Categories: Mata Minus

5 Gejala Mata Minus – Penyebab, Diagnosa, Pengobatan dan Pencegahan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Mata minus atau dalam bahasa medis disebut Miopia (myopia) merupakan gangguan penglihatan yang terjadi akibat terjadinya kesalahan bias umum dari mata yang membuatnya sulit untuk melihat dengan fokus pada objek yang jauh. Dengan kata lain, seseorang yang mengalami gejala mata minus akan dapat melihat benda atau object dekat dengan jelas, namun pada saat melihat object atau benda yang jaraknya jauh penglihatan menjadi buram atau kabur.

Gangguan atau gejala mata minus bisa timbul pada usia dini dan dapat memburuk pada usia remaja. Untuk itu perlu tau bagaiamana cara memelihara kesehatan mata agar terhindar dari gangguan mata seperti mata minus.

Miopia atau mata minus merupakan gangguan mata yang umum terjadi, namun bukan penyakit mata. Gangguan ini terjadi akibat kesalahan bias, dimana mata tidak dapat membiaskan cahaya dengan benar ke titik fokus tunggal untuk dapat melihat gambar atau object dengan jelas. Pada kondisi mata normal, gambar difokuskan ke retina di belakang mata, namun pada kasus mata minus titik fokus jatuh pendek dari retina sehingga penderita dapat melihat objek dekat lebih jelas, tetapi obyek yang jauh akan tampak kabur.

Penyebab Mata Minus

Alasan yang tepat mengapa gangguan mata minus dapat terjadi belum sepenuhnya dipahami, Namun beberapa faktor berikut ini dipercaya dapat meningkatkan resiko seseorang untuk memiliki mata minus, diantaranya adalah:

  • Faktor Keturunan

Seseorang yang memiliki gangguan mata minus dapat menurunkan resiko gangguan yang sama pada keturunannya.

  • Stresmata

Terjadinya stress mata yang berlebihan dan berkepanjangan dapat meningkatkan resiko seseorang untuk mengembangkan mata minus. Stress bisa disebabkan oleh aktivitas yang membutuhkan penggunaan penglihatan dekat.

Gejala dan Tanda-tanda dari Mata Minus

Berikut ini beberapa gejala atau tanda-tanda mata minus:

1. Pandangan Buram atau Kabur

Hal ini terjadi terutama pada saat seseorang berusaha untuk melihat object atau benda-benda yang jauh jaraknya. Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya penderita akan menyipitkan mata secara terus menerus, atau mendekatkan pandangan dengan object yang ingin dilihat.

2. Sakit Kepala atau Pusing

Seseorang yang memiliki gangguan mata minus dapat mengalami rasa pusing atau sakit kepala yang disebabkan oleh tingkat ketegangan mata yang berlebihan yang menimbulkan mata menjadi lelah. Salah satu yang menimbulkan adanya penyebab sakit kepala karena aliran darah yang tersumbat yang menghambat darah mengalir lancar ke bagian kepala.

3. Penglihatan Menjadi Lebih Buruk pada Malam Hari

Orang yang memiliki gangguan mata minus akan mengalami kesulitan dalam melihat terutama pada saat sedang mengemudikan kendaraan di malam hari. Hal ini sering disebut night myopia.

4. Lebih Mendekat pada Object atau Benda

Jika ingin melihat secara jelas, seorang penderita mata minus biasanya akan lebih mendekatkan diri dengan object yang ingin dilihatnya. Seperti pada saat nonton TV, film layar lebar, membaca, maupun object-object yang lain.

5. Sering Mengucek atau Berkedip

Hal ini seringkali dilakukan oleh penderita mata minus dengan tujuan untuk memperjelas penglihatan yang semula tampak kabur. Banyak orang yang tidak mengetahui bahaya mengucek mata dengan tangan. Siapa sangka jika mengucek mata menggunakan tangan akan memperburuk penglihatan hingga menyebabkan kerusakan saraf pada mata.

Gejala miopia bisa menjadi tanda tidak normalnya kadar gula darah pada penderita diabetes atau sebagai indikasi awal terjadinya katarak. Untuk melakukan pengobatan terhadap mata minus, memang sebaiknya mengenali dan memahami gejala mata minus yang di alami. Menjaga kesahatan mata sangatlah penting karena mata dapat di katakan organ yang paling penting dalam melakukan  kegiatan sehari-hari.

Diagnosa dari Mata Minus

Diagnosis mata minus yang dilakukan sejak dini pada anak-anak sangatlah penting, karena hal tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan mereka di sekolah, baik masalah pendidikan maupun kehidupan sosial lainnya. Pemeriksaan mata yang dilakukan secara komprehensif dapat membantu untuk mendiagnosa gangguan ini sejak awal dengan mengenali gejala mata minus.

Tes visi standar mungkin akan dilakukan oleh dokter mata untuk mendiagnosa seberapa parah gangguan mata minus yang menimpa pasiennya. Seperti pasien tersebut akan diminta untuk membaca huruf pada sebuah grafik yang ditempatkan di dinding atau ujung ruangan. Adapun beberapa perangkat yang biasanya digunakan untuk membantu proses diagnosa dari mata minus adalah:

  1. Oftalmoskop; merupakan kaca pembesar dengan cahaya di ujung yang digunakan untuk melihat ke dalam mata.
  2. Retinoskop; merupakan sebuah alat dengan sinar terang yang digunakan untuk melihat bagaimana cahaya memantul ke bagian retina. Seperti cahaya yang dipantulkan kembali dari dalam mata, dapat menunjukkan apakah seseorang mengalami rabun jauh, rabun dekat, atau memiliki astigmatisme.
  3. Phoropter; yaitu sebuah alat untuk mengukur terjadinya jumlah kesalahan bias sehingga dapat menentukan resep yang tepat untuk kacamata dan penggunaan lensa kontak.

Pengobatan untuk Mata Minus

Tujuan dari pengobatan mata minus adalah untuk membantu mata agar tetap fokus pada saat melihat objek yang jauh. Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan penggunaan kacamata korektif maupun lensa kontak. Untuk itu, pasien harus tau gejala mata minus apa saja yang ia rasakan. Selain itu, cara lainnya adalah dengan menggunakan prosedur operasi mata, seperti LASIK, yang biasanya digunakan pada orang-orang dewasa maupun orang-orang dengan tingkat mata minus yang cukup tinggi. Namun, pengobatan yang paling tepat adalah tergantung dengan kebiasaan gaya hidup pasien penderita mata minus itu sendiri.

1. Penggunaan Kaca Mata Maupun Lensa Kontak

Penggunaan kaca mata maupun lensa kontak dapat mengurangi gejala yang ditimbulkan akibat mata minus. Namun, penggunaan alat-alat tersebut tidak dapat menghentikan atau mengobati mata minus maupun untuk menyembuhkan kurva kornea mata yang tidak teratur yang menyebabkan pandangan menjadi kabur.

Setelah diagnosis, Dokter mata akan memberikan alternative penggunaan kaca mata maupun kontak lensa. Dimana terdapat tiga jenis varian dari kedua lata tersebut, diantaranya :

  • Lensa astigmatik, yang baik untuk penderita mata minus maupun silindris.
  • Lensa single, yang dapat digunakan untuk menghasilkan visi yang jelas di semua jarak.
  • Lensa multifokal, memperbaiki penglihatan pada berbagai jarak. Hal ini cocok digunakan untuk orang-orang dengan usia diatas 40 tahun maupun orang-orang yang melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatn yang lebih intensif.

2. Operasi

Prosedur bedah atau operasi dapat membantu mengurangi atau menghilangkan ketergantungan pada kacamata dan lensa kontak. Operasi LASIK merupakan jenis yang paling umum digunakan untuk memperbaiki kondisi ini. Prosedur ini juga baik dilakukan pada seseorang yang mengalami gangguan katarak.

Operasi LASIK merupakan sebuah operasi laser canggih yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mata untuk lebih fokus yaitu dengan memperbaiki kornea.

Akhir-akhir ini, pasien yang mengalami gangguan mata minus maupun pasien katarak dapat menjalani operasi katarak, di mana lensa akan dihilangkan dan diganti dengan lensa intraokular buatan (IOL) yang dirancang untuk memperbaiki gangguan rabun tersebut. Awal mula penyebab katarak juga dapat diasumsikan karena mata minus. Semua operasi mata memiliki risiko, jadi jika seseorang siap untuk mengurangi ketergantungan pada kontak lensa atau kacamata, yaitu dengan melakukan prosedur operas sangat penting untuk menyeimbangkan manfaat dengan komplikasi potensial yang mungkin terjadi.

Prosedur pelaksanaan operasi LASIK adalah dengan jalan memotong flap untuk mencapai bagian dalam kornea dan menghilangkan sejumlah kecil jaringan dari kornea untuk memperbaiki kesalahan fokus, yaitu denganmenggunakan laser. Prosedur ini biasanya terjadi dalam 15 menit dengan menggunakan bantuan anestesi. Kebanyakan pasien mengalami peningkatan visi setelah menjalani operasi LASIK.

Adapun resiko yang mungkin ditimbulkan dari prosedur operasi ini antara lain adalah terjadinya sindrom mata kering, masih memerlukan penggunaan kacamata atau lensa kontak setelah operasi, timbulnya gejala visual seperti lingkaran cahaya, silau, starbursts, dan penglihatan ganda, maupun terjadinya kehilangan penglihatan.

Pencegahan pada Mata Minus

Meskipun gangguan mata minus tidak dapat diobati, namun seseorang yang memiliki gangguan ini dapat melakukan berbagai tindakan pencegahan seperti:

  • Menghindari melakukan kegiatan membaca dengan jarak yang terlalu dekat.
  • Pada saat melakukan kegiatan membaca, sebaiknya dilakukan di tempat yang terang atau tempat yang memiliki frekuensi cahaya yang cukup, karena jika kegiatan tersebut dilakukan di tempat yang gelap dapat mengakibatkn mata mudah lelah karena mata dipaksa untuk bekerja ekstra keras.
  • Menghindari kegiatan membaca yang dilakukan sambil tiduran.
  • Menghindari kebiasaan menonton Televisi pada jarak yang terlalu dekat secara terus menerus.
  • Menghindari penggunaan komputer dengan jarak monitor ke mata terlampau dekat. Setelah melihat monitor untuk beberapa lama, sebaiknya alihkan pandangan pada object-object lain di tempat yang berbeda.
  • Melatih mata untuk melihat obyek dengan jarak yang jauh.
  • Melakukan beberapa gerakan atau olahraga mata yang dapat membantu otot-otot mata agar menjadi lebih kuat dan elastis.
  • Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A, beta karoten, maupun nutrisi lainnya.
  • Beristirahat yang cukup.