Sembelit – Penyebab, Gejala, Kriteria dan Cara Mengatasi

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sembelit sebenarnya adalah sebuah gejala dan bukan penyakit. Gejala ini pernah dialami oleh semua orang dan berkaitan erat dengan kebiasaan pola makan. Dalam dunia kedokteran, sembelit disebut konstipasi. Konstipasi berasal dari bahasa latin yang memiliki arti  ‘bergerombol bersama’, artinya menyusun ke suatu bentuk padat. Sekitar abad ke-16, istilah konstipasi digunakan pada orang yang mengalami gangguan buang air besar dan ditemukan akumulasi kotoran dalam usus besar yang melebar disebut kolon yang berdilatasi.

(Baca juga: penyebab sembelit)

Penyebab dan Klasifikasi Sembelit

Penyebab konstipasi ada yang dapat diketahui dan ada yang tidak diketahui bergantung pada jenis konstipasinya. Konstipasi yang diketahui penyebabnya adalah kontipasi organik atau konstipasi struktural. Walaupun jarang terjadi, konstipasi jenis ini masih memiliki tepat untuk dipertimbangkan sebagai suatu kelainan penyebab konstipasi. Beberapa kelainan organik yang paing sering ditemukan sebagai penyebab kontipasi pada anak adalah

  • Kelainan neurologis seperti penyakit parkinson, multiple sklerosis, lesi pada saraf tulang belakang, distrofia muskular, kelainan pada sistem saraf tepi.
  • Kelainan endokrin seperti hipotiroid dan diabetes.
  • Psikologis seperti depresi, kesuitan makan.
  • Obat-obatan seperti narkotik, antikolinergik, antipsikosis, obat anti hipertensi seperti amlodipin, antiparkinson, antikonvulsan, antidepresi, besi, kalsium, antasida aluminium, sucralfat dan metabolik seperti hiperkalsemia dan kondisi bahaya kekurangan kalium atau hipokalemia.

(Baca juga: makanan penyebab sembelit)

Ada beberapa klasifikasi yang perlu Anda kenali berdasarkan penyebabnya, sembelit atau konstipasi dibagi menjadi konstipasi fungsional dan konstipasi akibat struktural.

  • Konstipasi fungsional

Konstipasi ini terjadi karena gangguan pergerakan usus dan anorektal yang dapat diakibatkan berbagai macam hal. Sebagian besar kasus konstipasi adala konstipasi fungsional, 95% pasien konstipasi adalah berjenis konstipasi fungsional.

Pada anak, konstipasi sering terjadi dikala anak sedang belajar buang air besar dan akan fase anak masuk sekolah. Konstipasi jenis ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu kosntipasi fungsional primer dan konstipasi fungsional sekunder tergantung dari ada atau tidaknya penyebab yang mendasarinya.

Penyebab yang tidak dapat dipastikan sebagai penyebab konstipasi digolongkan menjadi konstipasi fungsional primer. Sebagian besar pasien tergolong konstipasi fungsional primer. Sedangkan, konstipasi fungsional sekunder ditegakan jika diketahui penyebab yang mendasari terjadinya konstipasi. Biasanya penyebab konstipasi fungsional sekunder adalah efek samping obat dan penyakit sistemik.

  • Konstipasi akibat struktural

Kontipasi ini terjadi akibat kelainan struktural yang terjadi melaluiproses penyumbatan atau obstruksi pergerakan feses atau kotoran yang disebabkan perubahan bentuk dan struktur usus.

Sembelit Berdasarkan Durasi

Ada pula kasus sembelit atau konstipasi yang dibagi menjadi 2 di mana hal tersebut berdasarkan pada durasi lama sebentarnya masa sembelit.

  • Konstipasi akut = kontipasi akut adalah gejala susah buang air besar yang berlangsung selama 1- 4 minggu.
  • Konstipasi kronik = konstipasi kronik adalah gejala susah buang air besar yang berlangsung lebih dari 4 minggu.

(Baca juga: obat pencahar alami)

Gejala Sembelit

Gejala sembelit mengacu pada kriteri Rome II dimana paling sedikit pasien sembelit harus mengalami paling sedikit dua gejala lebih dari 3 bulan. Kriteria- kriteria tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

  • Frekuensi buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu.
  • Konsistensi feses yang keras dan padat.
  • Sensasi seperti belum selesai buang air besar.
  • Dubur terasa seperti terganjal sesuatu.
  • Pakaian dalam didapati ada noda warna feses.
  • Memerlukan beberapa posisi tertentu agar lancar buang air besar, seperti harus jongkok lama dulu.

Selain itu, pasien yang menderita sembelit dapat juga tidak menunjukan gejala- gejala diatas, namun dapat mengalami satu dari gejala dibawah ini

  • Perut kembung dan begah alias perut terasa penuh.
  • Nyeri saat buang air besar
  • Perdarahan saat buang air besar atau BAB berdarah. Hal mudah terjadi jika didapatkan wasir pada anus dan pasien terlalu kuat untuk mengejan.
  • Mencret
  • Nyeri pinggang bawah.

Kriteria Sembelit Berdasarkan Usia

Untuk menentukan apakah seseorang menderita sembelit, maka dibentuklah kriteria yang berbeda-beda berdasarkan usia penderita. Ini karena tiap usia memiliki bentuk organ pencernaan dan abdomen yang berbeda terutama pada anak-anak dan yang sudah lansia.

1. Anak dengan Usia Kurang dari 4 Tahun

Untuk anak yang berusia kurang dari 4 tahun, kriteria yang digunakan adalah

  • Frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu.
  • Nyeri saat buang air besar yang ditandai dengan menangis setiap mereka buang air besar.
  • Terjadi impaksi pada rektum, artinya terasa adanya penyumbatan atau memang ada penyumbatan pada anus.
  • Teraba massa pada perut yang merupakan kumpulan dari kotoran yang tiak bisa keluar.

2. Anak dengan Usia di atas 4 Tahun

Bagi anak yang berusia 4 tahun sudah memiliki ukuran rongga perut yang cukup besar dan ukuran usus yang lebih besar dari anak berusia kurang dari 4 tahun. Selain itu, anak sudah mengalami peningkatan kognitif sehingga sudah belajar dimana dan kapan akan buang air besar. Sehingga kriteria untuk sembelit pada akan usia di atas 4 tahun adalah sebagai berikut.

  • Frekuensi buang air besar kurang atau sama dengan dua kali seminggu tanpa menggunakan laksatif.
  • Dua kali atau lebih episode soiling enkopresis dalam seminggu.
  • Pada pemeriksaan fisik, teraba massa pada abdomen dan pada usus besar.

Soiling adalah keluarnya kotoran tanpa disadari dalam jumlah yang sedikit dan sering mengotori dan menodai pakaian dalam. Soiling biasanya terjadi pada saat pasien sedang kentut akibat ketidakmampun anak untuk mengontrol pengeluaran kotoran. Orang tua biasanya akan mengira bahwa anaknya sedang diare dan memberikan obat anti diare. Sedangkan enkopresis adalah pengeluaran kotoran baik yang disadari maupun yang tidak disadari dalam jumlah yang besar pada anak yang berusia di atas 4 tahun.

(Baca juga: penyebab feses berwarna hitam)

3. Lansia

Pada orang yang sudah berusia lanjut, terjadi perubahan anatomi pada saluran pencernaan, terutama saluran pencernaan bawah. Perubahan ini akan menyebabkan masa transit kotoran lebih lama dan berkurangnya kandungan air dalam feses. Lama masa transit kotoran total 4-9 hari dimana biasanya <3 hari. Pemanjangan ini terjadi karena proses penuaan yang dipengaruhi penyakit kronis, terlalu lama duduk dan berbaring,dan sedang dalam pengobatan.

Kriteria yang digunakan untuk orang tua sama dengan gejala konstipasi pada umunya yaitu kriteri Rome III ditambahakn dengan Skoring Lango Obstructed Defecation Syndrome (ODS). Skoring ini adalah suatu sistem penilaian yang digunakan untuk menentukan terapi pasien sembelit dan memantau hasil pengobatan jangka panjang maupun jangka pendek.

Kriteria Bristol Stool Chart

Kriteria ini dibuat untuk menentukan derajat konsistensi kotoran pasien yang mengalami sembelit. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kotoran yang dikeluarkan pada saat buang air besar dan menilai konsistensinya termasuk tingkat berapa sesuai kriteria Bristol Stool Chart yang bisa disimak di bawah ini:

  • Tipe 1 – Tipe satu kriteri Bristol Chart adalah kotoran yang berbentuk seperti kacang, terasa keras, dan terpisah satu sama lain.
  • Tipe 2 – Tipe ini memiliki konsistensi kotoran yang berbentuk seperti sosis dangan tepi yang bergelombang.
  • Tipe 3 – Bentuk pada tipe ini sama seperti sosis namun memiliki celah- celah pada permukaan kotoran.
  • Tipe 4 – Kotoran dapat berbentuk seperti sosis atau ular dengan konsistensi yang halus dan lunak.
  • Tipe 5 – Kotoran berbentuk terpisah pisah dan tidak teratur, serta lunak atau lembek dengan sudut yang jelas dan mudah dikeluarkan.
  • Tipe 6 – Kotoran berbentuk seperti bola ringan dengan sudut tidak teratur, konsistensi agak cair dan ada ampas.
  • Tipe 7 – Kotoran berbentuk air tidak ada potongan padat atau ampasnya.

(Baca juga: penyebab bab berdarah merah segar)

Tatalaksana Sembelit pada Anak

Sebelum memberikan terapi konstipasi pada anak terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya sembelit dan soiling. Hal ini diperlukan agar orang tua tidak mengalami perasaan bersalah dan saling menyalahkan. Edukasi juga dapat meningkatkan kepatuhan terhadap terapi sehingga terapinya dapat berhasil. Berikut adalah tatalaksana sembeli pada anak

  • Beri tanggung jawab pada anak dengan membuat sebuah catatan atau buku harian yang menunjukan konsistensi buang air besar anak bisa berupa cerita atau gambar.
  • Latihan buang air besar atau toilet training. Anak diminta untuk duduk di toilet paling tidak dua kali sehari setengah jam setelah makan. Biarkan akan berada di toiet selama 5- 10 menit setiap kali dan sebaiknya diberi pujian jika sudah mencobanya
  • Olahraga yang teratur. Ajak anak anda untuk melakukan olahraga ringan seperti jalan pagi. Olahraga dapat meningkatkan gerakan usus besar sehingga frekuensi buang air besar akan meningkat. Walaupun teori ini masi kontroversi, namun gejala sembelit lebih banyak ditemukan pada orang yang memiliki gaya hidup suka bermalas-malasan.
  • Makan makanan berserat. Serat dapat mencegah keluarnya air dalam kotoran secara berlebihan dan membuat kotoran lebih lunak, mempercepat waktu singgah kotoran dalam usus . Makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan dapat membantu meningkatkan massa kotoran sehingga mudah dikeluarkan. Buah- buahan yang baik untuk anak yang sembelit adalah buah semangka, pepaya, pir dan melon. Karena mengandung air yang banyak.
  • Terapi laksatif adalah pemberian obat yang bertujuan meningkatkan sekresi elektrolit, menurunkan penyerapan air dan elektrolit dari kotoran oleh dinding usus, meingkatkan tingkat osmolaritas dalam rongga usus, dan meningkatkan tekakan hidrostatik usus. Beberapa jenis obat laksatif adalah sebagai berikut
    • Lakstif pembentuk tinja atau serat seperti psyllium, methycellulose, polycarbophil
    • laksatif osmotik adalah sejenis monosakarida dan disakarida misalnya sorbitol dan laktulosa
    • Laksatif salin seperti magnesium sulfat, natrium fosfat, dan polietilen glikol
  • Stool softener atau pelunak feses
  • Laksatif emolien : ducosate, mineral oil
  • Laksatfi stimulan: bosacodyl, phenolphalein
  • Prokinetik

Tatalaksana Sembelit pada Lansia

Tujuan terapi sembelit ada lansia adalah mengurangi gejala, mengembalikan kebiasaan buang air besar yang normal, pasien dapat mengeluarkan kotoran yang berkonsistensi lunak minimal 3 kali per minggu tanpa usaha untuk mengejan dan meningkatkan kualitas hidup dengan efek samping yang minimal. Terapi sembelit pada lansia ada dua macam, yaitu tanpa menggunakan obat yang disebut terapi non-farmakologis dan yang menggunakan obat yan disebut farmakologi.

(Baca juga: cara mengatasi sembelit)

1. Terapi non-farmakologis

Terapi non-farmakologi adalah terapi yang dilakukan dengan mengubah gaya hidup untuk memperbaiki gejala sembelit. Selain itu, terapi ini juga dapat dillakukan untuk melakukan pencegahan pada sembelit dan pencegahan terhadap sembelit yang terjadi dalam waktu yang lama. Terapi yang dimaksud kira-kira meliputi:

  • Aktivitas Fisik

Seseorang yang memiliki gaya hidup kurang gerak memiliki risiko menderita sembelit dua kali lipat dari pasien yang normal. Pada orang tua biasanya menderita penyakit kronis yang menyebabkan dirinya terbaring pada tempat tidur dalam waktu yang lama. Hal ini yang memicu pasien lansia susah buang air besar. Bagi anda yang tidak menderita penyakit kronis anda dapat menjadwalkan latihan olahraga minimal 3 kali dalam seminggu. Frekuensi latihan ini baik bagi kesehatan jantung anda.

  • Latihan

Sebagian kemampuan buang air besar merupakan suatu refleks yang dikondisikan. Secara normal, waktu yang paling optimal untuk buang air besar adalah setelah bangun tidur dan setelah makan. Jika anda melewatkan kesempatan ini untuk buang air besar maka kotoran akan menetap pada usus anda dan terus diserap oleh tubuh anda. Anda harus dapat mengenali dan merespon keinginan buang air besar jangan anda tahan karena dapat menyebabkan kotoran anda menumpk dalam usus dan menyebabkan sembelit.

  • Posisi saat Buang Air Besar

Sebuah penelitian bertujuan untuk membandingkan berbagai posisi buang air besar dengan kemampuan untuk buang air besar. Dalam penelitian tersebut disimpulkan posisi setengah jongkok atau semi squatting merupakan posisi yang dapat memudahkan buang air besar. Hal ini berkaitan dengan posisi sudut usus besar yang membentuk sebuah sudut.

Dengan posisi yang seperti itu sudut usus besar menjadi lebih lurus. Posisi ini dapat dibantun dengan alat bantu pijakan kaki atau seikit membungkukn badan ke depan saat anda sedang buang air besar. Bantal juga dapat digunakan untuk membantu menguatksn otot perut yng berungsi menambah kekuatan otot untuk buang air besar.

  • Konsumsi Air

Kotoran yang kandungan airnya sedikit menyebabkan konsistensinya menjadi padat keras. Minum air yang cukup akan meningkatkan kandungan air dalam tubuh dan kotoran yang dikeluarkan di mana sekaligus menghindarkan dari bahaya dehidrasi. Jumah minimal air yang dikonsumsi adalah 8 gelas air per hari yang juga dianggap setara dengan kurang lebih dua liter per hari.

Sebaiknya anda mengganti kebiasaan minum minuman ringan, alkohol, teh dengan air putih. Selain untuk membantu buang air besar. Air juga berguna memperbaiki metabolisme tubuh. Berbagai reaksi kimia dalam tubuh memerlukan air. Dengan reaksi kimia yang berjalan akan memperbaiki fungsi seluruh organ tubuh.

Peningkatan konsumsi serat secara umum direkomendasikan sebagai terapi awal untuk mengatasi sembelit atau konstipasi. Rekomendasi makan yang tinggi serat seperti buah dan sayur atau suplemen yang mengandung serat perlu dilanjutkan selama 2-3 bulan sebelum ada perbaikan gejala sembelit yang bermakna. Suplemen yang mengandung serat adalah psyllium berasal dari kulit ari ispaghula/ispaghula husk, metilselulosa, polycarbophil atau kulit padai / bran.

  • Biofeedback / Pelatihan Ulang Dasar Rongga Pinggul

Biofeedback atau pelatihan ulang dasar rongga pinggul merupakan terapi pilihan untuk dissinergi defekasi. Pasien dilatih untuk merelaksasikan otot- otot panggul dan otot sfingter anus saat mengejan dan mengkorelasi relaksasi dengan mengejan agar dapat buang air besar. Stimulasi saraf sakrum saat ini daat digunakan untuk menangani sembelit dana beberapa data awal menyimpulkan kemungkinan perannya untuk mengatasi sembelit yang gagal dengan berbagai terapi-terapi sebelumnya.

(baca juga: obat tradisional sembelit)

2. Terapi farmakologis

Terapi farmakologi mengunakan obat-obatan untuk mengatasi gejala sembelit pada tubuh. Suplemen serat dapat dimasukan dalam kategori ini. Berikut adalah beberapa jenis obat yang digunakan untuk terapi pasien yang memiliki gejala sembelit:

  • Laksatif serat – Tujuannya adalah meningkatkan berat kotoran karena menyerap air sehingga akan mempercepat pengeluaran kotoran dan meningkatkan pergerakan usus dan meningkatkan waktu tunggu kotoran di dalam usus. Contoh obat tipe laksatif bulk atau laksatif serat asalah psyllum (ispaghula husk), methylcellulose, dan polycarbophil.
  • Laksatif tipe osmotik – Ini menyebabkan sekresi air dalam rongga usus sehingga dapat meningkatkan kandungan air dalam koktoran dan meningkatkan massa kotoran. Laksatif tipe ini yang paling sering digunakan adalah garam- garam magnesium. Laksatif lain sebagai alternatif adalah laksatif hiperosmolar yaitu sorbitol, laktulosa dan polyethylene glycol (PEG) 3350. Pada sebuah penelitian mulitsenter yang meneliti sekitar 164 pasien dengan keluhan sembelit didapatkan bahwa laktulosa adalah laksatif tipe osmotik yang paling efektif menghasilkan kotoran yang normal pada hari ke-7 dibandingkan laksatif stimulan. Laksatif sitmulan adalah laksatif yang mengandung antraquinone atau bisacodyl. Namun, pada penelitian terhadap 99 pasien dengan konstipasi kronis, PEG 3350 terbukti lebih efektif dengan efek samping kembung yang lebih sedikit dibandingkan dengan laktulosa.
  • Laksatif stimulan – Ini diyakini meningkatkan motilitas dan sekresi intestinal. Agen ini memberikan efek dalam waktu beberapa jam dana menyebabkan efek samping nyeri atau kram pada perut. Jika anda menggunakannya sebelum tidur makan efek samping ini mungkin akan mengganggu tidur anda karena efek samping nyeri perut. Agen ini diberikan jika laksatif osmotik gagal memberikan efeknya. Cara kerja agen tipe stimulan adalah melalui perubahan transpor elektrolit oleh selaput lendir usus sehingga meningkatkan aktivitas motoris. Contoh laksatif stimulan adalah surface acting docusates, garam empedu dan anthraquinolone (sena,cascana), derivat bisacodyl.
  • Enema atau suppositoria – Ini merupakan sebuah bentukan obat yang cara pemakaiannya dimasukan lewat anus. Kemudian obat kemasan obat ditekan sehingga obat semuanya dapat keluar dan ditunggu selama 5-10 detik baru dikeluarkan. Obat bentuk ini digunakan untuk mengatasi sembelit dan juga penyakit lain seperti kejang dan infeksi panggul pada wanita. Pada pasien sembelit, obatt dengan sediaan ini dapat merenggangkan rektum dan kolon. Obat jenis ini cocok untuk pasien lansia yang mengalami sakit kronis dan menyebabkan ia tidur berbaring dalam waktu yang lama dan memiliki masalah sembelit. Pasien sembelit membutuhkan enema sesekali untuk menghindari feses yang mengeras. Contoh kandungan enema untuk sembelit adalah fosfat.
  • Probiotik – Probiotik selalu dapat diberikan untuk membantu memperbaiki gejala sembelit. Probiotik akan memperbaiki profil bakteri flora normal dalam usus. Di dalam usus manusia, flora normal didominasi oleh bakteri strain lactobacillus. Bakteri ini dapat menghasilkan asam laktat yang dapat meningkatkan pergerakan usus dan mengurangi waktu tunggu kotoran dalam usus. Walaupun demikian, dari beberapa hasil penelitian, belum ada yang menunjukan bahwa probiotik memberikan hasil yang efektif.
  • Pelunak feses atau stool softer – Ini merupakan obat yang mengandung sodium dioctyl sulphasuccinate dan parafin cair dan tegaserod. Obat ini dulu banyak digunakan, namun sekarang penggunaannya sudah tidak digunakan karena berbagai macam efek sampingnya.
  • Lubiprostone – Lubiprostone adalah suatu zat yang dapat meningkatkan aktivasi saluran klorida yang ada dalam selaput mukosa usus. Aktivasi kananl ini dapat meningkatkan sekresi cairan ke dalam rongga usus yang kaya akan klorida. Agen ini bekerja dengan meningkatkan saluran klorida tipe 2 di permukaan sel pelapis usus yang dapat meningkatkan pengeluaran cairan usus dan integritas sel pelapis usus. Lubiprostone adalah satu- satunya obat yang direkomendasikan oleh FDA untuk pasien-pasien yang berusia di atas 65 tahun.

(Baca juga: obat herbal susah BAB – cara mengatasi BAB keras)

Itulah tadi penjelasan mengenai sembelit. Sembelit dapat diecegah dengan melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara rutin disertai dengan makan makanan sehat seperti buah yang mengandung air dan sorbitol dan sayuran. Kurang olahraga dan juga kurangnya asupan makanan yang mengandung serat serta air tinggi bisa menjadi masalah besar.

Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kalori tinggi karena akan memperberat kerja sistem pencernaan anda untuk mencernanya. Sembelit juga dapat dipengaruhi oleh faktor stres psikologis. Karena itu banyak-banyak lah berpikir positif atau melakukan olahraga yang melatih pikiran anda untuk berpikir positif seperti Yoga. Ada banyak cara untuk menjaga tubuh tetap bugar dan menjauhkan diri dari sembelit yang bisa Anda coba mulai dari sekarang.

fbWhatsappTwitterLinkedIn