Faktor risiko demensia sebenarnya ada beberapa macam. Demensia sendiri merupakan sekumpulan gejala yang ditandai dengan adanya penurunan kemampuan otak untuk melakukan beberapa hal seperti berpikir, mengingat, dan berkomunikasi. Gejala-gejala ini muncul sebagai akibat dari kematian sel-sel otak. Tentu saja gangguan demensia sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari seseorang.
Aktivitas sehari-hari bisa saja menjadi terganggu karena penderita demensia mengalami hambatan dalam berpikir sehingga apa yang dikerjakannya bisa saja menjadi lebih lamban. Hasil kerja pun tidak begitu baik. Beberapa ahli medis menyebutkan bahwa penyebab dari demensia belum diketahui secara pasti.
Namun pada kenyataannya ada berbagai hal yang dapat meningkatkan resiko terjadinya demensia pada seseorang. Beberapa hal yang meningkatkan faktor risiko demensia adalah sebagai berikut.
1. Usia
Gangguan demensia sejak dulu telah dikaitkan dengan adanya penurunan fungsi kognitif otak. Kondisi ini sebenarnya sebagai efek samping dari penuaan yang terjadi secara alami. Itulah sebabnya mengapa saat Anda semakin tua maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi untuk mengalami demensia. Diketahui bahwa 1 dari 14 lansia yang berusia 65 tahun hidup dengan kondisi demensia.
Sedangkan 1 dari 6 orang dengan usia 80 tahun ke atas juga mengalami demensia. Pada dasarnya penuaan tidak hanya menyebabkan timbulnya keriput di wajah serta uban di rambut kepala saja. Namun penuaan juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak semakin berkurang dan menurun.
Hal ini juga terjadi pada sel-sel saraf di otak. Pada seseorang yang berusia lanjut tentunya kerja jantung tidak optimal lagi sehingga fungsi untuk memompa darah semakin menurun. Kondisi ini menyebabkan otak tidak mendapatkan cukup darah segar sehingga lama-kelamaan otak mengalami penyusutan dan penurunan fungsi.
2. Penyakit
Pada dasarnya ciri-ciri penyakit demensia bukanlah merupakan suatu penyakit. Namun kondisi ini mengacu pada serangkaian gejala yang bisa saja timbul akibat adanya penyakit tertentu. Ada beberapa jenis penyakit yang dapat berisiko menimbulkan demensia. Misalnya saja seperti alzheimer, parkinson, dan juga stroke ataupun aterosklerosis yang umumnya disebabkan oleh kolesterol tinggi.
Penumpukan plak kolesterol dapat mempersempit pembuluh darah sehingga mengganggu aliran darah ke otak. Ini dapat merusak kemampuan sel otak untuk berfungsi dengan baik dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian sel-sel otak.
Diabetes pun ternyata memiliki andil terhadap peningkatan risiko demensia, yang seringnya tidak disadari. Sama seperti kolesterol tinggi, diabetes yang tidak terkontrol lama-lama dapat merusak pembuluh darah, termasuk pembuluh darah yang mengarah ke otak, juga dan saraf-saraf yang ada di otak. [AdSense-B]
3. Jarang Berolahraga
Jika Anda selama ini selalu menunda-nunda untuk mulai olahraga, ada baiknya untuk segera bulatkan niat dan pakai sepatu olahraga Anda. Ya! Tak disangka-sangka, faktor risiko lainnya dari demensia adalah kurangnya aktivitas fisik Anda sehari-hari. Pasalnya, minim waktu berolahraga dapat meningkatkan risiko Anda terhadap berbagai penyakit kronis yang memengaruhi fungsi otak.
Misalnya saja, penyakit jantung, gangguan sirkulasi darah, kelebihan berat badan atau obesitas, hingga diabetes — semua hal ini merupakan faktor risiko dari demensia. Selain itu, orang dewasa yang memasuki usia senja dan tidak berolahraga secara teratur akan lebih mungkin mengalami masalah dengan memori atau kemampuan berpikir.
Oleh karena itu, mulailah biasakan beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu (total 150 menit dalam seminggu). Tidak perlu berolahraga yang berat. Anda bisa memulainya dengan jalan kaki keliling komplek, bersepeda, atau berenang.
Biasakan juga untuk tidak terlalu lama duduk. Ketika bekerja di kantor, luangkan waktu untuk melakukan peregangan atau bangkit dari kursi untuk jalan-jalan sebentar (entah itu untuk ambil minum atau ke toilet).
4. Makanan Tidak Sehat
Pola makan Anda selama ini secara tidak langsung juga ikut berperan terhadap risiko demensia di masa depan. Kebanyakan makan makanan berlemak, yang terlalu banyak garam, juga terlalu banyak asupan gula dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang memengaruhi kesehatan jantung, pembuluh darah, dan otak yang menjadi pemicu demensia. [AdSense-A]
5. Merokok
Penelitian dalam Jurnal Plos One tahun 2015 menunjukan bahwa perokok aktif berisiko hingga 30% lebih tinggi untuk mengalami demensia daripada non-perokok. Semakin lama Anda terbiasa merokok dan semakin banyak batang rokok yang Anda habiskan, maka risiko penyebab demensia ikut meningkat.
Merokok dapat merusak pembuluh darah tubuh, mengganggu sirkulasi darah, dan meningkatkan risiko Anda terhadap penyakit jantung. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan kenapa perokok lebih mungkin untuk mengalami demensia daripada orang yang tidak merokok.
6. Konsumsi Alkohol
Hal ini sudah banyak yang mengetahui bahwa konsumsi alkohol dapat memperparah kondisi demensia. Bahkan juga dapat memicu macam-macam penyakit saraf lainnya seperti stroke dan lain sebagainya. Karena itu sebaiknya dihindari dari awal supaya tidak menjadi salah satu faktor resiko demensia.
7. Cedera Kepala
Barang kejedot sedikit atau benturan yang lumayan keras, Anda mungkin sudah sering mengalaminya. Namun, cedera kepala tidak boleh disepelekan. Cedera kepala yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak.
Dilansir dari laman Everyday Health, studi tahun 2014 menunjukan bahwa orang yang berusia 55 tahun ke atas yang menderita cedera otak berisiko lebih tinggi mengalami demensia, sementara bahkan cedera otak ringan bisa meningkatkan risiko terjadinya demensia pada lansia 65 tahun ke atas.
Selalu lindungi kepala Anda dengan perangkat pelindung yang sesuai, seperti helm atau masker wajah, apabila profesi Anda memiliki risiko cedera yang tinggi. Juga, selalu pastikan Anda memakai sabuk pengaman atau helm selama berkendara untuk menghindari trauma kepala akibat kecelakaan.
8. Depresi
Faktor risiko lainnya dari makanan pemicu demensia adalah depresi. Meski begitu, kaitan antar keduanya sangatlah kompleks. Satu studi bahkan melaporkan bahwa depresi dapat menggandakan risiko demensia. Depresi diduga kuat menjadi penyebab demensia di usia lanjut lantaran gejala depresi yang membuat seseorang menarik diri dari lingkungan sekitarnya. Isolasi sosial lama-kelamaan dapat berdampak negatif pada fungsi dan kesehatan otak.
Selain itu, apabila Anda mengalami depresi dan memiliki penyakit stroke, hal ini juga akan meningkatkan risiko demensia hingga 5 kali lipat. Sementara apabila Anda memiliki depresi dan hipertensi, risiko demensia Anda bisa meningkat hingga 3 kali lipat.
Depresi bisa dicegah dan/atau dikelola dengan perubahan gaya hidup sehat, seperti rutin berolahraga dan pola makan sehat. Jika Anda diresepkan obat antidepresan, konsumsi obat sesuai anjuran dokter. Jangan hentikan atau mengubah dosisnya sendiri, tanpa sepengetahuan dokter, untuk mencegah risiko efek samping yang merugikan.
Faktor risiko demensia seperti yang telah diuraikan di atas beberapa memang tidak dapat dihindari. Namun alangkah lebih baiknya bila Anda selalu berhati-hati terutama terhadap kepala agar tidak sampai mengalami cedera.
Selain itu sebaiknya Anda tidak melakukan berbagai hal yang bisa berisiko merugikan kesehatan seperti merokok dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Dengan melakukan berbagai pencegahan serta tetap menjaga pola hidup sehat maka diharapkan agar Anda dapat terhindar dari gangguan demensia.