungan lemak yang ada dalam darah ini sendiri bertujuan untuk memurnikan darah itu sendiri.
Darah yang murni tersebut kemudian akan kembali dimasukan kedalam jaringan darah. Metode yang digunakan sendiri hampir mirip dengan metode plasmapheresis. Pemurnian darah ini sendiri berhubungan dengan teori bahwa muscular mata akan bekerja lebih maksimal dan lebih baik jika darah yang melalalui bagian tersebut merupakan darah yang lebih bersih dan murni. Berpegang pada teori ini maka banyak yang beranggapan bahwa terapi Rheoperesis sangat penting untuk menangani pasien dengan keluhan degenerasi muscular.
Terapi rheoperesis pertama kali dilakukan pada tahun 1998 di Amerika Serikat. Pada saat itu terapi ini sendiri dicobakan kepada 30 pasien yang mengalami masalah dengan degenari muscular. Meskipun hasil dari terapi tersebut menunjukan hasil yang memuaskan tapi, penelitian ini sendiri tidak dilanjutkan. Hal ini berhubungan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan. Tetapi, terapi ini masih dikembangkan hingga saat ini, khususnya di negara Jerman dan Kanada.
Metode yang digunakan dalam rheoperesisi sendiri bisa dikatakan merupakan sebuah metode yang umum dilakukan. Hal pertama adalah dengan pemasangan dua keteter pada masing-masing tangan. Keteter ini sendiri berfungsi untuk menarik darah dari dalam tubuh dan untuk memasukan darah kembali kedalam tubuh. Darah yang diambil dari dalam tubuh akan mengalami pemisahan dalam mesin apharesis.
Pada alat inilah darah akan dipisahkan denagn beberapa macro nutrisi dan beberapa lemak yang mengganggu. Jumlah plasma yang dimurnikan sangat diawasi dengan baik. Pengawasan dan kalkulasi jumlah plasma yang dimurnikan menggunakan Cobe Spectra Separator. Dengan alat tersebut jumlah plasma akan sangat seimbang. Biasannya dalam sekali terapi jumlah plasma yang di murnikan todak terlalu banyak. Hal ini berhubungan dengan kesehatan dari pasien itu sendiri.
Setelah darah yang dimurnikan tersebut selesai, maka darah akan kembali dimasukan kedalam tubuh. Pengembalian darah ini akan melewati rheofilter, untuk menjamin bahwa tak ada komponen lain yang berada dalam darah. Selama melakukan proses ini pasien akan diberikan obat anti koagulan. Pemberian obat ini sendiri bertujuan untuk menghindari adanya penggumpalan darah pada pasien selama proses berlangsung.
Lama proses terapi ini sendiri akan berbeda-beda- untuk setiap pasiennya. Biasanya hal ini akan bergantung pada kesehatan dan kondisi dari tubuh pasein itu sendiri. Namun, biasanya lama waktu yang dibutuhkan sekitar 2 atau 4 jam. Pasien akan mengalami 8 kali proses terapi, dengan masa jeda sekitar 10 sampai 12 minggu. Jumlah terapi perminggu akan selalu meningkat. Untuk waktu pertama maka pasien akan mengalami 2 kali terapi. Untuk terapi berikutnya bisanaya pasien akan mengalami 4 kali terapi dalam seminggu.
Rheoperesis sendiri dianggap merupakan salah satu metode yang pas untuk mengatasi keluhan age-related muscular degeneration atau AMD ini. Meskipun, dalam hal ini biasanya terapi ini masih berada dalam tahap eksperimen. Namun beberapa penelitan telah menunjukan hasil yang cukup memuaskan. sebuah teori mengatakan bahwa daerah macula yang berada di bgain belakang organ mata ini membutuhkan pasokan darah yang penuh akan nutrisi dan oksigen untuk dapat bekerja dengan maksimal.
Sedangkan, untuk mendapatkan kandungan darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen dubutuhkan proses yang berada di luar tubuh. Karena tubuh sendiri tak dapat memurnikan kandungan darah. Pada tahap ini sendiri, kita akan melihat adanay persamaa dengan terapi plasmapheresis yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis penyakit yang berhubungan denagn imunitas seperti lupus. Kedua terapi tersebut membutuhkan kandungan plasma yang murni dari dalam darah.
Terapi rheoperesis sendiri terjadi dalam sebuah alat yangn berada di luar tubuh. Alat ini sendiri terdiri dari berbagai macam jenis penyaring yang digunakan untuk menyaring komponen dalam darah. Komponen penyaring ini sendiri bertujuan untuk menghilangkan beberapa kandungan dalam darah yang bisa menyebabkan peningkatan kekentalan darah, menurunkan laju aliran darah, serta dapat merusak pembuluh darah kapiler.
Beberapa teori mengatakan bahwa darah yang telh dimurnikan akan dapat mengalir dengan lancar pada saluran kapiler darah terkecil. Sehingga penyebaran darah kesulur tubuh akan menjadi lancar.
Sayangnya, tidak semua pasien penderita AMD bisa mendapatkan dan menjalani terapi Rheopheresis ini sendiri. Untuk dapat menjali terapi ini sendiri biasanya pasien akan mengalami serangkaian pengujian. Pengujian ini sendiri bertujuan untuk menentukan kindisi dari tubuh pasien itu sendiri. beberapa tes yang biasa di lakukan seperti tes mata dan tes pada darah.
Jika kita membahas mengenai rheo peresis maka kita tak akan bisa lepas dari pembahasana yang berhubungan dengan AMD. Hal ini dikarenakan kedua hal tersebut sangat berkitan erat satu sama lain. AMD atau Age Related Macular Degenaration meruapakan sebuah kondisi dimana adanaya bagian penglihatan yang mengalami gangguan. Jenis gangguan ini sendiri biasanya berupa hilangnya kemampuan melihat pada titik tengah mata. Atau dalam beberapa kasus pandangan pasien menjadi kabur. Kondisi ini sendiri tak memiliki gejala awal, pasien yang mengalami kondisi ini biasanya akan mengalami penurunan kinerja mata. Semakin lama kinerja mata yang menurun akan membuat pasien mengalami kebutaan.
Gejala ini sendiri sangat umum terjadi pada orang tua. Hal ini dikarenakan kondisi penglihatan mereka yang sangat menurun drastis, serta kemapuan organ untuk dapat berkerja maksimal sangat tidak memungkinkan. Selain dikarenakan faktor usia, kondisi ini sendiri bisa terjadi dikarenakan akibat dari bahaya merokok. Merokok dapat mempercepat terjadinya proses degenerasi macular pada mata. Kondisi AMD sendiri biasanya dapat dibagi menjadi dua macam yaitu kondisi “kering” dan kondisi “basah”. Namun, yang paling sering ditemukan adalah kondisi kering. Penyakit mata yang berhubungan dengan AMD kategori basah adalah katarak.
Jika pasien telah mengalami kondisi ini sendiri maka tak ada terapi yang bisa mengembalikan kondisi penglihatan total seperti semula. Terapi rheoperesis sendiri akan mengembalikan kondisi pasiem semaksimal mungkin, namun akan sangat susah jika pasien telah mengalami kebutaan total. Kondisi ini sendiir biasanay terjadi pada kedua belah mata atau hanya pada salah satu mata saja.
Kondisi AMD sendiri memiliki banyak sekali penyebab yang bisa membuat seseorang mengalami kondisi ini. Selain dikarnakan faktor umur, beberapa hal yang menyebabkan degenerasi macular adalah
Kondisi AMD tak dapat di obati secara total meskipun menggunakan beberapa jenis terapi. Bahkan terapi rheogenesis pun tak akan dapat mengembalikan kemapuan melihat mata secara penuh. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan beberapa hal untuk dapat menunda terjadina degerasi macula. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk dapat memperlabat kondisi ini, seperti :
Rheoperesis sendiri sama seperti tindakan medis lain yang digunakan untuk mengobati suatu penyakit tertentu pasti memiliki efek samping yang akan di rasakan oleh pasien. Namun, selama ini masih belulm di temukan efek samping terapi rheoperesis yang terjadi dalam jangka waktu lama. Beberapa efek samping yang ditemukan kebanyakan adalah efek samping yang terjadi dalam jangka pendek. Meskipun, metode terapi ini masih dalam pengembangan secara terus menerus. Namun, beberapa ahli menganggap bahawa terapi ini sendiri dapat dikategorikan sebagai terapi yang cukup aman untuk dilakukan.
Beberapa efek samping yang bisa muncul pada pasien yang menjalani terapi rheoperesis ini sendiri seperti.
Nah, itu tadi informasi yang berhubungan denagn terapi Rheoperesis yang bertujuan untuk mengobati degenerasi macular pada mata. Meskipun, rheoperesis masih mengalami pengembangan terus meneru, namun terapi ini dianggap cukup berhasil dalam mengatasi kondisi AMD pada pasein. Semoga informasi ini bermanfaat.