22 Penyebab Anak Muntah-muntah dan Cara Mengatasinya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tak diragukan lagi ketika si kecil muntah-muntah, Anda sebagai orang tua pasti langsung panik dan bingung dengan apa yang terjadi padanya. Muntah merupakan suatu kondisi di mana isi lambung keluar sampai ke mulut dan isi muntahan tersebut pun bisa bermacam-macam. Ketika seorang anak muntah-muntah, maka orang tua perlu segera menyelidiki penyebabnya dan mencoba mengatasinya segera.

(Baca juga: makanan untuk anak diare dan muntah)

1. Terlalu Banyak Makan

Bila si kecil sudah bisa makan sendiri, maka ada kemungkinan ia makan terlalu banyak di luar pengawasan Anda sehingga ia menjadi muntah-muntah karena tak mengerti seberapa buruk efeknya kalau makan banyak. Atau mungkin Anda yang masih menyuapinya ingin si kecil makan banyak tapi tak mengira efeknya menjadi demikian.

Apabila orang dewasa saja bisa merasa mual dan muntah karena makan banyak-banyak, apalagi anak-anak yang daya tampungnya pun tak sebanyak orang dewasa. Awasi dan berikan pengertian kepada anak Anda bahwa tidak sebaiknya ia makan terlalu banyak. Kalau Anda yang kerap menyuapinya, perlu juga membatasi asupan agar anak tak terlalu kenyang.

2. Reaksi Obat Tertentu

Muntah-muntah pada anak juga dapat terjadi sebagai efek dari minum obat tertentu. Jadi, ingat-ingat lagi apakah Anda memberi obat pada si kecil karena ia sedang sakit. Bagi anak yang tengah menjalani kemoterapi, maka tak heran kalau akhirnya merasa mual dan muntah selama menempuhnya.

Efek samping kemoterapi tidak hanya memengaruhi rambut saja, tapi juga berpengaruh pada kesehatan pencernaan di mana pasien akan merasa mual tapi tidak muntah atau bisa juga mual disertai muntah. Obat kemoterapilah yang membuat pasien mengalami kondisi demikian selain dari rasa sakit kepala atau rambut yang rontok.

(Baca juga: makanan untuk penderita muntaber)

3. Sakit Batuk

Anak kecil biasanya cukup sering menderita penyakit batuk karena memang daya tahan tubuhnya yang masih belum terlalu kuat. Pada umumnya, si kecil ketika batuk akan merasa ingin seperti muntah, tapi ada pula yang sampai benar-benar muntah. Jika memang si kecil muntah karena batuk, Anda bisa mencoba mencari obat batuk yang aman baginya.

4. Infeksi Virus

Segala kemungkinan bisa terjadi pada anak Anda yang sedang muntah-muntah dan penyebab yang cukup sering adalah justru karena infeksi virus. Rotavirus adalah yang paling umum di mana kondisi yang terjadi adalah gastroentritis akut. Rotavirus juga adalah penyebab diare pada anak di mana terkadang juga bisa sampai muntaber.

Bila anak muntah-muntah disertai pula dengan diare hebat, demam ringan, dan juga rasa nyeri di bagian perut, maka ini kemungkinan adalah gejala infeksi rotavirus. Diare dan muntah merupakan gejala utamanya dan jika berlangsung selama 3-7 hari tanpa ada tanda-tanda membaik, segera bawa anak Anda ke dokter.

(Baca juga: penyebab muntah darah)

5. Alergi

Anak penderita alergi juga bisa mengalami muntah-muntah, di mana kondisi ini terjadi paling sering pada anak-anak yang usianya 6-12 bulan ke bawah. Jika si kecil makin bertambah besar dan usianya sudah melewati 12 bulan biasanya keluhan muntah-muntah pun akan berkurang. Pada usianya antara 5-7 tahun pada umumnya akan membaik dengan sendirinya.

Khusus pada anak dengan usia 3-6 bulan, keluhan muntah biasanya akan dialami 2-5 kali dalam sehari dan seiring bertambahnya usia si kecil, kondisi akan membaik. Pada umumnya, kondisi muntah karena alergi akan disertai juga dengan rasa sakit di tenggorokan, pilek, batuk dan pusing. Bahkan terkadang demam pun melanda gara-gara alergi.

6. Keracunan Makanan

Sebagai orang tua, saat anak kita sedang berada di sekolah, kita tak bisa mengawasi apa saja jajanan yang ia beli dan konsumsi. Terkadang anak hanya tahu enaknya makanan itu saja tanpa memerhatikan apakah makanan tersebut bersih dan aman bagi kesehatannya. Keracunan makanan pun banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah.

Apabila anak Anda tiba-tiba mengalami muntah-muntah, tanyakan padanya apa yang ia makan selama ia jauh dari Anda. Bisa saja ia keracunan makanan di sekolah atau di tempat lain saat sedang jajan bersama temannya. Carilah cara mengatasi keracunan pada anak yang alami dan aman untuk pertolongan pertama sebelum dibawa ke dokter.

(Baca juga: gejala sakit maag pada anak)

7. Gangguan Metabolik

Faktor lain yang cukup besar berperan dalam menyebabkan muntah-muntah pada anak adalah adanya gangguan metabolik di tubuhnya. Ini kemudian berpotensi untuk mengganggu bagian perut serta otak yang menjadi koordinator muntah. Tak ada salahnya untuk memeriksakan secara rutin anak Anda ke dokter demi mencegah gangguan metabolik ini.

8. Pasca Operasi

Selain efek dari penempuhan kemoterapi, anak yang muntah-muntah bisa juga dikarenakan efek pasca operasi. Setelah menempuh pengobatan penyakit tertentu berupa tindakan pembedahan, selalu ada efek sampingnya juga bagi pasien. Salah satu yang mungkin terjadi adalah muntah-muntah. Jadi, konsultasikan hal ini dengan dokter bila muntah-muntah berlangsung cukup lama.

9. Aroma Tertentu

Anak muntah-muntah bisa saja karena mencium aroma tertentu yang dianggap tak pas dengan hidung dan seleranya. Bila anak Anda mengalami muntah, tanyakan apa yang terjadi dan bila memang karena menghirup aroma tertentu, bawa si kecil untuk menjauh dari bau tersebut supaya tak mual dan muntah lagi.

(Baca juga: cara menyembuhkan mual)

10. Cegukan

Cegukan dapat menyebabkan muntah? Ada beberapa kasus di mana seseorang bisa cegukan dan kemudian memicu muntah. Kemungkinan anak Anda pun bisa mengalaminya, dan apabila benar, sebaiknya Anda membantunya mengatasi cegukannya lebih dulu supaya tidak lagi muntah. Beri air putih pada anak Anda untuk meredakan cegukan.

11. Asma

Penyakit asma pun rupanya bisa memberikan dampak yang kurang baik di mana anak bisa mengalami muntah-muntah yang cukup sering ketika asma kambuh. Apabila memang muntah terjadi karena penyakit asmanya, maka Anda perlu mencari cara mengobati asmanya lebih dulu. Pemakaian obat herbal bisa dilakukan atau supaya lebih cepat dan aman langsung saja bawa ke dokter.

12. Gugup

Ada beberapa anak yang memang terlahir dengan sifat yang aktif dan penuh percaya diri, namun ada pula anak-anak yang mudah gugup. Anak bisa muntah secara tiba-tiba padahal tidak sakit atau tidak makan terlalu banyak, kemungkinan ia mengalami rasa gugup yang berlebihan sehingga muntah terus-menerus.

Tanyakan pada sang buah hati dan pastikan bahwa Anda bisa menenangkan dirinya yang tengah gugup. Berikan dukungan mental ketika ia mungkin harus melakukan sesuatu sendiri, seperti misalnya tampil di sebuah acara pentas seni di sekolahnya. Ia akan merasa jauh lebih baik ketika ada orang-orang terdekat yang mendukungnya, terutama orang tuanya sendiri.

(Baca juga: bahaya makan dan minum langsung setelah olahraga)

13. Aktivitas Fisik setelah Makan

Setelah makan, memang ada baiknya untuk menurunkan makanan tersebut dengan setidaknya berjalan-jalan ringan. Sesudah makan besar, harap Anda memberikan pengertian bagi si kecil untuk tidak langsung tidur atau beraktivitas yang berat. Anak-anak sesudah makan biasanya akan bermain bersama dengan teman-temannya.

Padahal, melakukan aktivitas fisik tepat sehabis makan bisa berefek mual dan muntah nantinya karena makanan di dalam perut belum turun. Biarkan turun lebih dulu dengan melakukan aktivitas ringan, seperti duduk atau jalan-jalan. Berenang adalah jenis aktivitas fisik yang lebih-lebih tak dianjurkan bagi si kecil setelah makan karena bisa langsung menyebabkan muntah.

14. Efek Kekerasan

Anak muntah-muntah bisa saja karena efek kekerasan. Mungkin anak Anda muntah-muntah setelah berkelahi dengan temannya atau dipukul oleh temannya. Anda perlu menanyakan secara detil dan memeriksa fisik si kecil lebih dulu apabila memang faktor-faktor penyebab yang sudah disebutkan di atas tidaklah memungkinkan. Kalau Anda tak yakin, segera ke dokter untuk memeriksakan kondisi anak.

15. Gangguan Sistem Sensorik

Sistem sensorik dan otak yang mengalami gangguan tentunya bisa berdampak pada sistem pencernaan. Anak yang muntah-muntah secara berkelanjutan bisa jadi karena ada gangguan kesehatan sistem saraf otak di dalam tubuhnya. Di bawah ini merupakan sejumlah jenis kondisi kesehatan yang bisa memengaruhi sistem sensorik:

  • Tumor otak
  • Migrain
  • Gegar otak
  • Penyakit meniere
  • Motion sickness
  • Perdarahan otak

(Baca juga: gejala asam lambung)

16. Menelan Substansi Beracun secara Tidak Sengaja

Anak-anak paling suka membuat ulah karena rasa penasarannya yang tinggi, terutama selama masih balita. Mereka bisa saja secara tidak sengaja memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya dan tertelan. Bila si kecil muntah-muntah, kemungkinan ada substansi beracun yang tertelan olehnya.

Substansi beracun tersebut bisa saja berupa bahan kimia, obat, atau makanan/minuman yang sudah mengalami kontaminasi. Apabila tak bisa menanganinya sendiri, cobalah untuk bawa ke dokter supaya dokter bisa memeriksanya dan memberikan obat yang tepat supaya substansi beracun tersebut tidak membahayakan si kecil.

17. Radang Usus Buntu

Kondisi apendisitis rata-rata terjadi pada anak-anak dan bila anak Anda mengalami muntah-muntah yang disertai rasa sakit di bagian perut kanan bawah, Anda perlu bertindak segera. Ketika rasa sakit perut begitu hebat dan si kecil merasa tak mampu menahannya lagi, jangan abaikan dan segera minta bantuan medis.

(Baca juga: gejala muntaber)

Cara Mengatasi Anak Muntah-muntah

Ketika anak muntah-muntah, sebaiknya para orang tua jangan terburu stres dan panik dulu karena selalu ada cara untuk membuat si kecil jauh lebih baik. Tergantung dari penyebabnya, Anda bisa mengatasi masalah muntah-muntah tersebut secara tepat tanpa membahayakan si kecil juga. Di bawah ini beberapa rekomendasi solusi untuk Anda.

  • Memberikan Air Putih

Seperti sudah dibahas sedikit sebelumnya, Anda bisa memberikan air putih kepada anak Anda yang muntah-muntah. Air putih hangat lebih disarankan karena mampu menenangkan lambung sehingga risiko mual juga bisa berkurang. Untuk anak yang mengalami diare atau muntaber, air putih sangat penting dan bisa diberikan sedikit-sedikit tapi sering.

Pemberian oralit juga bisa membantu anak yang muntah-muntah karena muntaber atau diare. Untuk takaran yang tepat, Anda bisa mengonsultasikannya dengan dokter, tapi oralit tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak apabila masih muntah-muntah. Tunggu muntahnya mereda dulu dan berikan oralit sebagai pencegah muntah kembali. Oralit ini berkandungan mineral dan gula yang akan menggantikan cairan yang hilang karena keluar dari tubuh.

Jika ingin melakukannya dengan tepat, Anda bisa coba untuk memberikan oralit setelah mual agak mereda di perut si kecil. Pertama-tama, sesendok teh lebih dulu yang diberikan setiap 5 menit-2 jam. Dosis bisa ditambah sampai 2 sendok teh kalau memang sudah tak muntah-muntah lagi. Berikan terus hingga ia merasa jauh lebih baik.

  • Memberikan Sup Kaldu

Supaya anak merasa lebih baik, berikan sup kaldu hangat secara sedikit-sedikit agar perutnya merasa nyaman. Untuk membuat pencernaan kembali terasa nyaman, sup kaldu bisa diberikan secara sering tapi jangan banyak-banyak. Sup ini juga berguna untuk mencegah bahaya dehidrasi sehingga si kecil terus mendapatkan asupan cairan.

  • Menghindari Minuman Soda dan Jus Buah

Mungkin Anda pikir jus buah itu aman bagi si kecil yang sedang muntah-muntah, tapi justru lebih baik Anda jangan memberikannya minuman seperti itu untuk sementara waktu. Bahkan minuman bersoda pun jangan walaupun anak Anda meminta atau menyukainya. Minuman bersoda hanya akan menambah gas di perut si kecil sehingga nanti perut terasa penuh dan makin tak nyaman, kemungkinan malah bisa membuat si kecil muntah-muntah lagi.

(Baca juga: cara mengatasi keracunan makanan)

Itulah sedikit informasi mengenai penyebab anak muntah-muntah berikut cara mengatasinya sebagai pertolongan pertama. Apabila solusi tersebut tak mempan atau Anda mengira bahwa kondisi si kecil lebih serius dari yang dibayangkan, lebih baik ke dokter saja untuk diperiksa dan diobati langsung.

fbWhatsappTwitterLinkedIn