Abses hati merupakan salah satu gangguan pada fungsi organ hati manusia yang dapat bersifat fatal apabila tidak mendapat diagnosa dan penanganan yang tepat. Abses hati sendiri merupakan gangguan berupa munculnya nanah pada jaringan lobus hati yang kemudian akan mengganggu kinerja fungsi hati sebagai alat ekskresi.
Penyakit ini dapat muncul sebagai komplikasi dari gangguan yang lebih jamak terjadi seperti gejala empedu bermasalah dan appendictis atau biasa dikenal dengan usus buntu. Penyakit ini biasa muncul pada orang dengan faktor risiko berupa pengonsumsi alkohol rutin, berumur di atas usia 50 tahun, mengidap diabetes, serta pernah menjalani prosedur pembedahan pada saluran empedu.
Seseorang dapat dicurigai menderita abses hati apabila mengalami gejala infeksi hati yang umum seperti nyeri abdomen bagian kanan atas secara akut, mengalami muntah-muntah dalam waktu yang cukup lama, kehilangan berat badan secara drastis, serta demam secara berkepanjangan.
Abses hati dapat didiagnosa dengan menggunakan Rontgen sinar x untuk mengetahui tanda-tanda abnormal dalam tubuh yang berhubungan dengan abses hati, Ultrasonografi pada abdomen untuk mendeteksi kemunculan lesi atau tidak pada bagian organ hati, dan CT Scan untuk memonitor fungsi keadaan abses pada hati.
Pemeriksaan dengan menggunakan metode-metode seperti di atas juga untuk memonitor tingkat keparahan leukositosis atau kenaikan jumlah sel darah putih secara drastis dalam waktu singkat dan anemia yang akan muncul pada kasus abses hati.
Penyakit abses hati sendiri umumnya disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, baik oleh mikroorganisme bakteri atau disebut dengan abses hati pyrogenik ataupun yang disebabkan oleh mikroorganisme amuba yang disebut dengan abses hati amoebik. Mikroorganisme ini dapat masuk melalui saluran empedu yang terganggu akibat fenomena kesehatan yang disebut dengan koledokolithiasis atau munculnya batu empedu dalam jumlah signifikan.
Kemunculan batu empedu ini dapat menimbulkan luka pada saluran empedu, menghalangi distribusi cairan empedu untuk membantu mengemulsi lemak yang dapat mempermudah infeksi oleh mikroorganisme. Selain itu infeksi pada usus buntu atau appendictis juga dapat berpindah menuju organ hati. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai dua penyebab abses hati yang paling utama yaitu abses hati pyrogenik dan amoebik.
1. Abses hati pyrogenik
Abses hati pyrogenik adalah abses hati yang disebabkan oleh infeksi oleh bakteri. Umumnya bakteri penyebab utama abses hati ini adalah bakteri Eschericia coli dan Klebsiella. Kedua bakteri ini menjadi penyebab utama abses hati di tempat yang berbeda dimana Eschericia coli banyak ditemukan di wilayah Amerika dan sekitarnya sementara Klebsiella Pneumonae banyak ditemukan di wilayah Asia.
Kedua bakteri ini bersifat anaerobik sehingga dapat hidup tanpa menggunakan bantuan oksigen dan dapat berkembang dalam organ tubuh manusia. Seperti yang dijelaskan di atas bakteri dapat muncul dari gangguan usus buntu dan berpindah melalui saluran empedu.
Biasanya kemunculan abses hati pyrogenik dapat diketahui dari munculnya pembengkakan jumlah sel darah putih atau yang biasa disebut dengan leukositosis serta peningkatan kultur pada darah yang mencapai angka 50-60%. [AdSense-B]
Resiko terkena infeksi bertambah besar ketika seseorang diketahui mengidap diabetes melilitus. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Instansi Kesehatan Taiwan menunjukkan bahwa diabetes dapat mempermudah alur perpindahan bakteri klebsiella dari darah menuju organ. Diabetes diketahui dapat memperlemah sistem pertahanan terhadap bakteri seperti sel darah putih serta tingginya kadar glukosa dalam darah dapat menjadi sumber energi bagi bakteri.
Proses pembentukan abses pada hati dimulai ketika tubuh mendeteksi adanya bakteri yang masuk ke dalam sistem peredaran darah. Setelah bakteri terdeteksi, antibodi tubuh akan berusaha mengeliminasi bakteri yang masuk ke dalam organ hati. Sel darah yang kalah dan mati kemudian akan membentuk kantung-kantung nanah atau abses pada organ hati. Abses yang muncul pada organ hati karena infeksi bakteri dapat berupa abses tunggal dan abses jamak.
2. Abses hati amoebik
Abses hati amoebik merupakan abses hati yang banyak terjadi di wilayah dengan tingkat sanitasi yang kurang memadai seperti wilayah afrika dan asia tenggara. Hal ini disebabkan karena amuba banyak hidup di genangan air yang kotor yang masih umum digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. akibatnya amuba dapat dengan mudah bersentuhan dengan manusia.
Jenis amuba yang menjadi penyebab abses pada hati adalah entamoeba histolytica. Amuba ini memiliki kemampuan sitolisis untuk menghancurkan sel-sel hidup dalam jaringan organ dan menimbulkan nanah yang berasal dari sel-sel hati yang telah mati. Penjelasan terkait dengan abses hati terkait amuba dapat dipelajari lebih lanjut dengan mencari pengertian abses hati amuba secara mendalam. [AdSense-C]
Seseorang yang terkena abses hati amubik akan mengalami gejala umum seperti nyeri pada perut sebelah kanan atas, demam, serta kesulitan untuk mencerna makanan. Hal ini dapat berkembang menjadi gejala yang lebih serius seperti timbulnya gejala penyakit kuning, ikterus atau gatal-gatal atau komplikasi lanjutan menjadi gagal pada organ hati.
Pada kondisi yang langka abses hati dapat pecah dan masuk ke dalam organ-organ penting pencernaan lainnya seperti usus yang disebut dengan ruptur dan memiliki resiko mortalitas yang tinggi. Selain itu penderita abses hati juga dapat beresiko terkena emfiema dan komplikasi abses hati lainnya.
Selain dua penyebab utama di atas, abses hati juga dapat disebabkan oleh infeksi jamur meskipun penyebab ini terbilang langka. Abses hati yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida Albians ini hanya dapat terjadi apabila pasien dalam keadaan mengalami kondisi imunitas yang sangat rendah atau disebut dengan immunocompromised.
Dengan mengetahui penyebab-penyebab penyakit abses hati, maka diharapkan pasien dapat mengambil tindakan dengan seksama untuk mencari penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi di kemudian hari.