Penyakit Sapi Gila – Jenis, Penyebab, Gejala, Diagnosa, Pengobatan dan Pencegahan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jenis penyakit menular cukup banyak dan salah satunya adalah sapi gila atau yang juga disebut dengan istilah mad cow disease. Penyebab utama pada jenis penyakit ini tak seperti biasanya yang merupakan infeksi mikroorganisme bakteri, jamur, atau virus. Pada penyakit sapi gila, penyebab utama diketahui adalah protein di mana ini mampu memicu kerusakan jaringan saraf seseorang.

Penyakit ini memang jarang dijumpai, hanya saja sekalinya terjadi, penyakit ini tak dapat disepelekan karena mampu mengakibatkan kematian. Tak hanya terjadi pada manusia, penyakit ini juga pada dasarnya dapat menyerang hewan, terutama sapi. Pada hewan, penyakit ini disebut juga dengan BSE atau bovine spongiform encephalopathy, sementara pada manusia istilahnya adalah CJD alias Creutzfeldt-Jakob disease.

Untuk penyakit yang menyerang manusia alias CJD, ini bisa jadi mengganggu kesehatan sistem saraf otak dan akhirnya gangguan otak serius dialami penderitanya. Itulah mengapa disebutkan bahwa bisa terjadi dampak yang fatal, yakni kematian pada penderitanya. Oleh karena itu, perlu untuk mengenali penyakit ini lebih dalam.

Baca juga:

Jenis Penyakit Sapi Gila

Ada sejumlah jenis penyakit sapi gila yang perlu untuk kita semua ketahui. Dengan mengenal jenisnya, maka akan lebih mudah juga untuk menentukan jenis pengobatan yang paling tepat. Berikut ini adalah 4 jenis penyakit sapi gila yang bisa kita kenal:

  • Variant Creutzfeldt-Jakob disease (vCJD) – Pada jenis penyakit ini, kondisinya biasanya disebabkan oleh konsumsi daging hewan ternak yang sudah terinfeksi penyakit sapi gila secara positif dan bahkan daging ternak yang di dalamnya terkandung prion. Untuk jenis penyakit ini, masa inkubasinya cukup terbilang lama di mana bisa sampai 10 tahun atau lebih dari itu.
  • Sporadic CJD – Untuk jenis penyakit ini, justru jenis inilah yang paling umum dan tentunya itu berarti paling banyak kasus penyakit sapi gila ini yang dialami di dunia. Munculnya gangguan adalah sebagai perubahan protein otak yang kemudian menjadi protein abnormal atau prion. Untuk penyebab pasti dan jelasnya memang belum diketahui dan penyakit jenis ini diderita umumnya oleh orang dewasa dengan usia antara 45-75 tahun di mana gejalanya berkembang malah ketika mereka sudah masuk lansia, yakni antara usia 60-65 tahun.
  • Iatrogenic CJD – Pada jenis penyakit ini, penularannya pada umumnya justru tak disengaja lewat prosedur tindakan medis. Contoh prosedur medis yang bisa menularkan penyakit sapi gila adalah operasi dan pengobatan. Ketika peralatan medis yang digunakan untuk menangani pasien tidaklah melalui proses sterilisasi lebih dulu, ini kemudian menjdi media penularan penyakit paling besar.
  • Familial CJD – Pada jenis penyakit ini, biasanya kelainan disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan dalam keluarga. Namun jenis penyakit sapi gila ini adalah yang paling jarang dan bila pun ada dan terjadi, biasanya kasus ini menyerang 1:9 juta orang yang ada di dunia.

(Baca juga: jenis-jenis penyakit sarafjenis kelainan saraf penyebab neuralgia trigeminal)

Penyebab Penyakit Sapi Gila

Hingga kini sebenarnya penyebab utama dari perubahan protein yang tadinya normal menjadi protein prion yang biasanya bertempat di bagian organ otak, saraf tulang belakang dan usus kecil hewan ternak. Dapat terjadi penularan dari penyakit ini dari satu hewan ke hewan lainnya dan bahkan juga bisa terjadi pada manusia. Penularan akan terjadi saat hewan yang sudah terserang infeksi disembelih lalu kemudian potongan bagian tubuh hewan tersebut diberikan ke ternak sebagai pakan atau juga sebagai bahan pangan manusia.

Jadi meski penyebab utama perubahan keabnormalan protein belumlah diketahui jelas sampai sekarang, ada faktor risiko yang sebetulnya bisa coba dihindari oleh setiap kita. Intinya di sini adalah risiko tertular penyakit sapi gila bisa cukup tinggi apabila mengonsumsi bagian tulang belakang serta otak dari hewan-hewan yang sudah terkena infeksi.

Tak hanya itu faktor lainnya pun turut menjadi hal yang meningkatkan potensi seseorang dalam menderita penyakit satu ini, antara lain:

  • Faktor genetik (seseorang yang mengalami familial CJD berkemungkinan besar menurunkan keadaan tersebut pada anak-anaknya).
  • Faktor usia (usia 60 tahun ke atas akan lebih mudah menderita atau terkena sporadic CJD).
  • Faktor prosedur medis seperti menjalani pembedahan otak.

(Baca juga: tips mudah menjaga kesehatan otakpenyakit tidak menular)

Gejala Penyakit Sapi Gila

Dalam 1 tahun sejak gejala pertama timbul, ada banyak penderita penyakit satu ini kemudian meninggal dunia dan penting bagi kita untuk mengetahui setiap gejala yang memungkinkan untuk dialami penderitanya. Di bawah ini adalah gejala-gejala umum yang dimaksud:

  • Gangguan pada keseimbangan tubuh.
  • Kejang pada otot atau kedutan, biasanya ini akan timbul 6 bulan pertama sesudah mulainya gejala muncul.
  • Tubuh gemetaran dan gerakannya menjadi janggal.
  • Kepribadian yang mengalami perubahan.
  • Gangguan pada ingatan.
  • Gangguan pada fungsi otak lain.
  • Gangguan pada penglihatan.
  • Gangguan psikologis, biasanya yang dialami adalah rasa cemas berlebih hingga depresi.
  • Cepat lelah.
  • Cepat dan gampang mengantuk.
  • Gampang marah
  • Mudah bingung
  • Bicara tidak jelas.
  • Kesemutan di beberapa bagian tubuh sehingga digerakkan pun menjadi sulit.
  • Susah tidur alias insomnia.
  • Demensia
  • Koma

Pada umumnya, beberapa bulan maupun tahun sesudah terkena infeksi, tidak ada gejala yang timbul, namun secara pelan-pelan, otak akan rusak dan akhirnya terjadilah demensia atau turunnya kemampuan intelektual. Di awal, gejala yang timbul kalau ada pun akan sangat mirip dengan demensia dan bila gejala dipercepat, akan lebih cepat dari penyakit Alzheimer di mana penderita mengalami pikun total setelah mengalami serangkaian gangguan tidur dan juga ketidakpedulian terhadap kebersihan tubuhnya sendiri.

(Baca juga: akibat kelebihan cairan di otakmakanan dan minuman yang berbahaya untuk otak)

Diagnosa dan Cara Mengobati Penyakit Sapi Gila

Setelah gejala terlihat karena perkembangannya, maka dugaan tersebut perlu dipastikan dengan pasien datang ke dokter untuk melakukan pemeriksaan. Ada sejumlah cara pemeriksaan atau diagnosa yang akan dilakukan dokter, yakni:

  • Tes Neurologis – Pasien sebaiknya datang pada dokter neurologi alias ahli saraf di mana di tahap awal dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menemukan ada tidaknya penyakit lain dengan gejala serupa, contohnya penyakit-penyakit yang sudah disebutkan sebelumnya, yakni Alzheimer, tumor otak atau penyakit Parkinson.
  • EEG atau Electroencephalogram – Metode diagnosa ini juga kiranya dibutuhkan oleh pasien dan dokter biasanya melakukan metode ini supaya bisa merekam aktivitas otak. Dengan begitu, dokter bisa mendeteksi juga akan aktivitas elektrik yang kiranya mengalami ketidaknormalan pada yang mengidap sporadic CJD.
  • MRI Scan – Seperti kasus penyakit lainnya, MRI scan pun mungkin juga bakal diperlukan dan pemindaian ini adalah metode diagnosa yang dilakukan dokter dengan menggunakan gelombang radio serta medan magnet supaya bisa memperoleh gambaran detil akan keadaan otak pasien.
  • Biopsi Amandel – Pada metode diagnosa ini, sampel jaringan amandel akan diambil dan dokter baru bisa melihat adanya kemungkinan prion di bagian amandel pasien yang menderita variant CJD.
  • Tes Genetik/Tes Darah – Pemeriksaan ini juga kiranya perlu ditempuh pasien karena dengan begitu, dokter baru bisa mendeteksi potensi adanya mutasi pada gen serta demi memastikan ada tidaknya faktor keturunan sebagai penyebab.
  • Pungsi Lumbal – Metode diagnosa satu ini dilakukan dokter dengan mengambil sampel cairan otak yang berasal dari area tulang belakang pasien supaya bisa menelitinya lebih lanjut.

Setelah dari hasil diagnosa memang diketahui benar-benar positif pasien menderita penyakit sapi gila dan telah diketahui juga apa jenisnya, barulah dokter menentukan metode pengobatan paling sesuai.

Sayangnya, belum ada pengobatan khusus yang sudah dianggap dan terbukti baik serta efektif dalam mengobati penyakit sapi gila. Belum ada dampak yang nyata meski beberapa jenis obat-obatan telah melalui proses penelitian. Bahkan pengobatan dengan pemberian jenis antibiotik dan juga antivirus tidak berpengaruh terhadap keadaan pasien.

Walau demikian, tetap ada beberapa jenis obat atau pengobatan medis yang akan dianjurkan atau diberikan oleh dokter demi meredakan gejala yang dikeluhkan pasien. Pemberian obat yang biasanya dilakukan contohnya adalah obat antidepresan sehingga bisa mengurangi risiko gangguan psikologis. Tak hanya itu, karena penderita bisa mengalami kram otot, maka obat khusus untuk menanggulanginya juga diberikan.

(Baca juga: jenis penyakit yang menyerang otakpencegahan tumor otak penyebab otak mengecil)

Cara Mencegah Penyakit Sapi Gila

Pada banyak kasus penyakit sapi gila, penyakit ini tak mudah untuk dicegah karena memang terjadi secara spontan. Bahkan proses sterilisasi yang bertujuan supaya bakteri serta virus tak bisa melakukan penyebaran di dalam tubuh pun tetap tak berguna. Namun jangan panik dan khawatir, ada beberapa cara untuk mengurangi potensi menularnya penyakit sapi gila.

Namun, penjaminan akan produk olahan hewan yang hendak manusia konsumsi sudah bebas dari risiko transmis prion adalah hal terpenting dalam pencegahan. Untuk itulah, perlu sekali untuk memusnahkan bangkai daging yang kiranya sudah dicurigai mampu menularkan penyakit ini.

Jika memang ada seseorang yang diketahui memiliki risiko tertular penyakit ini, hendaknya ada pelarangan untuk orang tersebut untuk mendonorkan darahnya. Mengawasi hewan ternak juga adalah kunci pencegahan paling baik, yakni dengan mengobati hewan yang sakit, mengendalikan pakan ternak, dan tak ketinggalan harus juga ada pembatasan konsumsi daging hewan ternak yang berpotensi besar mengidap dan menularkan penyakit ini.

Baca juga:

Itulah sedikit informasi tentang penyakit sapi gila yang perlu kita ketahui, mulai dari jenisnya, penyebab, gejala, sampai dengan metode pemeriksaan, pengobatan dan kemungkinan cara untuk mencegahnya. Menghindari dan mencegah akan jauh lebih baik karena sekalinya menderita penyakit ini, ancamannya adalah kematian.

fbWhatsappTwitterLinkedIn