Kanker prostat merupakan penyakit yang mengerikan bagi sebagian besar pria. Apalagi bila kanker prostat sudah mencapai stadium lanjut yang berakibat pada nonaktifnya jaringan serta fungsi prostat itu sendiri. Salah satu metode pengobatan medis yang dilakukan untuk menangani penyakit kanker prostat adalah dengan prostatektomi radikal. Metode ini adalah cara untuk menyembuhkan penyakit benign prostate hyperplasia atau kanker prostat dalam istilah umumnya.
Tindakan prostatektomi radikal biasanya dilakukan pada pasien dengan diagnosa kanker prostat. Cara ini dilakukan dengan mengangkat kelenjar prostat yang mengalami masalah atau telah tersebar sel kanker di organ tersebut yang tentu berbeda dari tindakan operasi prostat laser. Untuk mengetahui beberapa hal terkait prostatektomi radikal mulai dari metode, bahaya, serta manfaatnya bagi pasien dengan gejala prostat atau diagnosa kanker prostat, silakan simak ulasan berikut ini.
Sebelum melakukan tindakan operasi ini biasanya dokter akan terlebih dulu melakukan tes sistokopi guna mengamati kondisi uretra dan kandung kemih pasien. Selnjutnya, dokter akan meminta pasien melakukan serangkaian tes seperti tes darah, tes rectal digital, tes antigen spesifik prostat, serta biopsi kanker untuk melihat kondisi sel kanker. Pada tahap ini, pasien juga wajib memberitahukan tentang penggunaan obat yang dikonsumsinya, alergi atau riwayat kesehatan lainnya.
Prostatektomi radikal biasanya dilakukan dengan pengangkatan kelenjar prostat milik pasien kanker prostat. Tidak hanya kelenjar prostat tetapi beberapa jaringan disekitarnya pun turut diangkat. Pengangkatan juga dilakukan pada vesikula seminalis dan kelenjar getah bening. Dalam pelaksanaannya, ada tiga teknik yang dilakukan pada tindakan prostatektomi radikal ini, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Prostatektomi Radikal Terbuka
Operasi terbuka ini dilakukan oleh para ahli bedah yang dimulai dengan sayatan untuk mencapai kelenjar prostat. Sayatan yang dibuat bisa dengan pendekatan retropubik maupun dengan teknik pendekatan perineum. Kedua cara ini hanyaa berbeda di letak sayatan yang dibuat oleh dokter bedah. Jika pada retropubik, sayatan dibuat di bagian bawah perut pasien, sedangkan perineum melakukan sayatan pada wilayah sekitar anus dan skrotum.
Dilihat dari masa pemulihannya, pendekatan perineum pada operasi terbuka ini lebih cepat dibandingkan dengan retropubik. Operasi retropubik memiliki tingkat risiko yang lebih rendah berhubungan dengan kerusakan saraf yang biasanya berefek pada masalah pengendalian kandung kemih maupun ereksi.
2. Prostatektomi Radikal Laparoskopi
Operasi prostektomi Radikal Laparoskopi merupakan tindakan operasi yang dimulai dengan membuat sayatan kecil di bagian perut pasien kanker prostat menggunakan bantuan alat laparoskopi. Alat kecil tersebut kemudian dimasukkan pada salah satu sayatan dan pengangkatan kelenjar dilakukan menggunakan tangan.
3. Robot-assisted Radical Prostatectomy
Dilihat dari konsepnya, tindakan ini hampir sama dengan prostatektomi radikal laparoskopi. Hanya saja pada Robot-assisted Radical Prostatectomy juga menggunakan bantuan lengan robot yang menerjemahkan gerakan tangan dokter bedah dari jarak jauh. Biasanya pilihan operasi ini hanya dilakukan oleh dokter yang sudah terlatih saja.
Metode prostatektomi radikal yang dilakukan oleh para ahli bedah bergantung pada kondisi pasien kanker prostat dan stadium kanker yang ditangani. Merujuk pada beberapa kasus, selain melakukan pengangkatan kelenjar prostat dengan baik, dokter juga masih berkewajiban memantau kondisi pasien setelahnya untuk mengurangi risiko yang dikhawatirkan akan dirasakan pasien setelah pengangkatan selesai.
Setelah tindakan medis dilakukan, ada masa pemulihan dan perawatan pasca prostatektomi radikal. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan sekaligus juga diikuti oleh para pasien:
Dilihat dari manfaat, tentu saja masih berkaitan dengan tujuan dilakukannya prostatektomi radikal pada pasien kanker prostat. Penyakit kanker prostat yang mengancam jiwa penderita, tentu membutuhkan tindakan penanganan yang salah satunya adalah melalui tindakan prostatektomi radikal. Jadi, dengan kata lain prostatektomi radikal bermanfaat bagi kelangsungan hidup pasien kanker prostat untuk mengangkat sel kanker secara keseluruhan dari kelenjar prostat secara khusus dan terhindar dari penyebaran sel kanker yang bisa semakin meluas ke jaringan tubuh lainnya.
Prostatektomi radikal menjadi salah satu tindakan medis yang menjadi solusi paling baik apabila tumor Anda dijumpai pada kelenjar prostat, namun belum menyebar atau menyerang sampai ke bagian organ lainnya. Perawatan ini juga bertujuan utama sebagai penghilang kanker sebelum penyebaran terjadi ke bagian tubuh lainnya menghilangkan kanker sebelum bisa menyebar ke bagian tubuh lain.
Pada prosedur tindakan medis satu ini, terkadang dokter bedah pun perlu mengangkat sekaligus menghilangkan struktur yang masih ada kaitannya, seperti vesikula seminalis dan vas deferens. Pengangkatan dari vesikula seminalis sudah tergolong umum dilakukan, khususnya melalui tindakan medis seperti ini dan hal ini adalah sebagai faktor yang memastikan bahwa kanker sudah hilang total.
Berbicara tentang bahaya yang ditimbulkan dari prostatektomi radikal yang dilakukan adalah topik yang sangat penting. Pasalnya, selain dokter, pasien juga harus waspada terhadap kemungkinan sel kanker yang kembali tumbuh di dalam tubuhnya. Beberapa risiko atau bahaya yang bisa dialami pasien setelah menjalani operasi pengangkatan kelenjar prostat antara lain adalah sebagai berikut.
1. Inkontinensia Urine
Kondisi ini ditandai dengan berkurangnya kontrol pasien terhadap sistem pengeluaran terutama saat buang air kecil. Pasien jadi sulit untuk mengontrol keluarnya air seni dan cukup mengakibatkan kondisi yang tidak nyaman.
2. Penyempitan Uretra
Penyempitan terjadi pada uretra yang merupakan saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh. Kondisi ini juga bisa menyebabkan aliran urin terhambat dan berisiko pada infeksi serta peradangan.
3. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi atau yang juga dikenal dengan impotensi akan dialami pasien bila kinerja hormon, saraf, otot, otak, serta pembuluh darah tidak berfungsi dengan baik ketika seharusnya mengalami gairah seksual terhadap lawan jenis. Kondisi ini bisa saja menjadi risiko setelah dilakukan operasi pengangkatan kelenjar prostat.
Bahaya infeksi saluran kencing merupakan kondisi dimana beberapa organ yang menjadi bagian dari sistem kemih seperti ginjal, ureter, uretra, kandung kemih mengalami peradangan atau infeksi serius oleh bakteri. Bakteri ini bisa saja menyebar ketika seseorang usai menjalani operasi, seperti prostatektomi radikal.
5. Pendarahan Urine
Pendarahan pada urin bisa saja terjadi setelah pasien melakukan tindakan operasi di sekitar saluran kemih. Biasanya ditandai dengan berubahnya warna urin menjaid kecoklatan atau kemerahan dan bila tidak segera ditangani bisa menjadi hematuria yang kronis.
Sekian artikel seputar metode, manfaat hingga bahaya dari tindakan prostatektomi radikal yang bisa kami sampaikan. Dengan mengetahui bahaya atau risiko dari tindakan prostatektomi radikal, diharapkan kita semua bisa semakin tahu bahwa pola hidup sehat wajib diterapkan sejak sekarang.