Penyakit malaria telah menyerang selama lebih dari 50000 tahun di berbagai negara, dan hingga saat ini masih merupakan salah satu penyakit endemi di wilayah Asia tenggara. Penyebab utamanya merupakan parasit plasmodium. Sekalipun ada banyak jenis plasmodium, namun yang paling umum ada lima jenis plasmodium. Adapun tipe-tipe plasmodium penyebab malaria tersebut akan dijelaskan lebih lanjut di paragraf selanjutnya.
Seperti yang telah dijelaskan, penyakit malaria disebabkan oleh parasit plasmodium dan ditularkan melalui nyamuk anopheles. Sedikit berbeda dengan penyebab demam berdarah. Adapun perbedaan nyamuk malaria dengan nyamuk demam berdarah terletak pada jenis nyamuknya. Demam berdarah ditularkan melalui nyamuk Aides Aegypti.
Sebelum memahami jenis-jenis plasmodium penyebab malaria, terlebih dahulu perlu untuk mengetahui gejalanya. Penyakit malaria memiliki beberapa gejala umum sebagai berikut:
Plasmodium sebagai penyebab utama penyakit malaria, termasuk dalam genus protozoa parasit. Parasit ini dalam siklusnya mempunyai dua inang yaitu pada nyamuk dan dalam tubuh manusia. Dalam siklus hidupnya, secara garis besar perkembangan plasmodium adalah sebagai berikut:
Plasmodium yang Menyebabkan Malaria
Sedangkan jenis plasmodium penyebab malaria adalah sebagai berikut:
1. Plasmodium Vivax
Di Indonesia penyebab penyakit malaria terbesar adalah plasmodium vivax. Plasmodium ini merupakan penyebab penyakit malaria tertiana. Plasmodium ini bertahan dalam tubuh dan saat imunitas penderita menurun, maka penyakit akan dapat kambuh lagi. Plasmodium ini berdiam di dalam organ hati manusia. Masa inkubasi malaria berkisar di antara 12 hingga 18 hari. [AdSense-B]
Plasmodium vivax mengandung protein PVRBP-1 dan PVRBP-2. Oleh sebab itu, plasmodium vivax lebih memilih sel darah merah yang masih muda untuk diinfeksi. Plasmodium ini bentuknya kurang beraturan. Cenderung ke arah bulat dan bulat panjang. Untuk melakukan diagnosa pada plasmodium vivax, dilakukan melalui tes darah.
2. Plasmodium Falciparum
Merupakan plasmodium penyebab malaria di Indonesia dengan tingkat kematian yang paling tinggi. Masa inkubasinya berkisar antara 7 hingga 14 hari. Malaria jenis ini dapat mengakibatkan beberapa komplikasi yang berbahaya seperti anemia berat, gagal ginjal, kehilangan kesadaran dan kejang berulang. Plasmodium pada jenis ini dapat menyerang otak sehingga dapat mengakibatkan kematian pada penderita.
Plasmodium falciparum merupakan penyebab penyakit malaria tropica. Gejala malaria tropica menyerupai gejala penyakit malaria yang lainnya seperti demam tinggi dan gejala anemia. Adapun plasmodium falciparum umumnya dapat dideteksi melalui tes darah setelah hari ke-10 dari awal terjadinya infeksi. Oleh sebab itu terkadang penyakit ini tidak dapat segera diketahui dan ditangani sejak dini.
Beberapa penelitian menemukan vaksin untuk malaria tropica. Sayangnya, vaksin tersebut masih belum mampu memberikan perlindungan secara menyeluruh. Pada penderita yang terjangkit malaria tropika, biasanya dokter akan meresepkan obat antibiotik berupa kombinasi artesunat dan tetrasiklin.
3. Plasmodium Ovale
Plasmodium ini merupakan penyebab dari penyakit malaria ovale. Penyakit tersebut merupakan jenis penyakit malaria yang paling ringan dan dapat disembuhkan dengan sendirinya. Sehingga terapi pengobatan yang paling tepat dapat menggunakan pengobatan herbal ataupun yang alami. Salah satunya dengan konsumsi vitamin C maupun vitamin penambah darah. Hal tersebut akan bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh, sehingga memicu terbentuknya sel darah putih untuk melawan infeksi plasmodium. Sekaligus untuk mencegah komplikasi berupa anemia pada penderita malaria.
Adapun masa inkubasi penyakit malaria ovale biasanya berkisar antara 12 hingga 20 hari. Plasmodium ovale yang masuk ke dalam darah membutuhkan siklus reproduksi dan berkembang biak selama kurang lebih 4 sampai 5 hari. Penyakit malaria ovale ini apabila sembuh tidak dapat sembuh sepenuhnya. Masih mungkin terjadi pengulangan penyakit sampai dengan 4 tahun setelah masa inkubasinya. Umumnya pengobatan yang diberikan merupakan terapi antibiotik kombinasi antara klorokuin dan primakuin.
4. Plasmodium Malariae
Penyebab malaria quartana. Pada tipe ini serangan demam terjadi berulang setiap tiga hingga empat hari sekali. Masa inkubasinya berkisar antara 16-59 hari. Bentuk plasmodium ini cenderung bulat dengan diameter kurang lebih 10mm. Untuk menghindari terserang penyakit malaria quartana, sebaiknya selalu membersihkan genangan air yang ada di rumah. Karena genangan air tersebut merupakan tempat nyamuk berkembang biak. Sedangkan untuk pengobatannya biasanya dokter akan meresepkan obat anti-malaria berupa chloroquine. Jika plasmodium masih kebal maka akan diberikan artesunat sebagai penggantinya.
5. Plasmodium Knowlesi
Plasmodium ini pada umumnya menyebabkan malaria pada hewan jenis kera dan primata lain. Studi menunjukkan bahwa plasmodium knowlesi banyak terdapat di daerah Asia Tenggara. Plasmodium ini dapat juga menginfeksi manusia, namun termasuk jarang terjadi. Apabila terjadi biasanya melalui penularan dari kera yang mengalami infeksi kepada manusia. Dapat pula dari manusia yang terinfeksi kepada orang di sekelilingnya.
Plasmodium knowlesi hanya membutuhkan waktu 24 jam untuk berkembang biak. Oleh sebab itu keberadaannya dapat dengan mudah diketahui melalui tes darah. Gejala penyakit yang menyertai juga hanya berupa demam biasa pada umumnya. Sehingga pengobatan untuk penyakit malaria jenis ini cukup dengan pengobatan sederhana. Dapat pula dengan pemberian obat antibiotik yang cukup dilakukan selama 3 hari saja.
Demikian penjelasan plasmodium penyebab malaria. Untuk menanggulangi malaria dapat melalui beberapa tipe pengobatan malaria. Di antaranya yaitu melalui pengobatan herbal, maupun pengobatan medis. Pengobatan herbal hanya bekerja pada kasus-kasus malaria ringan. Sedangkan untuk kasus yang berat, sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter. Biasanya akan diterapi dengan pengobatan antibiotik dan obat-obatan penahan rasa sakit.