Malaria merupakan penyakit yang ditularkan gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi oleh parasit dan bisa terjadi hanya karena satu gigitan nyamuk saja. Apabila tidak segera mendapat penanganan maka bisa berujung kematian. Malaria memang jarang menular dari orang yang satu ke yang lain, akan tetapi tetap bisa menular jika anda kontak langsung dengan darah penderita malaria. Selain itu, janin yang berada dalam kandungan juga dapat tertular apabila sang ibu juga terkena malaria dan akhirnya timbul gejala malaria pada bayi.
Selama malaria ini masih ada dalam aliran darah, maka sel darah merah bisa rusak dan kemudian menimbulkan demam pada penderita. Infeksi ini akan terus terjadi dan berpindah dari setiap sel darah merah sampai akhirnya semua sel darah merah menjadi rusak dan terjadi pendarahan karena kerusakan banyak organ dalam tubuh. Berikut ini, kami akan mengulas secara lengkap mengenai gejala malaria supaya bisa cepat anda sadari dan segera mendapatkan tindakan terbaik untuk mengobati malaria sebelum terlambat.
Menggigil adalah reaksi pada berbagai kondisi saat otot berkontraksi secara berulang untuk meningkatkan suhu tubuh. Reaksi ini bisa terjadi karena tubuh kedinginan atau infeksi. Menggigil bisa terjadi dengan disertai demam atau tanpa demam. Namun, gejala yang ada pada penyakit malaria adalah menggigil yang disertai dengan demam karena tubuh sedang melawan virus, plasmodium penyebab malaria dan juga bakteri yang sedang menyerang tubuh.
Demam merupakan kondisi suhu tubuh yang berada diatas 38 derajat celcius yang terjadi karena proses kekebalan tubuh sedang melawan infeksi yang terjadi karena malaria. Demam ini bukanlah sebuah penyakit namun menjadi gejala dari malaria.
Gejala berikutnya yang tampak saat seseorang menderita malaria adalah keringat dingin. Tidak seperti berkeringat yang terjadi pada saat udara panas, keringat dingin adalah indikasi jika terjadi masalah pada tubuh dan dalam hal ini adalah terserang malaria.
Gejala ini biasanya terjadi sekitar 46 jam atau 2 hari sekali dan juga 27 jam atau 3 hari sekali tergantung dari spesies plasmodium yang menginfeksi. Pada plasmodium falciparum, plasmodium vivax dan juga plasmodium ovale, demam yang terjadi adalah setiap 2 hari sekali yang dinamakan demam tertier. Sementara untuk plasmodium malariae, maka demam yang terjadi adalah setiap 72 kali sehari yang dinamakan demam kuartier.
Nyeri otot atau dalam istilah medis dinamakan dengan mualgia merupakan rasa sakit yang timbul di bagian otot. Nyeri otot ini adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh yang mengeluarkan senyawa untuk melawan plasmodium yang terjadi dan ini dinamkaan sitokin. Senyawa ini memiliki tanggung jawab pada gejala yang muncul pada penyakit malaria yakni nyeri pada otot.
Anemia atau kekurangan darah juga menjadi gejala dari malaria sebab sebagian besar dari sel darah merah sudah rusak karena infeksi plasmodium. Dampak anemia yang ditimbulkan membuat penderita malaria merasa letih, lemas, lesu dan pucat meskipun tidak melakukan aktivitas berat sekalipun.
Mual, muntah dan juga kehilangan nafsu makan bisa terjadi karena organ hati juga sudah terinfeksi dengan plasmodiun sehingga metabolisme tubuh menurun dan tidak lagi bisa berjalan dengan sempurna dan akhirnya timbul rasa mual, ingin muntah serta berkurangnya nafsu makan.
Limpa merupakan salah satu organ yang bertugas untuk membentuk sel darah merah. Pada saat sel darah merah dalam tubuh rusak karena malaria, maka organ limpa semakin bekerja dengan keras untuk produksi sel darah merah baru yang sehat dan akhirnya limpa menjadi bengkak. Selain itu, sel darah merah yang sudah rusak akan semakin menumpuk dalam limpa dan juga menjadi penyebab pembengkakan limpa tersebut.
Pada saat malaria sudah meningkat dan menimbulkan komplikasi ke otak yang dinamakan dengan malaria serebral, maka penderita akan memperlihatkan gejala kejang untuk tahap awal yang kemudian akan terjadi penurunan kesadaran atau pingsan sampai koma. Koma merupakan situasi darurat medis yang terjadi saat penderita tidak sadarkan diri dalam jangka waktu tertentu yang disebabkan karena menurunnya aktivitas di otak karena infeksi yang disebabkan malaria.
Diare bukan hanya merupakan gejala yang bisa terjadi saat mengkonsumsi makanan tidak sehat atau kurang bersih, namun juga menjadi pertanda dari malaria. Saat diare terjadi, maka tubuh semakin kehilangan cairan dan akhirnya menjadi lemas karena dehidrasi.
Gejala sesak nafas terjadi karena malaria sudah meningkat sehingga menimbulkan komplikasi. Gangguan pernapasan ini akan membuat seseorang kesulitan saat bernafas karena terjadi penumpukan cairan di organ paru paru.
Buang air besar atau tinja yang bercampur darah sehingga berwarna merah tua atau agak kehitaman merupakan pertanda dari malaria selanjutnya. Kotoran yang bercampur dengan darah ini terjadi karena luka pada saluran pencernaan dan juga bisa terjadi karena malaria.
Kejang yang merupakan salah satu tanda dari malaria terjadi karena perubahan aktivitas listrik pada otak. Perubahan ini terjadi karena gejala dramatis karena gejala medis seperti terjangkit malaria.
Gagal ginjal akut adalah istilah yang menyatakan kondisi ginjal seseorang sudah rusak secara cepat sehingga akhirnya tidak berfungsi lagi. Gagal ginjal akut terjadi saat ginjal mengalami kegagalan dalam menyaring limbah kimiawi dari darah karena sudah rusak akibat malaria sehingga terjadi penumpukan limbah dalam tubuh.
Hyperparasitemia adalah keadaan dimana sudah lebih dari 5 persen darah merah yang terinfeksi karena sudah terinfeksi penyakit malaria. Seseorang dengan P. Falciparum hyperparasitemia ini memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap kematian sehingga harus mendapatkan penanganan terbaik.
Asidosis metabolik merupakan gangguan yang terjadi saat asam basa sudah berubah menjadi asam karena hilangnya basa atau retesi asam non karbonat di dalam tubuh. Asidosis merupakan kondisi dimana akumulasi asam dan juga ion hidrogen dalam darah dan jaringan tubuh semakin menurunkan pH karena malaria tersebut.
Malaise merupakan istilah medis untuk menggambarkan kondisi seseorang yang letih, lemas, lesu dan merasa sakit yang bisa ditimbulkan karena berbagai penyakit seperti malaria.
Rasa lemah dan juga lelah terjadi pada penyakit malaria karena tubuh kekurangan oksigen karena rusaknya sel darah merah yang bertugas untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Warna kuning yang terjadi pada tubuh tidak hanya terjadi karena penyakit kuning atau jaundice, akan tetapi juga terjadi karena gejala malaria. Ini terjadi apabila sudah terdapat komplikasi lebih lanjut. Badan penderita berubah menjadi kuning karena memang berhubungan dengan sel hati yang juga rusak dan merusak sistem pengeluaran empedu.
Saat tubuh sedang mengalami demam tinggi yang terjadi karena malaria, maka disertai juga dengan timbulnya bintik bintik berwarna merah di seluruh bagian tubuh dan bintik ini tidak akan hilang saat ditekan jari atau tangan. Gejala malaria pada anak anak, bintik ini bisa terlihat berwarna merah tua ataupun merah muda.
Demam tinggi yang terjadi juga akan membuat area di sekitar mata dan kelopak juga ikut panas. Suhu panas yang ada di sekitar mata ini semakin terasa apabila sedang mengedipkan mata. Untuk sebagian orang, keadaan ini akan membuat penderita semakin rentan terkena penyakit mata dari debu sebab kondisi jaringan mata sedang tidak dalam keadaan yang stabil.
Disaat tubuh sedang mengalami demam yang tinggi, maka semua otot pada tubuh akan mengerut sekaligus menegang sehingga aliran darah jadi terhambat dan timbul rasa pegal yang tak tertahankan di semua bagian tubuh khususnya punggung dan bahu belakang yang akan terasa nyeri saat bergerak atau sedang diam sekalipun dan akhirnya penderita mengalami susah tidur.
Di beberapa kasus malaria, sebagian penderita juga mengalami kesulitan berbicara dengan bahasa yang baik. Bicara mereka akan terdengar tidak jelas yang terjadi karena suhu tubuh sangat tinggi dan berkeringat sehingga keseimbangan tubuh mengalami gangguan sehingga timbul masalah kesulitan bicara tersebut.
Saat tubuh diserang oleh protozoa parasit malaria dan terinfeksi, maka umumnya tubuh akan kekurangan cairan sehingga penderita selalu merasa haus meski sudah minum banyak air. Dehidrasi ini bisa terjadi karena infeksi malaria sudah menyerap banyak cairan tubuh dalam waktu cepat sehingga kadar air dalam tubuh juga berkurang drastis.
Terinfeksi parasit malaria atau plasmodium juga akan menimbulkan gejala batuk kering selama beberapa hari. Batuk kering ini akan membuat tenggorokan terasa nyeri, kering dan sakit saat menelan makanan.
Sembelit juga bisa terjadi pada seseorang yang menderita malaria. Kesulitan buang air besar ini bisa terjadi lebih dari dua hari dimana pada bagian perut akan terlihat lebih besar, penuh dan penderita merasa tidak nyaman.
Parasit plomadium yang menyerang tubuh membuat mulut terasa hambar apabila makan atau minum sesuatu. Rasa tawar ini bisa terjadi karena parasit malaria sudah menyebar sampai ke bagian mulut sehingga membuat saraf pengecap mengalami gangguan yang terletak pada bagian ujung dan tengah lidah.
Sakit kepala juga menjadi salah satu ciri ciri malaria yang bisa muncul dan hilang secara tiba tiba. Rasa nyeri pada area kepala dan juga leher ini bisa terjadi karena berbagai penyebab dan dalam kasus ini disebabkan karena penyakit malaria yang sudah menyebar dalam darah penderita.
ARDS yang merupakan singkatan dari Acute Respiratory Distress Syndrome atau sindrom gagal napas akut adalah masalah pada paru paru dimana terjadi penumpukan cairan dalam organ paru dan menyebabkan terjadinya gagal napas serta kadar oksigen yang semakin menurun dalam darah yang membuat penderita malaria akan mengalami kesulitan bernapas. Dalam tahap yang kroni, penderita membutuhkan alat bantu pernapasan.
Paroksismal adalah gejala klasik dari malaria dimana penderita akan mengalami siklus kedinginan secara mendadak dan dilanjutkan dengan menggigil, demam serta berkeringat yang terjadi setiap dua hari yang dikenal dengan demam tertiana pada infeksi P. vivax dan P. ovale serta demam tiga hari yang dikenal dengan nama demam kuartana. Sedangkan untuk infeksi P. falciparum bisa menyebabkan demam yang terjadi berulang kali setiap 36 sampai 48 jam sekali.
Oliguria merupakan penurunan ekskresi urin yang terjadi karena gejala pada masalah sistem kemih serta ginjal. Oliguria ini terjadi karena darah dalam tubuh penderita sudah terkontaminasi karena penyakit malaria tersebut.
Malaria berat atau akut terjadi saat infeksi P.falciparum semakin meningkat karena kegagalan organ yang serius atau kelainan darah dan metabolisme pada penderita malaria. Gejala malaria berat ini meliputi:
Perilaku abnormal yang bisa menyebabkan penderita pingsan, kejang, koma ataupun kelainan neurologis lainnya yang meluas dan kemudian menimbulkan demam.
Anemia berat terjadi karena hemolisis atau penghancuran sel darah merah dimana produksi hemoglobin atau sel darah merah berkurang, hancurnya sel darah dan juga kehilangan darah. Anemia berat ini akan menjadi gejala lanjutan apabila malaria sudah meningkat menjadi malaria berat.
Hemoglobinuria terjadi karena proses hemolisis intravaskuler atau pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah yang membuat hemoglobin terlepas ke dalam plasma sehingga akhirnya menyebabkan hemoglinuria sehingga urine berubah menjadi merah, coklat bahkan sampai agak kehitaman.
Edema paru merupakan kondisi yang disebabkan karena terdapat cairan berlebih di paru paru. Cairan ini nantinya akan berkumpul pada kantung udara dalam paru paru sehingga penderita akan kesulitan bernapas. Edema paru ini bahkan bisa terjadi sesudah jumlah parasit malaria menurun.
Konvulsi atau convulsion yang lebih dikenal dengan kejang adalah kondisi medis dimana otot tubuh mengalami fluktasi kontraksi dan peregangan dengan sangat cepat sehingga timbul gerakan yang tidak terkendali. Konvulsi terbagi menjadi dua jenis yakni konvulsi primer atau diopatik yang terjadi tanpa sebab yang pasti atau penyakit yang mendasari. Konvulsi jenis kedua adalah konvulsi sekunder atau simptomatis yang terjadi karena gejala dari suatu penyakit yang diderita seseorang dan salah satunya adalah malaria.
Hemolisis adalah peristiwa pecahnya membran eritrosit yang membuat hemoglobin mengalir bebas ke area sekelilingnya atau plasma. Kerusakan membran eritrosit ini terjadi karena bertambahnya hipotionis atau hipertonis di dalam darah, menurunnya tekanan permukaan membran eritrosit yang kemudian membuat sel eritrosit menjadi menggembung. Disaat membran tidak lagi kuat menahan tekanan dalam sel maka akhirnya akan pecah.
Hipoglikemia atau gula darah rendah juga menjadi indikasi dari penyakit malaria akut atau kronis. Hipoglikemia akan mengakibatkan tubuh lemas, kulit berubah menjadi pucat, gelisah, sering merasa lapar, jantung yang berdebar dan juga mudah marah bahkan sampai stroke, koma dan meninggal.
Demam air hitam atau blackwater fever merupakan gejala dan komplikasi dari malaria yang termasuk berbahaya dan terjadi karena infeksi parasit plasmodium falciparum. Infeksi ini sangatlah berbahaya bahkan bisa menyebabkan kematian. Gejala ini akan menyebabkan warna urine berubah menjadi hitam atau merah tua sebab kandungan hemoglobin yang dilepaskan dari tubuh mengalami infeksi.
Ikterus yang dijumpai pada infeksi malaria falsiparum terjadi karena sekuestrasi dan sitoadheren karena obstruksi mikrovaskular. P Falsiparum akan membuat kerusakan pada hepatosit, penurunan albumin, asidosis laktat dan berbagai masalah lain yang berhubungan organ hati.
Gastrointestinal merupakan gejala yang sering ditemui pada malaria falsifarum dengan keluhan seperti rasa tidak enak di perut, kolik, mual, muntah, diare dan juga konstipasi. Dalam tahap yang kronis maka akan menyebabkan gagal ginjal serta ikterik. Saluran gastrointestinal sendiri adalah rangkaian organ muskular berongga yang dilapisi dengan membran mukosa atau selaput lendir dari mulai mulut sampai dengan anus.
Syok merupakan keadaan serius yang terjadi pada sistem kardiovaskuler yakni jantung dan pembuluh darah dimana keduanya tidak bisa mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh dalam jumlah cukup. Syok umumnya berhubungan dengan tekanan darah yang rendah dan juga kematian sel atau jaringan yang salah satunya disebabkan karena malaria. Akan banyak masalah yang terjadi karena syok ini seperti serangan jantung, gagal jantung, volume darah rendah karena pendarahan hebat dan dehidrasi serta perubahan di pembuluh darah seperti alergi atau infeksi.
Aritmia jantung merupakan masalah yang terjadi pada irama jantung dimana organ tersebut berdetak terlalu kencang, terlalu lambat atau bahkan tidak beraturan. Aritmia ini bisa terjadi karena impuls elektrik yang berguna untuk mengatur detak jantung mengalami gangguan sehingga tidak dapat bekerja dengan baik. Kadar elektrolit dalam darah seperti kalium, kalsium, natrium dan magnesium yang tidak seimbang karena malaria yang sudah menjangkiti darah menyebabkan gangguan konduksi impuls listrik di jantung sehingga akhirnya timbul aritmia.
Mengigau yang merupakan gejala dari malaria ini mungkin terdengar biasa dan bisa saja dialami semua orang saat tidur. Namun pada mengigau yang terjadi di penderita malaria bisa menyebabkan sleep apnea, night terrors, gangguan perilaku REM dan juga berbagai masalah lainnya. Mengigau ini umumnya terjadi pada saat penderita malaria terkena demam yang cukup tinggi.
Sesudah gejala malaria secara umum diketahui, maka supaya lebih memastikan jika gejala yang ditimbulkan benar benar merupakan gejala dari malaria, maka diagnosa harus dilakukan dan menjadi sangat penting untuk mengenal lebih jauh tentang jenis dari malaria seperti ulasan berikut ini.
Malaria tertiana merupakan jenis malaria yang disebabkan plasmodium vivax yang menjadi jenis malaria paling sering terjadi. Tertiana diambil dari gejala yang ditimbulkan yakni demam yang tidak biasa yakni setiap 48 jam sekali. Untuk gejala yang sering ditimbulkan umumnya diawali dengan menggigil kemudian dilanjutkan dengan berkeringat dan demam yang terjadi setiap 48 jam sekali dan bisa muncul serta hilang kapan saja.
Penyebab dari malaria quartana adalah plasmodium malariae. Berbeda dari malaria tertiana yang menimbulkan dema setiap 48 jam sekali, pada malaria quartana akan terjadi demam setiap 72 jam sekali. Beberapa gejala umum yang terjadi pada penderita malaria quartana diantaranya adalah sakit kepala, demam, hilang kesadaran atau pingsan dan juga keringat dingin.
Malaria tropika menjadi jenis malaria yang berbahaya dan serius karena parasit plasmodium falcifarum. Jenis malaria ini menjadi jenis yang paling ganas dan hampir 50 persen penderitanya tidak bisa tertolong meskipun cara menyembuhkan malaria sudah dilakukan. Cara penularan malaria tropika terjadi karena nyamuk anopheles dan bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya. Beberapa gejala malaria tropica yang ditimbulkan ini diantaranya adalah anemia, demam setiap 24 sampai 48 jam sekali, panas ireguler, splenomegali dan juga parasitemia.
Malaria ovale yang juga sering disebut dengan malaria pernisiosa merupakan infeksi yang terjadi karena parasit plasmodium ovale dan cukup langka terjadi. Seperti pada jenis malaria lain, malaria ovale juga banyak terjadi pada area tropis. Malaria ovale ini menjadi jenis malaria yang paling ringan sehingga bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Beberapa gejala malaria umum dan juga gejala yang disertai dengan komplikasi ini sangat penting untuk diwaspadai dan dalam beberapa jenis malaria kronis atau berbahaya juga membutuhkan penanganan sedini mungkin serta pencegahan malaria supaya tidak berakibat fatal yakni kematian.