Cetylpyridinium atau sering juga disebut cetylpyridinium chloride adalah obat yang biasa digunakan sebagai antiseptik. Apa bedanya dengan antiseptik biasa yang dijual di pasaran? Di artikel kali ini kita akan membahas lebih jauh mengenai cetylpyridinium, termasuk fungsi, dosis, kontraindikasi dan efek sampingnya. Simak terus, ya!
Cetylpyridinium adalah surfaktan bakterisida kationik yang digunakan sebagai antiseptik topikal pada kulit, luka, selaput lender dan lain sebagainya. Cetylpyridinium ini seringkali ditemukan sebagai bahan aktif pada obat kumur, pasta gigi, semprot tenggorokan, penyegar mulur, hingga semprot hidung. Tidak hanya itu, kandungan cetylpyridinium juga sering digunakan pada tablet hisap. Pada obat-obatan untuk perawatan gigi, cetylpyridinium berguna sebagai pelindung dari plak gigi dan mengurangi resiko gingivitis yang sering menjadi penyebab gusi sering berdarah.
Fungsi Cetylpyridium
Seperti yang telah disebutkan, cetylpyridinium sering digunakan sebagai garam cetylpyridinium yang banyak ditemukan pada produk-produk kesehatan mulut dan gigi, termasuk pasta gigi, obat kumur, tablet hisap, hingga obat penyegar mulut. Cetylpyridinium memiliki kemampuan sebagai obat antiseptik yang juga berfungsi dalam pencegahan plak gigi dan terjadinya gingivitis. Bahkan, cetylpyridinium chloride ini juga mampu melakukan hal yang sama dengan cara menghilangkan karang gigi dengan garam. Bagaimana cetylpyridinium melakukan hal ini?
Cetylpyridinium memiliki kemampuan menghancurkan pertumbuhan bakteri dan jamur serta mencegah terjadinya infeksi akibat pertumbuhan dan serangan mikroorganisme, terutama pathogen gram positif. Cetylpyridinium juga memiliki fungsi dalam penanganan lokal infeksi minor. Di samping kegunaan cetylpyridinium sebagai bahan aktif, kandungan ini umum dikenal hanya akan memberi efek lokal saja karena kandungannya yang sulit diserap oleh tubuh.
Ketika cetylpyridinium digunakan pada obat kumur, pasta gigi, ataupun obat penyegar mulut, obat ini bekerja dengan cara mencegah pertumbuhan plak gigi baru, mengurangi dan menghilangkan plak gigi yang telah ada, menghancurkan pertumbuhan bakteri pathogen dan mencegah produksi faktor-faktor yang bisa menyebabkan keracunan.Cetylpyridinium chloride merupakan quaternary ammonium compound yang memiki spectrum yang luas sebagai anti bakteri. Sementara itu, penggunaan cetylpyridinium sebagai tablet hisap bisa menjadi obat infeksi tenggorokan yang cukup ampuh.
Lebih jauh lagi, cetylpyridinium chloride juga bisa mencegah sintesa glucan larut yang diproduksi oleh streptococcal glucosyltransferase, menyerap enamel yang terbungkus kulit tipis, dan mencegah koadesi oleh bakteri serta mengikat mutan streptococcus biofilm. Kemampuan inilah yang menjadikan cetylpyridinium chloride memiliki fungsi utama sebagai bahan aktif yang secara efektif merawat dan mencegah gangguan bakteri dan jamur pada rongga orofaring.
Dosis Penggunaan Cetylpyridinium
Produk yang paling banyak menggunakan formulasi cetylpyridinium chloride sebagai bahan aktif adalah obat kumur, pasta gigi, tablet hisap dan semprot penyegar mulut. Retensi oral dalam menggunakan cetylpyridinium adalah selama 1 menit untuk berkumur dengan dosisi 10 ml dari 2.2 MMOL larutan. Penggunaan ini sudah mencakup 65% dari penggunaan yang dianjurkan.
Sebagai tambahan, telah ditentukaan bahwa quaternary ammonium compound seperti cetylpyridinium chloride umumnya sangat sulit diserap melalui penggunaan oral. Lebih jauh lagi, walaupun penyerapan sistemik dari penggunaan melalui suntik memungkinkan, efek sistemik dari penyerapan perkutan melalui kulit secara langsung ditemukan sangat jarang terjadi.
Berikut ini adalah dosis penggunaan cetylpyridinium yang umum diberikan:
Cetylpyridinium dapat digunakan sebagai obat minum untuk mengatasi infeksi mulut dan tenggorokan serta rasa sakit tenggorokan. Untuk penggunaan ini cetylpyridinium dapat dikonsumsi dalam bentuk tablet hisap yang setiap tabletnya mengandung 1.4 mg cetylpyridinium chloride. Dalam mengkonsumsi tablet hisap ini, Anda bisa menggunakan 1 butir tablet setiap 3 jam. Obat ini tidak perlu langsung telan, melainkan bisa dihisap seperti permen. Cetylpyridinium sebagai tablet hisap ini bisa menjadi alternatif lain dari antibiotik radang tenggorokan di apotik.
Sementara itu, cetypyridinium yang digunakan sebagai obat kumur tersedia dalam bentuk cairan yang biasanya mengandung cetylpyridinium chloride sebesar 0.025% w/v. Penggunaan cetylpyridinium chloride sebagai obat kumur dapat digunakan sebanyak 15 ml per pemakaian. Anda bisa mengulangi dosis ini sebanyak 2 hingga 3 kali sehari. Obat kumur ini tidak perlu Anda encerkan dengan air sebelum pemakaian.
Cetylpyridinium juga bisa digunakan sebagai disinfektan atau antiseptik kulit dengan mengoleskannya langsung secara topikal. Penggunaan dengan cara ini biasanya menggunakan cetylpyridinium yang tersedia dalam bentuk gel. Biasanya kandungan cetylpyridinium chloride dalam obat topikal ini sebesar 0.025% w/v. Cara menggunakannya adalah dengan mengoleskan gel tersebut langsung ke area kulit yang terinfeksi 2 hingga 3 kali sehari.
Selain untuk orang dewasa, cetylpyridinium juga bisa digunakan oleh anak-anak. Untuk penggunaan cetylpyridinium sebagai tablet hisap, dosisnya tidak berbeda dengan dosis orang dewasa, yaitu cetylpyridinium dapat dikonsumsi 1 butir setiap 3 jam. Namun, disarankan anak-anak yang bisa mengkonsumsi tablet hisap ini telah berusia 6 tahun ke atas.
Penggunaan cetylpyridinium sebagai obat kumur untuk mengatasi infeksi mulut dan tengggorokan pada anak-anak juga tidak berbeda dengan orang dewasa. Untuk anak-anak berusia 6 tahun ke atas, dosis penggunaan setidaknya 15 ml per pemakaian dan bisa diulangi sebanyak 2 hingga 3 kali sehari. Perlu diingat bahwa saran dan dosis penggunaan di atas tidak menggantikan rekomendasi medis ataupun dokter. Sebaiknya Anda selalu mengkonsultasikan pemakaian obat-obatan dengan dokter yang lebih berpengalaman.
Efek Samping dan Kontraindikasi Cetylpyridinium
Seperti penggunaan obat-obatan kimiawi lainnya, penggunaan cetylpyridinium pun memiliki efek samping penggunaan. Oleh karena itu, ada baiknya Anda mencoba menggunakan bahan-bahan alami sebagai cara mengatasi sakit tenggorokan atau infeksi rongga mulut sebelum memutuskan memakai cetylpyridinium. Misalnya, Anda bisa mencoba obat sakit tenggorokan susah menelan yang alami dan tidak kalah mujarab dibandingkan obat-obatan yang dijual di apotek. Berikut beberapa efek sampingnya:
1. Biduran
Penggunaan cetylpyridinium chloride bisa membuat penggunanya merasakan reaksi urtikaria, yaitu semacam reaksi alergi yang juga sering kita sebut biduran. Hal ini terjadi terutama pada pengguna yang memiliki kulit sensitif. Ini sebabnya penggunaan cetylpyridinium bisa menjadi penyebab biduran yang jarang diketahui.
Pada kasus lainnya terdapat obat-obatan yang berinteraksi dengan obat-obatan lainnya. Hal ini juga mungkin terjadi pada penggunaan cetylpyridinium. Oleh karena itu, jika Anda memiliki riwayat kesehatan yang membutuhkan pengobatan menggunkkan obat lain, sebaiknya Anda mengkonsultasikan penggunaan cetylpyridinium terlebih dahulu. Informasikan secara lengkap daftar obat-obatan yang sedang Anda konsumsi untuk menghindari adanya interaksi obat atau menghindari hilangnya efektivitas obat akibat berinteraksi dengan obat-obatan lainnya.
Terlebih jika Anda sering mengkonsumsi alkohol dan merupakan perokok aktif. Segera hentikan kebiasaan Anda tersebut untuk mencegah terjadinya penyakit yang lebih parah. Kalaupun Anda ingin mengkonsumsi cetylpyridinium, diskusikan hal ini terlebih dahulu dengan dokter, apoteker atau tenaga medis lainnya. Alkohol dan rokok seringkali menimbulkan interaksi obat terjadi dan membuat penggunanya merasakan reaksi negatif atau hilangnya efektivitas obat. Ketahuilah akan adanya efek bahaya alkohol bagi kesehatan dan kehidupan sosial.
2. Mulut Terasa Tebakar
Penggunaan cetylpyridinium sebagai obat kumur juga mungkin menimbulkan reaksi berupa rasa terbakar pada mulut. Efek samping yang disebutkan di atas memang belum pasti terjadi pada semua yang menggunakan cetylpyridinium chloride. Bahkan, pada beberapa orang bisa jadi mengalami efek samping lain yang muncul di luar efek samping yang telah disebutkan di atas. Sementara itu, belum ada resiko atau efek samping khusus penggunaan cetylpyridinium pada ibu hamil dan menyusui. Oleh karena itu, bagi ibu hamil dan menyusui yang ingin mencoba pengobatan menggunan cetylpyridinium chloride sebaiknya mengkonsultasikan penggunaan terlebih dahulu dengan apoteker atau tenaga medis lainnya.
Untuk meminimalisir terjadinya efek samping atau reaksi negatif dari penggunaan obat, sebaiknya Anda memperhatikan kontraindikasi atau petunjuk penggunaan. Sebagai contohnya, sebaiknya Anda tidak menggunakan cetylpyridinium sebagai obat oles dalam jangka waktu terlalu lama. Hal ini terutama jika kulit menunjukkan tanda-tanda sensitif terhadap cetylpyridinium ini. Selain itu, hindari penggunaan cetylpyridinium pada kulit luka atau terbakar matahari. Penggunaan cetylpyridinium sebagai obat mulut dan tenggorokan pun sebaiknya tidak terlalu lama. Jika Anda masih merasakan sakit tenggorokan setelah 3 hari penggunaan cetylpyridinium, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih tepat.
Lalu, bagaimana jika cetylpyridinium digunakan melebihi dosis wajar yang diberikan atau menimbulkan keracunan? Penggunaan cetylpyridinium dalam dosis besar dapat menimbulkan gangguan pada lambung dan depresi pada sistem saraf pusat. Jika hal ini terjadi, segera hubungi layanan gawat darurat atau kunjungi unit gawat darurat di tempat pelayanan kesehatan terdekat. Demikian pembahasan mengenai cetylpyridinium yang lengkap, mencakup fungsi obat, dosis, kontraindikasi dan efek sampingnya. Dari artikel di atas hendaknya Anda menjadi lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan apapun itu jenisnya. Semoga artikel ini bermanfaat!