Penyakit autoimun merupakan penyakit yang muncul akibat sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan sehingga menyerang sel tubuh yang sehat. Penyakit ini cukup berbahaya dan hingga sekarang belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkannya. Pengobatan dan perawatan yang dilakukan hanya sebatas untuk mengurangi gejala yang muncul sehingga pasien dapat merasa lebih nyaman. Meski belum dapat dipastikan penyebabnya, ada sejumlah faktor resiko yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit autoimun, yaitu seperti berikut ini.
1. Jenis Kelamin
Sejauh ini, jumlah penderita penyakit autoimun lebih didominasi oleh kaum wanita, dan biasanya terjadi di rentang usia 14-44 tahun. Resiko menjadi lebih besar saat wanita sedang dalam masa kehamilan, akibat perubahan hormon dan ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh. Karena itu wanita harus selalu waspada dan berupaya mencegahnya dengan menjalani gaya hidup sehat.
2. Faktor Keturunan
Penyakit autoimun turut dipengaruhi oleh faktor genetik, artinya dapat diturunkan ke generasi selanjutnya. Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang memiliki riwayat penyakit ini, maka orang tersebut akan beresiko mengalami penyakit autoimun juga. Meski begitu, jenis penyakit autoimun yang diderita bisa berbeda antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya.
3. Etnis Tertentu
Hal ini memang belum bisa dibuktikan secara ilmiah dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun faktanya beberapa etnis tertentu memiliki resiko lebih besar terkena penyakit autoimun dibandingkan dengan etnis lainnya. Seperti misalnya penderita penyakit autoimun lebih banyak dijumpai pada orang-orang Afrika-Amerika dibandingkan dengan orang-orang Kaukasia.
4. Lingkungan
Sejumlah faktor lingkungan turut mempengaruhi seseorang terkena penyakit autoimun. Faktor lingkungan tersebut antara lain paparan sinar matahari yang cukup intens dan langsung, infeksi virus dan bakteri, paparan zat kimia tertentu seperti pelarut dan cuaca yang ekstrem. Semua faktor tersebut dapat menurunkan merusak sel dan mempengaruhi daya tahan tubuh sehingga mengalami gangguan.
5. Diet Barat
Kebiasaan mengikuti pola diet barat yang sangat tinggi lemak sementara minim serat dan kandungan gizi, juga turut mempengaruhi munculnya penyakit autoimun, meskipun hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Makanan yang miskin gizi dan banyak mengandung lemak dapat mengganggu fungsi sel, termasuk sel yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
6. Hipotesis Higienitas
Ada dugaan bahwa vaksin dan segala produk antiseptik menjadikan orang-orang lebih terlindungi dari paparan kuman. Hal ini menyebabkan respon kekebalan tubuh menurun karena tubuh tidak lagi mudah terserang kuman penyakit. Kurangnya respon dan kesensitifan imunitas tubuh ini diduga menjadi pemicu seseorang terkena penyakit autoimun.
Itulah penyebab penyakit autoimun yang sebaiknya diwaspadai dan sebisa mungkin dihindari. Penyakit ini terkadang sulit dideteksi saat masih menunjukkan gejala awal. karena itu kita harus lebih peka dan jangan pernah sepelekan gangguan kesehatan yang muncul sekecil apapun. Dengan tindakan yang cepat dan tepat, gangguan akibat penyakit autoimun dapat diminimalisir.