Penyakit hati dapat didefinisikan secara umum sebagai gangguan medis sistematik pada fungsi hati sebagai alat ekskresi. Penyakit hati tidak hanya identik dengan gaya hidup pada orang dewasa saja namun juga dapat terjadi pada usia anak-anak yang masih banyak mendapatkan asupan dengan pengawasan khusus. Umumnya gangguan hati pada anak adalah penyempitan saluran empedu atau yang populer disebut dengan Atresia Bilier.
Atresia bilier biasa terjadi pada anak-anak dengan usia sekitar 2 hingga 4 minggu serta berkembang ketika sang anak masih dalam kandungan. Penyakit ini tergolong langka dengan prevalensi kasus sekitar hanya sekitar 8000 hingga 18000 kasus pertahunnya.
Penyebab atresia bilier sendiri bermacam-macam tergantung kondisi kandungan yang dialami sang ibu Atresia Bilier sendiri tidak menyebabkan dampak yang mudah terlihat pada awal-awal diagnosa penyakit tersebut, namun apabila Atresia Bilier tidak ditangani dengan baik maka ia akan menyebabkan gagal hati bagi penderitanya. Gagal hati susah untuk disembuhkan sehingga bayi yang terkena atresia bilier lanjut memiliki peluang hidup yang cukup kecil tanpa adanya tindakan tepat.
Untuk mendapatkan hasil penanganan yang optimal, para orang tua anak penderita Atresia Bilier harus dapat mengidentifikasi ciri-ciri penyakit ini dengan baik. Berikut ini adalah ciri-ciri penyakit Atresia Bilier :
Perubahan warna kulit menjadi kuning merupakan ciri-ciri yang lazim terjadi bagi pasien dengan gejala fungsi hati terganggu. Organ hati selalu berhubungan erat dengan produksi bilirubin. Gangguan yang terjadi pada hati akan mengurangi kemampuan hati untuk mengekstrasi bilirubin sehingga menyebar ke dalam darah. Penumpukan bilirubin inilah yang menyebabkan warna kulit serta area mata menjadi kuning.
Bahaya penyakit kuning pada bayi baru lahir ini sendiri tidak bisa disepelekan begitu saja sehingga para ibu disarankan untuk mempelajari cara mengatasi penyakit kuning pada bayi. Pada anak yang terkena Atresia Bilier, perubahan warna kulit menjadi kuning menjadi pintu masuk untuk melakukan observasi karena menjadi ciri-ciri penyakit atresia bilier yang paling umum. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh apabila anak mengalami sakit kuning lebih dari 2 minggu.
2. Urin menjadi gelap
Bilirubin yang tidak dapat diekstrasi dengan baik oleh hati tersebut kemudian turut masuk ke dalam ginjal. Ginjal pun dibebani dengan tugas untuk menyaring bilirubin dan zat-zat lainnya. akibatnya ginjal akan menghasilkan urin yang lebih gelap dan pekat. Dokter akan memeriksa kandungan urin untuk memastikan penyebabnya berkaitan dengan atresia bilier atau tidak.
3. Tinja Berwarna Pucat
Billirubin yang ikut dengan hasil pencernaan yang datang dari usus menuju rektum akan turut mempengaruhi warna tinja yang dihasilkan. Warna tinja berupa coklat gelap merupakan hasil dari ekskresi bilirubin yang normal dari hemoglobin dan cairan empedu. Namun pada anak yang terkena atresia bilier, ekskresi bilirubin yang tidak normal akan mengakibatkan warna tinja menjadi pucat. [AdSense-B]
4. Gatal-gatal pada anak
Bilirubin yang menginflitrasi pembuluh darah tersebut tidak hanya menyebabkan warna kuning pada kulit namun juga dapat menyebabkan gatal-gatal. Penumpukan sisa-sisa pencernaan termasuk bilirubin pada pembuluh darah akan mempengaruhi lapisan epidermis dan saraf kulit yang ada di atasnya.
Akibatnya kulit akan teriritasi dan menyebabkan gatal-gatal yang sulit ditahan oleh anak-anak. Untuk mengurangi rewel anak penderita atresia bilierĀ dapat menggunakan lotion atau pelembab bagi kulit anak.
5. Pembengkakan Pada Perut
Mirip dengan gejala hepatitis B , penyakit atresia bilier juga dapat menyebabkan pembesaran pada perut anak. Gangguan pada fungsi hati akan menyebabkan penumpukan cairan pada perut anak. Umumnya gejala ini muncul beberapa minggu setelah gejala pertama yang paling umum yaitu perubahan warna kulit pada anak.
Konsekuensi dari pembengkakan pada perut ini adalah pencernaan anak akan merasa tidak nyaman serta dapat mengganggu proses pemberian ASI eksklusif dari ibu. [AdSense-A]
6. Kehilangan Berat Badan
Gangguan nafsu makan yang diakibatkan oleh terganggunya saluran empedu sebagai komponen penting pencernaan memiliki korelasi langsung terhadap kehilangan berat badan anak. Selain karena anak akan kesulitan menerima asupan karena pencernaan yang tidak nyaman juga diakibatkan oleh menurunnya kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi yang essensial bagi tubuh.
7. Sering Rewel
Bayi tentu tidak memiliki kemampuan untuk menahan stimulasi seperti rasa sakit ataupun gatal seperti pada manusia dewasa. Pada bayi yang menderita atresia bilier, perut akan terasa penuh dan bagian perut sebelah kanan atas bayi akan terasa nyeri. Nyeri pada perut akibat atresia bilier pada bayi dipastikan akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman sehingga bayi akan sering rewel dan meronta.
8. Pertumbuhan tidak normal
Penyakit Atresia Bilier dapat mengganggu penyerapan nutrisi pada tubuh anak. Pada masa-masa 12 bulan pertama bayi akan sangat membutuhkan nutrisi essensial seperti kolostrum untuk membentuk antibodi pada tubuhnya. Akibat dari saluran empedu yang tidak berfungsi dengan normal, nutrisi dari makanan yang di asup tidak akan disintesa dengan baik oleh tubuh. Akibatnya anak akan mengalami tumbuh kembang yang melambat dibanding anak seusianya.
9. Sering Mimisan
Pada beberapa kasus, anak yang menderita Atresia bilier dapat mengalami mimisan akut. Hal ini disebabkan oleh kandungan zat zat sisa yang tidak mampu diurai oleh organ hati bayi akibat terkena atresia bilier. Akibatnya zat zat sisa ini menyebar ke pembuluh darah. Pada beberapa kasus zat zat sisa ini membebani pembuluh darah yang halus seperti dekat saluran pernapasan. Akibatnya anak akan sering mengeluarkan darah dari hidungnya.
10. Limpa membengkak
Pada bayi yang terkena atresia bilier, gangguan pada saluran empedu bayi tidak hanya akan mempengaruhi kinerja dan kondisi organ hati saja. Limpa yang berfungsi untuk melakukan filtrasi terhadap sel-sel darah merah yang kemudian akan diubah menjadi bilirubin akan terganggu karena limpahan zat zat sisa yang gagal diolah oleh hati, akibatnya limpa akan membengkak sebagai tanda limpa sedang terganggu.
Atresia bilier merupakan salah satu penyakit yang dapat berakibat fatal yang menyerang bayi-bayi berusia dibawah satu tahun. Pada beberapa kasus atresia bilier hanya dapat disembuhkan total dengan cara transplantasi hati karena kerusakan yang sudah hebat. Dengan mengetahui ciri-ciri penyakit atresia bilier dalam waktu sedini mungkin, peluang bagi sang anak untuk mencapai kesembuhan total akan lebih besar.