13 Kelainan Otot Pada Manusia Yang Sering Terjadi

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Otot merupakan organ penting manuriayang berperan dalam menggerakkan tubuh manusia atas kontrol dari sistem saraf. Tanpa otot, manusia tidak dapat bergerak atau beraktivitas. Otot hampir terdapat diseluruh bagian tubuh. Mulai dari otot rangka, otot-otot pada saluran cerna (otot polos), otot pernapasan, otot pembuluh darah dan otot-otot jantung. Banyaknya otot pada tubuh manusia membuat kita dapat membayangkan betapa bahayanya jika terjadi kelainan otot hingga kelumpuhan otot pada fungsi-fungsi sistem yang membutuhkan kerja otot. Beberapa kelainan yang dapat terjadi pada otot antara lain :

1. Tetanus

Tetanus merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kram dan kaku otot. Tetanus terjadi akibat infeksi dari bakteri Clostridium Tetani yang masuk melalui kulit yang mengalami luka. Akibat dari infeksi tersebut akan menghasilkan racun yang menyerang saraf. Akibatnya fungsi saraf dalam mengontrol otot akan terganggu. Gejala yang paling sering terjadi adalah kaku rahang. Pasien akan ditangani dengan antibiotik, relaksan otot, dan anti toksin. Namun jika pernah melakukan vaksin tetanus, maka diberikan imunoglobulin. (Baca juga: Bahaya fitnes setiap hari)

2. Spasme kram otot

Spasme otot biasa disebut kram atau nyeri otot, yang terjadi akibat kerja otot yang berlebihan atau kontraksi yang terlalu kuat. Serangan spasme biasa sering terjadi pada otot betis secara tiba-tiba dan terasa berkedut. Penanganannya dengan mengistrahatkan otot yang bermasalah, melakukan pemijatan,dapat juga dengan penggunaan obat atau salep yang dapat merelaksasikan otot. (Baca juga: Bahaya berenang tanpa pemanasan)

3. Atrofi otot

Atrofi otot merupakan kelainan otot pada manusia dimana otot mengalami penyusutan bentuk dan volume sel. Atrofi terjadi akibat adanya kerusakan pada otot itu sendiri atau pada saraf yang mengontrol otot tersebut. Penyebab lain adalah otot yang sudah lama tidak bekerja (biasanya pada orang yang lama terbaring sakit). Orang yang mengalami atrofi tampak jelas kehilangan massa otot, serta tampak lemah untuk beraktivitas. Penanganan dilakukan berdasarkan penyebab, melakukan olah raga disertai fisioterapi, mengkonsumsi makanan bernutrisi. (Baca juga: Makanan pembentuk otot tubuh pria paling cepat)

4. Hipertrofi otot

Hipertrofi otot terjadi umumnya pada atlet binaraga dan kebugaran. Mungkin orang menganggap ini hal biasa, namun ini adalah sebua kelainan otot yang berupa meningkatnya massa otot. Hal ini terjadi atas faktor nutrisi, usia dan latihan. (Baca juga: Penyebab kram kaki)

5. Miastenia gravis

Myastenia gravis termasuk salah satu kelainan otot dimana saraf tidak dapat mempengaruhi kerja otot. Penyebab myastenia gravis adalah autoimun. Hal ini dapat terjadi pada semua usia, namun  lebih sering terkena pada usia diatas 40 tahun.

Gejala yang terjadi berupa otot yang terasa lemah dan lelah tanpa disertai rasa nyeri. Otot yang terserang dapat dari otot-otot kecil seprti otot wajah dan pernapasan. Penanganan dengan penggunaan obat antikolinesterase untu mengembalikan kekuatan otot, dan pemberian imunosupresan untuuk menghambat efek autoimun. (Baca juga: Penyebab kelebihan asam laktat)

6. Hernia abdominalis

Hernia abdominalis adalah kelainan otot pada manusia yang mengenai otot perut. Dimana dinding otot perut mengalami kelemahan sehingga perut tampak menonjol. Hal ini disebabkan karena dinding perut tidak kuat menahan isi perut. (Baca juga: Cara meningkatkan massa otot)

7. Serebral palsi

Serebral palsi merupakan kelainan otot yang terjadi tidak mampunya otot untuk melakukan gerakan atau keterampilan motorik. Serebral palsi biasa terjadi berupa bawaan. Hal ini dikarenakan adanya kelainan pada otak. Diduga kelainan terjadi saat anak dalam kandungan dan terjadi gangguan pada proses perkembangan. Namun penyebab pastinya belum diketahui. Terapi yang dapat dilakukan berupa terapi gelombang otak dan pembedahan, namun hal ini masih sangat jarang. (Baca juga: Bahaya tetanus)

8. Rhabdomyolysis

Rhabdomyolysis merupakan kelainan dimana otot melepaskan pigmen mioglobin kedalam darah sehingga akan dibersihkan oleh ginjal. Namun hal tersebut memperberat kerja dan merusak ginjal. Akibatnya gejala yang dialami berupa rasa lelah, nyeri otot, dan menyebabkan perubahan warna urin. Kelainan ini dapat menyerang segala usia. Prinsip utama dari penanganan kelainan ini adalah mengembalikan fungsi ginjal dengan terapi cairan atau bahkan dengan cuci darah (dialisis). Selain itu hindari obat-obatan atau zat yang dapat memperberat kondisi.

9. Fibromyalgia

Fibromyalgia merupakan kelainan otot yang  berupa rasa nyeri diseluruh tubuh. Hal ini dapat menyerang segala usia, namun tersering pada usia diatas 30 tahun. Gejala yang dapat dirasakan adalah mudah merasa nyeri, otot-otot kaku rasa lelah, gangguan pencernaan, sakit kepala dan konsentrasi menururn. Penanganan berupa terapi nyeri atas gejala yang dirasakan, konseling dan fisioterapi. (Baca juga: Tetanus)

10. Sindroma Prune-Belly

Sindroma Prune-Belly merupakan kelainan otot yang bersifat genetik. Paling sering menyerang bayi laki-laki. Penyebab tersering adalah faktor keturunan, infeksi intrauterin, preeklampsia, dan hamil muda. Gejala yang terjadi berupa terdapat lekukan atau kerutan, disertai testis yang belum turun ke skrotum.

Selain itu terdapat kelainan pada sistem berkemih. Penanganan yang dilakukan berupa bedah untuk memperbaiki fungsi saluran berkemih, serta orkiopeksi untuk menurunkan testis ke skrotum. (Baca juga: Cara mengatasi leher sakit akibat salah tidur)

11. Polio

Polio (Poliomyelitis) adalah kelainan otot akibat infeksi dari virus polio. Infeksi ini sering menyerang anak-anak dan menyebabkan kelumpuhan. Infeksi menular melalui makanan, ari dan tangan yang terkontaminasi. Poliao pada awalnya dapat tidak bergejala, namun bila timbul dapat terjadi gejala sakit tenggorokan, demam, nyeri dan kaku otot hingga dapat mengakibatkan kelumpuhan otot. Penanganan yang dapat dilakukan bersifat suportif dengan pemberian antibiotik, antinyeri, alat bantu pernapasan dan fisioterapi. Namun sebaiknya dilakukan pencegahan sebelum terjadi infeksi sebagaimana yang sudah dianjurkan pemerintah, yaitu pemberian vaksin polio.

12. Stiff neck (kaku leher)

Stiff neck atau kaku leher terjadi akibat adanya spasme yang terjadi pada otot-otot leher. Hal ini terjadi karena adanya sikap tubuh yang salah dan trauma. Gejala yang dirasakan berupa nyeri otot dan kaku leher hingga dasar punggung. Penanganan yang dilakukan adalah penggunaan obat nyeri dan obat-obatan atau salep relaksan. (Baca juga: Pundak kaku dan pegal)

13. Strain

Strain merupakan keadaan dimana cederanya otot atau tendon (terutama tungkai bawah) akibat aktivitas berlebihan yang menyebabkan terjadinya peregangan  berlebihan sehingga otot atau tendon dapat robek. Gejala yang dialami berupa nyeri, bengkak, rasa kaku sehingga tidak dapat digerakkan seperti biasanya. Penanganan yang dapat diberikan yaitu antinyeri, mengistrahatkan otot dan imobilisasi untuk mempercepat pemulihan. (Baca juga: Penyebab leher kaku dan tegang)

fbWhatsappTwitterLinkedIn