Seorang instruktur fitness yang juga diketahui merupakan seorang binaragawan asal Taiwan mengalami serangan stroke. Pria yang terkenal dengan sebutan JZ Fitness atau Muscle Dad ini bersama istrinya merupakan pasangan pecinta olahraga karena keduanya berolahraga bersama selalu dan bahkan acara-acara kebugaran kerap mereka hadiri bareng.
Pria berusia 37 tahun ini cukup membuat banyak orang terkejut karena serangan stroke yang ia alami. Dilansir dari World of Buzz, istrinya menceritakan betapa traumatisnya pengalaman beberapa waktu lalu di mana sang suami terkena stroke. Untungnya ia mendapati sang suami jatuh dan kehilangan kesadaran cukup cepat dan sebelum ia keluar rumah.
Usai dilarikan ke rumah sakit, dokter yang menangani memberi tahu bahwa sang suami mengalami emboli otak. Beruntung semuanya belum terlambat karena masih ada banyak waktu bagi pria ini untuk memperoleh perawatan di rumah sakit. Dari jatuh dan pingsan, JZ mengalami koma selama kurang lebih seminggu.
Pihak keluarga sendiri cukup dibuat bingung karena JZ terkena stroke dadakan padahal memiliki kebiasaan sehat. Jangan salah, dokter menemukan kemungkinan faktor risiko yang menyebabkan JZ dari riwayat kesehatan yang sudah diperiksa. Dari pihak ibu JZ-lah, hiperkoagulasi ditemukan sehingga itu artinya pembekuan darah sangat mudah terjadi.
Sang istri pun angkat bicara bahwa suaminya terlalu banyak bekerja sampai kurang tidur. Tak hanya itu, memang riwayat kesehatan keluarga meningkatkan risiko JZ terkena stroke dini yang nampak seperti dadakan. Hal ini benar-benar mengagetkan karena keduanya masih muda, rajin olahraga, belum lagi rutin cek kesehatan tahunan.
Ketiga hal tersebut rupanya tidaklah cukup untuk mencegah penyakit stroke sama sekali, karena nyatanya JZ punya kebiasaan tidur yang buruk. Ia baru tidur jam 3 pagi karena begitu sibuk dengan pekerjaan, lalu jam 6 pagi ia bangun. Memang tiap siang hari ia akan tidur siang namun jika ditotal menurut istrinya ia tak memperoleh kualitas tidur yang baik; istirahat kurang dari 6 jam dalam sehari berkepanjangan akan berefek buruk bagi kesehatan.
Siapapun perlu untuk mengenali apa saja faktor risiko stroke dini atau stroke ringan agar mampu mewaspadainya.
Selain faktor risiko atau pemicu serangan stroke ringan, gejala-gejala umumnya pun perlu kita ketahui untuk bisa dapat diperiksakan ke dokter secepatnya.
Berkonsultasi ke dokter lebih cepat lebih baik di mana dokter akan memeriksa fisik penderita. Usai pemeriksaan fisik, biasanya akan dilanjutkan dengan metode diagnosa penunjang seperti pemeriksaan MRI otak, CT scan otak, rontgen dada, EKG, maupun pemeriksaan struktur sekaligus aliran darah menuju otak serta tes darah jika perlu.
Pada kasus JZ, ia harus menjalani rehabilitasi secara rutin dan juga perawatan lainnya yang mendukung pemulihannya. Karena rajin berolahraga dan mampu menjaga kebugaran tubuh, rupanya pemulihan terjadi begitu cepat. Dari pengalaman JZ, keluarganya kini sangat menjaga pola tidur mereka dengan menetapkan jam tidur jam 10 malam dan bangun pagi secara teratur.