10 Penyebab Osteoporosis pada Wanita dan Lansia

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Osteoporosis merupakan suatu jenis gangguan penyakit yang biasa menyeran organ tulang yang menyebabkan organ tersebut menjadi lemah dan rapuh. Osteoporosis terjadi ketika penciptaan tulang baru tidak mengikuti penghapusan tulang yang sudah tua. Seperti kita ketahui bahwa tulang adalah jaringan yang hidup terus-menerus dan harus mengalami pergantian. Saat kondisinya telah rapuh dan mengalami penurunan fungsi, saat tulang mendapatkan tekanan ringan seperti pada saat membungkuk atau batuk dapat menyebabkan resiko patah tulang. Patah tulang karena osteoporosis paling sering terjadi pada pinggul, pergelangan tangan atau tulang belakang.

penyebab osteoporosisGejala Osteoporosis

Pada umumnya, tidak ada gejala pada awal terjadinya pengeroposan tulang ini. Namun pada saat seseorang telah didiagnosis mengalami osteoporosis, maka kemungkinan besar akan timbul gejala-gejala seperti berikut :

  • Sakit pada bagian punggung yang disebabkan oleh patahnya tulang belakang.
  • Kehilangan tinggi badan dari waktu-ke waktu, hal ini disebabkan oleh postur tubuh yang semakin membungkuk.
  • Fraktur tulang terjadi jauh lebih mudah dari yang diharapkan.

Kebanyakan orang mencapai puncak massa tulang mereka pada awal usia 20-an. Seiring bertambahnya usia, massa tulang akan berkurang dan akan terbentuk tulang yang baru.

Kemungkinan seseorang mengembangkan osteoporosis tergantung pada seberapa banyak massa tulang di usia mudanya. Semakin tinggi puncak massa tulang, semakin banyak tulang yang miliki dan semakin kecil kemungkinan untuk mengembangkan osteoporosis seiring pertambahan usia.

Faktor Penyebab Osteoporosis

Sejumlah faktor dipercaya dapat meningkatkan kemungkinan untuk mengembangkan osteoporosis, termasuk usia, ras, gaya hidup, dan kondisi medis. Beberapa faktor risiko penyebab osteoporosis ini, termasuk:

1. Jenis kelamin

Osteoporosis dapat mempengaruhi pria dan wanita dari semua ras. Akan tetapi hal ini bisa beresiko lebih tinggi pada wanita, dan lebuh tinggi pada wanita kulit putih dan Asia, terutama perempuan tua yang melewati masa menopause.

2. Usia

Semakin bertambahnya usia, semakin besar resiko untuk dapat terkena gangguan osteoporosis. Wanita tua yang telah melewati masa menopause lebih sering mengalami gangguan ini.

3. Ras

Wanita yang berasal dari keturunan kulit putih dan wanita yang memiliki ras Asia memiliki resiko yang lebih besar terhadap osteoporosis. Hal ini disebabkan karena pada umumnya wanita dari ras kulit putih maupun Asia memiliki konsumsi makanan yang mengandung kalsium cukup rendah. Salah satu alasannya adalah intoleransi laktosa serta menghindari produk dari hewan.

4. Faktor keturunan

Jika memiliki orang tua atau saudara dengan riwayat osteoporosis. Hal tersebut akan menempatkan diri, pada risiko yang lebih besar mengalami gangguan ini. Terutama jika ibu atau ayah pernah mengalami patah tulang pinggul.

5. Ukuran tubuh

Pria maupun wanita yang memiliki bentuk tubuh kecil cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi terkena osteoporosis. Hal ini karena mereka memiliki massa tulang yang lebih sedikit seiring dengan bertambahnya usia mereka.

6. Kadar hormon

Osteoporosis lebih sering terjadi, sering disebabkan oleh keseimbangan kadar hormon. Tubuh bisa memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tertentu dalam tubuh mereka, seperti :

  • Semakin menurunnya hormon sex, maka hal tersebut akan menimbulkan kecenderungan melemahnya tulang. Penurunan kadar estrogen saat wanita mengalami menopause merupakan salah satu faktor risiko terkuat untuk mengembangkan osteoporosis. Perempuan juga bisa mengalami penurunan estrogen selama pengobatan kanker tertentu. Pria mengalami penurunan bertahap dalam kadar testosteron seiring dengan bertambahnya usia mereka. Selain itu, beberapa perawatan untuk kanker prostat juga berpotensi untuk mengurangi kadar testosteron pada pria.
  • Terlalu banyak hormon tiroid juga dapat menyebabkan keropos tulang. Hal ini dapat terjadi jika tiroid terlalu aktif, atau pada saat seseorang mengkonsumsi terlalu banyak obat hormon tiroid untuk mengobati tiroid yang kurang aktif.
  • Osteoporosis juga telah dikaitkan dengan paratiroid yang terlalu aktif dan kelenjar adrenal.

7. Faktor makanan

Faktor konsumsi makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi  terjadinya gangguan osteoporosis, mereka yang lebih mungkin terkena gangguan ini antara lain :

  • Seseorang yang memiliki asupan kalsium yang rendah. Kurangnya kalsium memiliki peran utama dalam pengembangan osteoporosis.Asupan kalsium yang rendah memberikan kontribusi untuk kepadatan tulang berkurang, kehilangan tulang lebih awal, serta peningkatan risiko terjadinya patah tulang. Selain itu, mengkonsumsi daging merah serta minuman bersoda dimana keduanya banyak mengandung fosfor yang dapat merangsang pembentukan horman parathyroid. Penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah juga di indikasikan sebagai pemicu osteoporosis.
  • Seseorang yang mengalami gangguan pola makan. Orang-orang yang menderita anoreksia berada pada risiko tinggi osteoporosis. Asupan makanan yang rendah dapat mengurangi jumlah kalori, makanan yang mengandung protein dan kalsium dalam tubuh. Pada wanita, anoreksia dapat menghentikan menstruasi, serta menyebabkan tulang menjadi lemah. Pada pria, anoreksia menurunkan jumlah hormon seks dalam tubuh dan dapat melemahkan tulang.

8. Operasi Gastrointestinal

Seseorang yang baru saja menjalani operasi gastrointestinal akan mengalami penurunan ukuran perut karena penghapusan bagian dari usus yang membatasi daerah penyerapan nutrisi, termasuk kalsium. Penyerapan kalsium yang kurang oleh organ tubuh dapat menyebabkan terjadinya penyebab osteoporosis.

9. Penggunaan obat-obatan

Penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang, baik oral maupun suntikan, seperti prednisone dan cortisone, dapat mengganggu proses pembangunan tulang. Osteoporosis juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan yang digunakan untuk memerangi atau mencegah berbagai jenis penyakit seperti kejang, gastric reflux, kanker, serta penolakan transplantasi.

10. Gaya hidup

Beberapa pilihan gaya hidup juga berpotensi untuk meningkatkan resiko terjadinya gangguan osteoporosis, seperti

  • Orang-orang yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk, memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis dibandingkan mereka yang lebih aktif. Gaya hidup sehat seperti melakukan kegiatan atau latihan menahan beban dapat mempromosikan keseimbangan dan postur tubuh yang baik yang bermanfaat bagi tulang. Contohnya berjalan, berlari, melompat, menari dan angkat besi.
  • Bahaya alkohol bagi seseorang yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol berlebihan, juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
  • Seseorang yang aktif dalam mengkonsumsi nikotin seperti perokok aktif juga dapat mengembangkan resiko osteoporosisi. Bahaya merokok pada penggunaan tembakaunya, memberikan kontribusi untuk kelemahan tulang.
  • Seseorang yang rutin mengkonsumsi kafein seperti kopi maupun teh, juga berpotensi terserang osteoporosis. Menurut Robert Heany dan Dr. Karen Rafferty dari creighton University Osteoporosis Research Centre di Nebraska, menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman berkafein dapat memicu resiko keroposnya tulang. Air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium yang berasal dari proses pembentukan tulang. Selain itu, bahaya kafein memiliki sifat toksin yang dapat menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas).

Penggunaan obat-obatan, melakukan diet sehat, dan latihan beban dapat membantu mencegah tulang keropos serta menguatkan tulang sudah lemah.

Langkah pencegahan Osteoporosis

Tiga faktor penting untuk menjaga tulang agar tetap sehat sepanjang hidup adalah :

1. Kalsium

Pria dan wanita yang berusia antara 18 – 50 tahun membutuhkan kurang lebih 1.000 miligram kalsium per harinya. Jumlah kebutuhan nutrisi harian kalsium ini meningkat menjadi 1.200 miligram ketika usia wanita mencapai 50 tahun dan usia pria mencapai 70 tahun. Beberapa sumber kalsium yang baik meliputi produk :

  • susu rendah lemak
  • sayuran berdaun hijau gelap
  • salmon kalengan atau sarden dengan tulang
  • produk kedelai (seperti tahu, tempe, maupun susu kedelai), sereal
  • Buah yang mengandung kalsium seperti jeruk

Anda juga bisa mendapatkan asupan kalsim dari beberapa produk suplement. Namun, terlalu banyak kalsium dapat menimbulkan masalah jantung dan batu ginjal. The Institute of Medicine merekomendasikan total asupan kalsium untuk orang-orang yang lebih tua dari 50 tahun sebaiknya tidak lebih dari 2.000 miligram setiap hari.

2. Vitamin D

Vitamin D berfungsi untuk meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium. Sinar matahari merupakan salah satu sumber vitamin D yang baik bagi tubuh, kecuali bagi mereka yang tinggal di dataran tinggi. Belum diketahui dosis harian yang optimal untuk vitamin D. Bagi orang dewasa sebaiknya mengkonsumsi antara 600-800 IU per hari, melalui makanan atau suplemen.

Baca juga, makanan yang mengandung vitamin D ini untuk mencegah osteoporosis.

3. Latihan Fisik

Olahraga dapat membantu tubuh untuk membangun tulang yang kuat dan memperlambat  pengeroposan tulang. Kombinasikan latihan kekuatan dengan latihan menahan beban. Latihan dapat membantu memperkuat otot dan tulang lengan dan tulang belakang bagian atas. Latihan fisik seperti :

  • berjalan
  • jogging
  • berlari
  • memanjat tangga
  • lompat tali
  • ski

Dapat mempengaruhi tulang di kaki, pinggul dan tulang punggung bagian bawah. Sementara berenang, bersepeda dan berolahraga pada mesin, dapat memberikan latihan kardiovaskular yang baik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn