11 Penyebab Perut Terasa Penuh dan Kembung

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Perut yang terasa mudah penuh dan kenyang pasti akan sangat mengganggu dan tak nyaman karena Anda akan kehilangan nafsu makan secara otomatis. Kondisi seperti ini juga diketahui sebagai perut kembung di mana perut pun dapat membesar. Biasanya, perut kembung ada hubungannya erat dengan apa yang Anda makan atau minum, namun tak sedikit juga yang disebabkan oleh adanya kondisi medis tertentu yang akan dapat Anda simak di bawah ini.

(Baca juga: penyebab perut kembung)

1. Pankreatitis

Kondisi medis satu ini, terutama yang berada pada tahap akut, adalah peradangan yang dialami di bagian dalam pankreas. Namun pankreatitis tidaklah sama dengan pankreatitis kronis; untuk tingkat akut, radang yang dialami akan begitu singkat, sedangkan ini akan terjadi menahun pada kasus kronis.

Penyebab

Pemicu dari pankreatitis sendiri sebetulnya cukup banyak, dan sebagian besar adalah adanya batu empedu yang tersumbat. Kebiasaan minum alkohol pun dapat menjadi penyebab dari kondisi pankreatitis akut, tapi untuk sebagian kasus tak diketahui jelas apa sebabnya.

Gejala

Sejumlah tanda atau gejala pun muncul selain dari perut terasa penuh, yaitu:

  • Diare
  • Mual yang bisa disertai muntah.
  • Nyeri tumpul yang hebat pada perut.
  • Demam
  • Bagian putih mata dan kulit berubah kuning.
  • Perut sakit dan bisa membengkak.

Diagnosa

Untuk dapat menanganinya, Anda perlu melakukan beberapa metode diagnosa:

  • Tes darah.
  • MRI/CT Scan/USG
  • ERCP atau endoskopi pankreas.

Pengobatan

Perawatan di rumah sakit adalah pengobatan yang terbaik dan paling suportif karena pasien akan diberikan cairan infus serta oksigen. Obat pengurang rasa sakit juga akan diberikan beserta pemberian nutrisi cair. Setelah 5-10 hari, pasien boleh pulang pada sebagian besar kasus pankreatitis.

(Baca juga: cara mengatasi perut kembung)

2. Batu Empedu

Kondisi medis ini adalah sebuah keadaan di mana cairan yang ada pada kantong empedu yang berfungsi mendukung pencernaan lemak mengeras. Itulah yang akan kemudian disebut batu empedu dengan ukuran dan jumlah yang berbeda-beda.

Penyebab

Ada sejumlah faktor risiko yang bisa saja memicu batu empedu:

  • Jenis kelamin.
  • Faktor umur (yaitu lebih cenderung dialami orang dengan usia >40 tahun.
  • Obesitas
  • Dampak pasca persalinan.

Gejala

Ada beberapa tanda yang berpotensi untuk dialami pada kasus batu empedu:

  • Hilangnya nafsu makan.
  • Gatal-gatal di permukaan kulit.
  • Lebih cepatnya detak jantung.
  • Sakit kuning atau hepatitis.
  • Demam tinggi.
  • Mual serta muntah-muntah.
  • Sakit perut yang menyertai perut terus terasa penuh.

Diagnosa

Setelah mengetahui gejala-gejalanya, Anda perlu memastikan penyakit tersebut dengan metode diagnosa berikut:

  • Pemeriksaan darah.
  • USG/MRI/CT Scan.
  • Kolangiografi untuk pemeriksaan batu pada saluran pencernaan.

Pengobatan

Untuk mengobati atau menangani penyakit batu empedu, Anda perlu mempertimbangkan langkah berikut:

  • Perubahan pola makan.
  • Asam ursodeoksikolat untuk batu empedu kecil.
  • ERCP atau kolangiopankreatografi retrograd endoskopik.
  • Kolesistektomi sayat terbuka.
  • Kolesistektomi laparokoskopik.

(Baca juga: penyebab perut panas)

3. Penyakit Crohn

Penyakit ini adalah sebuah peradangan usus yang bisa terjadi secara jangka panjang yang dapat menyerang lapisan dinding sistem pencernaan secara menyeluruh. Kondisi cenderung lebih kerap dialami di bagian akhir susu besar atau usus kecil.

Penyebab

Ada beberapa faktor risiko yang mampu menyebabkan seseorang dapat dengan mudah mengalami penyakit Crohn:

  • Gangguan sistem daya tahan tubuh.
  • Faktor genetik.
  • Infeksi
  • Kebiasaan merokok.
  • Faktor umur (lebih cenderung dialami orang <30 tahun.

Gejala

Selain perut terasa selalu penuh dan kembung, ada sejumlah tanda atau gejala lainnya:

  • Perut sakit dan kram.
  • Merasa cepat lelah.
  • Feses keluar bersama darah dan lendir.
  • Diare
  • Demam
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Turunnya berat badan secara drastis.

Diagnosa

Beberapa metode diagnosa dapat Anda lakukan untuk memastikan kondisi dan menanganinya:

  • Pemeriksaan awal.
  • Pemeriksaan darah.
  • Pengambilan sampel tinja.
  • Kolonoskopi
  • Menelan kapsul endoskopi nirkabel.

Pengobatan

Untuk menangani sekaligus mengurangi gejala yang timbul, pengobatan berikut adalah yang paling umum diberikan:

  • Imunosupresan untuk mengurangi inflamasi.
  • Kortikosteroid
  • Operasi

(Baca juga: cara mencegah masuk angin dan perut kembung)

4. Kanker Usus Besar

Perut yang kerap terasa penuh juga dapat disebabkan oleh kanker usus besar. Pada umumnya, akan ada gumpalan-gumpalan sel ukuran kecil yang terbentuk dan ini disebut juga dengan polip adenoma.

Penyebab

Penyebab kanker tentu sangat banyak dan berikut adalah yang termasuk paling umum:

Gejala

Selain adanya rasa perut yang penuh, tanda-tanda lainnya antara lain adalah:

  • Perut kram dan nyeri.
  • Tubuh cepat merasa lelah.
  • Turunnya berat badan secara drastis.
  • Feses yang berubah teksturnya.
  • Feses keluar bersama dengan darah.
  • Hilang selera makan.
  • Sembelit
  • Diare

Diagnosa

Pemeriksaan pun perlu dilakukan dan ada 2 metode diagnosa yang dibutuhkan. Kolonoskopi dan kolonoskopi virtual adalah pemeriksaan yang perlu dilakukan setelah merasakan gejala-gejalanya.

Pengobatan

Ada 3 metode pengobatan paling umum dan utama yang bisa didapat, yaitu:

  • Kemoterapi
  • Radioterapi eksternal/internal.
  • Operasi

(Baca juga: bahaya lemak di perut)

5. Kanker Ovarium

Kanker jenis ini adalah kanker yang tumbuh dan berkembang di bagian indung telur. Kanker yang diderita oleh wanita ini tak memandang usia penderitanya, namun kondisi ini lebih cenderung sering dialami oleh para wanita yang telah menopause.

Penyebab

Berbagai faktor dapat menjadi peningkat potensi untuk seorang wanita mengalami jenis kanker ini:

  • Kebiasaan merokok.
  • Menderita endometriosis.
  • Melakukan terapi pergantian hormon estrogen dengan dosis besar dan jangka panjang.
  • Faktor genetika.
  • Faktor usia, karena cenderung dialami wanita dengan umur >50 tahun.
  • Penggunaan alat kontrasepsi IUD.
  • Melakukan proses pengobatan kesuburan.
  • Mengalami menstruasi sebelum umur menginjak 12 tahun ditambah dengan mengalami menopause sesudah usia menginjak 50 tahun.
  • Tak pernah hamil.

Diagnosa

Beberapa metode diagnosa sangat perlu dilakukan untuk dapat menangani penyakit kanker ovarium:

  • Pemeriksaan fisik.
  • Tes darah
  • USG/MRI/CT Scan/rontgen dada.
  • Biopsi

Pengobatan

Setiap penderita kanker ovarium akan diberikan penanganan yang berbeda-beda tergantung dari tingkat atau stadium kanker itu sendiri. Bahkan harapan untuk hamil serta kondisi kesehatan juga menjadi pertimbangkan sebelum melakukan pengobatan. Namun untuk langkah pengobatan paling utama, dokter pasti akan menyarankan pasien untuk operasi dan kemoterapi.

(Baca juga: cara menjaga kesehatan lambung dan usus)

6. Penyakit Celiac

Terjadinya reaksi negatif pada pencernaan saat mengonsumsi gluten adalah kondisi dari penyakit Celiac. Namun yang perlu ditegaskan di sini adalah bahwa Celiac tidak dapat dikatakan intoleransi tubuh terhadap gluten atau bahkan bentuk dari reaksi alergi. Ini karena Celiac merupakan penyakit autoimun.

Penyebab

Penyebab pasti dari kondisi ini belumlah dapat diketahui secara pasti, namun ada faktor-faktor risiko yang memicunya:

  • Kondisi kesehatan, yaitu menderita penyakit down syndrome, gangguan saraf, kolitis ulseratif, diabetes tipe 1, sindrome Sjorgen, penyakit autoimun dan sindrom Turner.
  • Faktor lingkungan, yaitu penderita sudah pernah terkena infeksi pada sistem pencernaannya, terutama ketika masih anak-anak.
  • Faktor genetik, yaitu bila ada kerabat yang memiliki riwayat penyakit Celiac lalu risiko ini akan menjadi lebih besar pada seseorang.

Gejala

Tak hanya perut yang terasa penuh, ada hal-hal lain yang turut menandai penyakit Celiac ini:

  • Kelelahan
  • Penurunan berat badan.
  • Frekuensi buang air besar, warna feses dan bentuknya mengalami perubahan.
  • Perut terasa nyeri.
  • Muntah
  • Kerusakan lapisan gigi.
  • Kerusakan kepadatan tulang.
  • Mati rasa karena kerusakan sistem saraf.
  • Bengkak pada beberapa area tubuh karena cairan di jaringan tubuh menumpuk.
  • Ulu hati terasa nyeri.
  • Fungsi limpa terganggu.
  • Keseimbangan tubuh terganggu.
  • Sendi terasa nyeri.
  • Kulit beruam, gatal dan bahkan hingga lecet.

Diagnosa

Bila ada kecurigaan setelah melihat gejala-gejala tersebut, metode diagnosa di bawah ini perlu ditempuh:

  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan darah.
  • Biopsi
  • Endoskopi kapsul.
  • DEXA Scan.
  • Biopsi kulit.

Pengobatan

Penanganan yang paling utama adalah dengan menghindari makanan berkandungan gluten atau otomatis Anda perlu menjalani program diet bebas gluten. Sejumlah kasus penyakit ini akan memberikan vaksinasi ekstra pada penderitanya sebagai solusi, yakni vaksin flu, vaksin meningitis C dan Haemophillus influenza type B, serta vaksin pneumokokus.

(Baca juga: penyebab kram perut bagian bawah)

7. Penyakit Asam Lambung

Penyakit ini juga dikenal dengan nama GERD yang memiliki kepanjangan Gastroesophageal Reflux Disease. Penyakit ini termasuk umum dan ini biasanya akan menimbulkan adanya sensasi panas atau terbakar pada dada dan nyeri hebat pada bagian ulu hati.

Penyebab

Karena lingkaran otot yang ada di bawah esofagus tak berfungsi dengan baik, otomatis ketika makanan masuk ke dalam pencernaan, bagian tersebut tetap terbuka sehingga asam lambung bisa naik dengan mudah. Bahkan naiknya asam lambung kerap sampai pada kerongkongan atau esofagus.

Gejala

Sensasi terbakar yang sudah disebutkan tadi adalah salah satu gejalanya selain perut terasa penuh, berikut juga rasa nyeri di ulu hati. Kerongkongan dan bagian mulut juga akan merasa tak nyaman, sehingga akan kesulitan saat harus menelan makanan yang masuk.

Diagnosa

Metode diagnosa setelah adanya gejala-gejala GERD adalah pemeriksaan fisik di mana dokter akan menanyakan segala gejala yang dialami. Barulah setelah itu dilanjutan dengan diagnosa dengan endoskopi.

Pengobatan

Ada sejumlah tahap dalam pengobatan asam lambung, yaitu:

  • Mengganti menu makanan harian dengan makanan yang bergizi dengan kandungan lemak rendah.
  • Obat-obatan perlu dipakai saat perubahan menu tak berhasil.
  • Operasi (tindakan ini perlu ditempuh ketika 2 cara lainnya tak mempan).

(Baca juga: penyebab kram perut)

8. Tukak Lambung

Penyakit ini memang hampir mirip dengan asam lambung atau GERD, tapi tukak lambung adalah kondisi luka di dinding lambung. Terjadinya hal ini disebabkan oleh adanya lapisan dinding lambung yang terkikis.

Penyebab

Tukak lambung pada umumnya dipicu oleh adanya asam lambung yang meningkat atau selaput pelindung lambung yang mengalami penipisan. Tak hanya itu, konsumsi obat anti-inflamasi nonsteroid/aspirin/ibuprofen serta adanya infeksi bakteri bernama Helicobacter pylori mampu menjadi pemicu lainnya. Merokok dan alkohol adalah peningkat risiko tukak lambung.

Diagnosa

Metode diagnosa yang perlu untuk dilakukan ketika gejala sudah mulai tampak adalah:

  • Pemeriksaan fisik.
  • Endoskopi
  • Biopsi atau pengambilan sampel jaringan.

Pengobatan

Untuk menangani tukak lambung, ada beberapa obat yang biasanya akan diberikan oleh dokter:

  • Penghambat pompa proton.
  • Obat antibiotik.
  • Antasida dan alginat.
  • Penghambat reseptor H2.

(Baca juga: penyebab nyeri perut bagian bawah)

9. Sindrom Iritasi Usus Besar

Gangguan pada usus besar ini juga disebut sebagai IBS atau irritable bowel syndrome dan kondisi ini sama sekali tak berhubungan dengan peradangan usus maupun kanker usus besar. Di masa tertentu akan ada gejala yang serius dan justru ketika tak terjadi gejala, masa iritasi ini akan berjangka lebih panjang.

Penyebab

Penyebab pasti dari adanya iritasi usus besar ini belumlah jelas, namun sejumlah ahli telah menduga bahwa kondisi ini terjadi dikarenakan otot usus yang sensitivitasnya tinggi. Pergerakan usus pun diketahui tak begitu normal.

Gejala

Selain adanya rasa perut yang selalu kembung dan penuh, berikut adalah tanda-tanda lain yang menyertai:

  • Demam
  • Kelelahan berlebih.
  • Berat badan turun drastis.
  • Tinja keluar bersama lendir.
  • Mual
  • Sembelit
  • Diare
  • Perut terasa sakit.

Pengobatan

Beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan demi mengatasi masalah sindrom iritasi usus besar antara lain:

  • Menjauhi faktor penyebab, seperti makanan tertentu, obat tertentu, serta stres.
  • Mengubah pola diet.
  • Mengelola stres.
  • Melakukan latihan fisik.
  • Mengonsumsi suplemen yang menambah asupan gizi pada tubuh.
  • Mengonsumsi aminosalicylates, kortikosteroid, serta imunosuppresan.

(Baca juga: penyebab perut buncit)

10. Intoleransi Laktosa

Tubuh seseorang yang tak mampu mencerna laktosa secara total adalah sebuah kondisi yang dinamakan dengan intoleransi laktosa. Kondisi ini tak tergolong berbahaya bagi tubuh meski pun ada rasa tak nyaman yang terus merongrong penderitanya. Laktosa sendiri merupakan zat gula alami yang biasa ditemukan dan diperoleh dari susu maupun produk olahan susu.

Penyebab

Faktor risiko yang dapat berpengaruh sehingga seseorang mengalami intoleransi laktosa antara lain adalah:

  • Faktor usia yang berpengaruh terhadap penurunan kadar enzim laktase.
  • Kelahiran prematur.
  • Ras atau etnis tertentu karena kondisi ini lebih cenderung terjadi pada orang Hispanik, suku Indian (orang asli Amerika), dan orang Asia.

Gejala

Gejala atau tanda-tanda paling umum selain adanya rasa kembung atau perut penuh adalah:

Pengobatan

Intoleransi terhadap laktosa biasanya dapat dikonsultasikan dengan ahli gizi yang biasanya akan membantu Anda dalam mengubah pola makan. Karena bukanlah kondisi yang begitu serius, pada umumnya perubahan pola makan saja sudah cukup untuk memulihkan kondisi tubuh dari gejala intoleransi laktosa ini.

(Baca juga: gangguan pencernaan pada lambung)

11. Konstipasi

Seperti yang sudah banyak diketahui, konstipasi adalah kesulitan buang air besar dan tidak dapat dilakukan secara teratur. Apakah Anda BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu? Ini adalah konstipasi.

Penyebab

Beberapa faktor dapat meningkatkan potensi terserang konstipasi:

  • Depresi atau kecemasan.
  • Kelebihan atau justru kekurangan berat badan.
  • Sering mengabaikan hasrat untuk BAB.
  • Jarang berolahraga.
  • Pola makan yang tak sehat, kurang minum dan kurang serat.
  • Efek samping obat tertentu.
  • Penyakit tertentu.

Gejala

Tanda-tanda inilah yang dialami seseorang dengan masalah konstipasi selain perut yang terasa penuh:

  • Ada ganjalan pada rektum.
  • Ukuran feses dapat sangat kecil atau sangat besar.
  • Feses bergumpal, keras atau kering.
  • BAB seringnya tak tuntas.
  • Sering mengejan ketika BAB.
  • Tak berselera makan.
  • Mual

Pengobatan

Pada umumnya, obat pencahar adalah solusi yang dipakai oleh penderita konstipasi. Obat pencahar pembentuk tinja, obat pencahar osmotik, hingga obat pencahar stimulan adalah penanganannya. Pola makan dan olahraga juga perlu diubah agar konstipasi dapat diatasi.

(Baca juga: ciri-ciri infeksi lambung)

Itulah 11 kondisi medis penyebab perut terasa penuh berikut informasi detil lainnya yang kiranya membantu Anda untuk lebih waspada dan memerhatikan kesehatan pencernaan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn