Pernahkah menjumpai orang yang memiliki kaki tidak normal dan lumpuh? Pernahkah melihat bayi yang divaksin IPV atau OPV dengan iming-iming manfaat imunisasi polio pada anak? Tentunya tidak asing lagi, karena penyakit polio yang disebabkan oleh virus poliomyelitis ini memiliki dampak yang sangat mengerikan, sehingga sangat perlu mengetahui pencegahan polio agar terhindar dari serangan virus poliomyelitis ini.
Jika tidak dicegah, virus ini sangat membahayakan. Apalagi virus ini memiliki daya hidup yang sangat kuat, dan memiliki masa inkubasi yang singkat, yaitu tujuh hingga sepuluh hari. Setelahnya, virus akan semakin kuat dan menyerang tubuh. Bahkan, dalam hitungan jam, virus poliomyelitis ini sudah menimbulkan dampak yang menakutkan.
Untuk lebih memahami pencegahan penyakit polio, dapat ditelusuri dari pengertian penyakit polio, gejala, penyebab, lalu angkah-langkah pencegahan polio yang akan dijelaskan dalam ulasan di bawah ini:
Jenis Polio
Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus poliomyelitis yang menyerang sistem saraf tulang belakang maupun sistem saraf otak. Sehingga, dampak yang ditimbulkannya pun sangat mengerikan. Pengertian penyakit polio ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam dan dijelaskan sebagai berikut:
Polio jenis ini menyebabkan kelumpuhan permanen. Dimulai dari virus yang terserap di usus, lalu masuk dalam sistem peredaran darah dan berakhir dengan penyerangan pada sistem saraf tulang belakang dan otak. Ketika bagian sistem saraf motorik yang diinvansi, maka terjadilah kelumpuhan pada penderita. Karena saraf morotik menjadi rusak dan tidak dapat diperbaiki, sehingga perintah dari otak pun tidak sampai pada target.
Pada saat terserang virus ini, penderita akan mengalami gejala seperti terserang penyakit flu. Lalu bertambah dengan cepat dan ditandai dari tubuh yang kehilangan fungsi reflek. Jika tidak cepat ditangani, maka terjadilah kelumpuhan. Misalnya kelumpuhan terjadi pada sistem pernapasan, maka kematian menjadi ancamannya.
Penyakit polio jenis ini termasuk dalam kategori serangan ringan, karena tidak menyebabkan kelumpuhan permanen. Sebagai gantinya, dampak yang ditimbulkan sebatas demam, sakit perut, muntah, letih dan lesu, lemas dan nyeri pada bagian tubuh tertentu (contoh, punggung, leher, tangan dan kaki).
Jenis polio ini terlihat paling ganas, karena dampaknya sangat mengerikan. Sebab, yang diserang adalah batang otak dan saraf tulang belakang. Contohnya jika menyerang batang otak, yang mana di dalam batang otak tersebut, terdapat saraf motorik yang berfungsi dalam mengatur pernapasan,penglihatan, pergerakan muka, pendengaran, pencernaan, jantung dan lainnya. Bisa dibayangkan bagaimana dampaknya, jika virus poliomyelitis menyerang. Jadi, tidak heran jika jenis polio ini membuat presentase pasien polio yang mengalami kematian meningkat. [AdSense-B]
Gejala Polio
Adapun gejala yang ditunjukkan dari serangan virus poliomyelitis di antaranya adalah sebagai betikut:
Penyebab dan Pencegahan Polio
Seperti diketahui, penyakit polio ini disebabkan oleh virus poliomyelitis yang menyerang sistem saraf tulang belakang dan otak. Namun, perlu diketahui juga, hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit polio menyerang seseorang. Sehingga dapat terhindar dari serangannya.
1. Berada Dekat dengan Penderita Polio
Jangan dekat-dekat dengan penderita polio jika tidak memiliki kesadaran akan kebersihan dan juga resiko yang mengancamnya. Karena virus ini dapat menyebar melalui udara, melalui percikan bersin penderita, air ludah penderita, darah yang keluar maupun cairan tubuh lain yang berasal dari penderita.
Jika kebetulan berkunjung ke daerah yang sedang mewabah polio, perhatikan selalu alat pelindung diri dari kuman. Seperti antiseptik cair, kebersihan baju yang dipakai, menggunakan masker dan perlengkapan lainnya. Namun, sebisa mungkin untuk menghindari tempat-tempat tersebut agar meminimalisir resiko tertularnya penyakit polio.
2. Berbagi Alat dan Perlengkapan Pribadi
Jangan pernah berbagi alat dan peralatan pribadi dengan penderita polio, maupun orang yang resiko tinggi tertular penyakit polio. Contohnya, sikat gigi, cukuran, sisir, peralatan kecantikan dan perlengkapan yang lainnya. Sebab, virus ini dapat menyebar lewat banyak media, dan salah satunya adalah cairan tubuh penderita yang mungkin tertingggal setelah meminjam alat dan perlatan pribadi. Sehingga, harus tetap berhati-hati dan menjaga barang pribadi untuk tidak terkontaminasi. [AdSense-A]
3. Vaksin
Fungsi imunisasi polio adalah membantu dan memberantasan penyakit polio. Sebab, vaksin akan membantu sistem imunitas tubuh untuk lebih kuat lagi dan menaklukkan virus poliomyelitis. Oleh karena itu, vaksin kepada anak-anak diwajibkan oleh pemerintah. Agar, penyebaran virus polio ini terhenti. Vaksin polio sendiri ada dua macam, yaitu vaksin IPV (injeksi) dan OPV (oral). Adapun perbedaan vaksin polio oral dan injeksi adalah jika injeksi virus polionya sudah dimatikan dan jika oral virus polionya yang sudah dilemahkan.
IPV ini dapat diberikan kepada anak dalam usia dua bulan, empat bulan, dan enam hingga 18 bulan. Sedangkan booster-nya dapat diberikan pada saat anak berusia empat hingga enam tahun. Untuk vaksin OPV, dapat diberikan untuk anak dengan usia nol hingga 59 bulan dan tetap harus mengimunisasi ketika ada Pekan Imunisasi Nasional. Agar virus polio benar-benar hilang atau mati, dan abaikan bahaya vaksin polio yang gencar diserukan oleh golongan yang mungkin belum paham bahaya penyakit polio.
4. Imunitas Tubuh
Meskipun tubuh sudah pernah imunisasi polio, namun ancaman polio masih tetap harus diwaspadai. Terlebih, ketika kondisi daya tahan tubuh sedang menurun. Harap menjauhi penderita penyakit polio atau daerah yang sedang mewabah penyakit polio. Karena lemahnya daya tahan tubuh, virus yang masuk bisa menyerang dan semakin melumpuhkan sistem pertahanan tubuh. Oleh karena itu, sangat penting menjaga sistem kekebalan daya tahan tubuh, yang juga merupakan salah satu manfaat imunisasi polio agar tidak tertular penyakit ini.
5. Kebersihan lingkungan Tinggal
Jika daya tahan tubuh sudah kuat, imunisasi pun sudah, tetap harus berhati-hati dengan cara penyebaran Virus polio. Sebab, lingkungan tinggal dengan kondisi kebersihan dan sanitasi yang buruk turut andil dalam menularkan virus polio. Virus polio akan tetap hidup meskipun sudah terbuang bersama feses. Jika kondisi lingkungan kumuh dengan sanitasi yang buruk, maka virus akan mudah menular pada orang lain yang kebetulan tinggal di lingkungan tersebut.
6. Pilihan Makanan
Untuk menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dan tidak mudah terserang virus polio, pemilihan makanan turut memberikan peranan besar. Sebab, virus yang berkeliaran di udara bebas, di dalam sanitasi yang buruk dan tempat-tempat lain yang sudah terkontaminasi, berkemungkinan menular pada orang yang sehat melalui bahan makanan yang dikonsumsi.
Sehingga, memastikan bahan makanan bersih, dimasak dengan benar, menggunakan peralatan bersih dan lingkungan memasak bersih, dapat meminimalisir penularan penyakit polio. Selain itu, pilihan jenis makanan pun turut berperan dalam pencegahan polio di sekitar kita. Di antaranya adalah mengkonsumsi makanan tinggi protein dan dengan kandungan gizi lengkap akan membantu sistem daya tahan tubuh tetap kuat untuk menghadapi serangan penyakit polio dan juga dampak dari imunisasi polio.
7. Pola Hidup
Pola hidup sehat, makan teratur dan istirahat cukup sangat disarankan. Terlebih, dalam menghadapi serangan penyakit polio. Sebab, kondisi tubuh yang sedang stress, kurang tidur, kelelahan dan tidak makan dengan teratur dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh yang mengakibatkan mudah tertular penyakit polio dan juga mengatasi panas setelah imunisasi polio. [AdSense-C]
8. Perawatan Luka
Jangan pernah membiarkan luka terbuka tanpa perawatan memadai. Karena luka tersebut dapat menjadi jalan masuknya virus polio dan dengan cepat masuk dalam sistem peredaran darah. Sehingga, lebih cepat menyerang sistem saraf. Merawat luka dengan baik adalah salah satu cara pencegahan polio yang paling sederhana namun penting.
9. Tonsilektomi
Jika menderita tonsillitis, jangan buru-buru melakukan pengangkatan amandel. Karena amandel berfungsi untuk melawan kuman, virus maupun bakteri yang masuk atau tertelan. Sehinga, pengangkatan amandel akan memperbesar resiko terkena penyakit polio.
Demikian penjelasan mengenai penyakit polio, mulai dari pengertian, penyebab, gejala maupun Cara Pencegahan Polio yang harus dilakukan untuk menghentikan dan memusnahkan virus poliomyelitis yang sangat meresahkan ini. Terlebih, dampak yang ditimbulkannya pun sangat mengerikan, sehingga tidak heran, jika pemerintah mewajibkan pemberian vaksin IPV (suntikan) atau OPV (oral) untuk anak-anak sebagai langkah pencegahan penularan dan serangan polio. Meskipun harus tetap memperhatikan efek samping imunisasi polio oral maupun suntikan.