Jika Anda sedang bertanya-tanya obat apa choline theophyllinate itu, maka Anda telah menemukan artikel yang tepat! Obat ini termasuk obat yang cukup sering kita temukan dalam keseharian, namun dijual dengan merek atau nama yang berbeda. Maka, tidak heran jika kita kurang familiar dengan nama obat ini. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai choline theophyllinate, mulai dari kegunaan, cara penggunaan, dosis hingga efek sampingnya, yuk simak terus artikel ini!
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai choline theophyllinate, akan lebih baik jika kita mengetahui terlebih dahulu sebenarnya obat apa choline theophyllinate ini. Choline theophyllinate, yang juga dikenal sebagai oxtriphylline, adalah obat batuk yang merupakan turunan dari xanthine. Obat ini bekerja sebagai bronkodilator atau obat yang membantu membuka saluran ke paru-paru. Secara kimiawi, obat ini adalah garam choline dan theophylline. Obat ini terklasifikasi sebagai obat ekspektoran.
Kegunaan dan Fungsi Choline Theophllinate
Seperti yang telah dibahas secara singkat sebelumnya, choline theophyllinate adalah obat yang berfungsi untuk mengobati batuk dan membuka saluran pernapasan ke paru-paru. Artinya, obat ini dapat membantu mencegah dan mengobati napas pendek yang sering terjadi pada penderita batuk, dan juga kesulitas bernapas akibat adanya penyakit paru-paru, seperti asma, emfisema, dan bronchitis kronis.
Untuk lebih lengkapnya, berikut ini adalah penyakit-penyakit yang bisa diatasi dengan choline theophyllinate:
Selain penyakit-penyakit di atas, choline theophyllinate juga bisa diresepkan untuk penyakit-penyakit lain. Dokter atau apoteker akan meresepkan dan memberi petunjuk penggunaan yang sesuai dengan penyakit yang Anda derita.
Cara kerja choline theophyllinate adalah dengan merelaksasi otot-otot di saluran udara dan membuka saluran udara sehingga pasien akan merasakan pernapasannya lebih lega. Obat ini juga bisa meredakan iritasi yang terjadi di paru-paru. Akan tetapi, choline theophyllinate tidak bisa bekerja secara langsung, melainkan membutuhkan waktu untuk terasa kinerjanya. Obat ini juga tidak boleh digunakan untuk mengatasi serangan gangguan pernapasan yang tiba-tiba. Untuk informasi lebih lanjut mengenai obat ini, Anda bisa berkonsultasi pada apoteker atau dokter.
Cara Penggunaan dan Dosis Choline Theophyllinate
Untuk menggunakan choline theophyllinate, Anda harus benar-benar mengikuti petunjuk dokter. Anda juga harus memperhatikan label petunjuk penggunaan yang biasanya tersedia di kemasan obat. Biasanya dalam meresepkan dosis obat, dokter akan menyesuaikan dengan kondisi tubuh Anda, antara lain kondisi penyakit yang Anda derita, riwayat kesehatan atau kondisi penyakit lainnya yang sedang Anda derita, respon Anda terhadap obat-obatan, serta kondisi fisik Anda termasuk berat badan, tinggi badan, usia, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah dosis penggunaan choline theophyllinate yang umum diberikan:
Untuk orang dewasa, choline theophyllinate bisa diberikan sebanyak 0,2 gram hingga 0,4 gram sehari. Dosis ini dapat ditingkatkan atau disesuaikan secara perlahan dengan mengamati respon tubuh pasien terhadap obat. Dosis penyesuaian choline theophyllinate adalah sebesar 0,8 hingga 1,2 gram sehari yang dibagi menjadi 3 atau 4 dosis.
Pemberian choline theophyllinate pada anak-anak harus disesuaikan dengan rentang usia pasien anak tersebut. Untuk anak-anak yang berusia di bawah 5 tahum choline theophyllinate dapat diberikan dengan dosis 24 mg hingga 36 mg per hari yang dibagi menjadi 3 dosis. Untuk anak-anak dalam rentang usia 5 sampai 9 tahun, dosis choline theophyllinate yang bisa diberikan lebih besar, yaitu sebanyak 200 mg hingga 400 mg yang dibagi menjadi 4 dosis. Sementara itu, untuk anak-anak berusia 10 sampai 14 tahun, choline theophyllinate bisa diberikan sebanyak 400 mg sampai 800 mg yang dibagi menjadi 4 dosis.
Bagi ibu hamil dan menyusui, sebaiknya berhati-hati sebelum menggunakan obat ini. Menurut FDA, choline theophyllinate ini masuk ke dalam kategori klasifikasi C, dimana klasifikasi ini digunakan untuk memberi informasi kemungkinan resiko untuk bayi dalam kandungan dari obat-obatan yang dikonsumsi ibu hamil. Klasifikasi C menurut FDA ini berarti masih belum ada informasi yang memadai mengenai bahaya choline theophyllinate pada ibu hamil, namun terdapat potensi bahaya untuk janin yang dikandungnya. Maka, jika Anda sedang hamil atau sedang menjalani program hamil, serta sedang menyusui bayi, sebaiknya mengkonsultasikan hal ini pada dokter. Hal ini berguna untuk menimbang potensi resiko yang terjadi dari konsumsi obat ini.
Perlu diingat bahwa dalam mengkonsumsi choline theophyllinate ini Anda harus mengikuti petunjuk dokter. Jika Anda melewatkan satu dosis, maka minum obat sesegera mungkin. Akan tetapi, jika sudah mendekati waktu konsumsi dosis berikutnya, sebaiknya lewatkan saja dosis yang terlupa. Jangan menggandakan dosis karena berasumsi untuk mengganti dosis yang terlewat. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya overdosis.
Lalu, bagaimana jika terlanjur terjadi overdosis? Jika terjadi overdosis, segera hubungi layanan gawat darurat untuk meminta pertolongan. Sementara Anda menunggu perawatan untuk overdosis, Anda bisa melakukan cara menetralisir overdosis obat sendiri.
Efek Samping Choline Theophyllinate
Memang ada banyak obat-obatan yang bisa mengatasi asma, bronkitis, atau gangguan pernapasan lainnya. Obat-obatan tersebut mungkin ada yang kimiawi dan ada yang alami. Anda disarankan untuk mencoba terlebih dahulu obat-obatan alami atau herbal karena lebih minim efek samping. Namun, jika memang Anda membutuhkan obat-obatan kimiawi, choline theophyllinate bisa menjadi pilihan pengobatan.
Meski begitu, perlu Anda sadari bahwa ada efek samping yang mengincar ketika Anda memilih menggunakan choline theophyllinate ini. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang bisa menjadi ciri-ciri alergi yang perlu diwaspadai, seperti gatal-gatal, ruam kemerahan pada kulit, atau kesulitan bernapas. Bahkan, reaksi alergi obat-obatan tertentu juga bisa menjadi penyebab muka bengkak dan gatal yang perlu diwaspadai. Selain di wajah, pembengkakan akibat alergi juga bisa terjadi di bibir, tenggorokan hingga lidah. Jika Anda mengkhawatirkan mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah kekhawatiran Anda tersebut pada dokter.
Selain itu, Anda juga perlu mewaspadai interaksi obat yang mungkin terjadi. Beberapa obat-obatan bisa berinteraksi dengan riwayat penyakit, kondisi kesehatan tertentu, hingga obat-obatan lain yang sedang Anda konsumsi. Choline theophyllinate sendiri bisa berinteraksi dengan hal-hal di atas. Informasikan pada dokter Anda jika Anda mengkonsumsi cimetidine/oxtriphylline, ciprofloxacin/oxtriphylline, dan clarithromycin/oxtriphylline. Obat-obatan tersebut memang bukan daftar lengkap obat-obatan yang berinteraksi dengan choline theophyllinate. Sebaiknya informasikan selengkap mungkin pada dokter Anda jika ada obat lain, termasuk vitamin dan obat herbal, yang sedang Anda konsumsi.
Selain hal di atas, Anda juga perlu berhati-hati dalam penggunaan choline theophyllinate karena obat ini bisa berinteraksi dengan beberapa kondisi tubuh tertentu. Hal ini terutama jika Anda mengalami atau memiliki riwayat kesehatan seperti di bawah ini:
Menginformasikan riwayat kesehatan, obat-obatan dan gaya hidup Anda sedetail mungkin akan dapat membantu mengurangi resiko terjadinya efek samping yang parah. Oleh karena itu, jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter demi dapat mendapatkan perawatan dan pengobatan yang paling tepat untuk kondisi Anda.
Nah, kini Anda telah mengetahui lebih lengkap mengenai choline theophyllinate, mulai dari obat apakah choline theophyllinate itu, juga fungsi, kegunaan, cara menggunakan, dosis hingga efek sampingnya. Dengan informasi ini diharapkan Anda tidak lagi sembarangan dalam menggunakan obat karena terdapat efek samping yang bisa saja memperparah kondisi kesehatan Anda. Tidak hanya itu, dengan mengetahui informasi ini mungkin akan lebih meyakinkan diri Anda bahwa pengobatan menggunakan bahan-bahan alami atau herbal merupakan pilihan aman dan menenangkan untuk Anda. Di samping itu, Anda juga bisa mencoba olahraga yang dapat menyembuhkan penyakit asma, karena bagaimanapun pencegahan lebih baik daripada mengobati, bukan? Semoga artikel ini bermanfaat, ya!