7 Infeksi Kulit Karena Bakteri : Gejala, Pengobatan dan Pencegahan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh kita yang berguna untuk melindungi tubuh dari berbagai macam gangguan dari luar tubuh. Sebagai bagian terluar dari tubuh, kulit sangat rentan terkena berbagai macam infeksi penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun mikroorganisme lainnya. Salah satu jenis infeksi kulit kebanyakan disebabkan oleh bakteri. Bakteri merupakan bisa menginfeksi kulit dan masuk ke dalam tubuh melalui berbagai metode, seperti gigitan serangga atau hewan, ingesti, injeksi, sensual transmission, dan juga inhalasi. Adapun tingkat keparahan infeksi bakteri di kulit akan bergantung pada berbagai faktor, seperti daya tahan tubuh dan juga jumlah bakteri yang menginfeksi. Adapun beberapa tahapan yang terjadi ketika bakteri menginfeksi kulit adalah:

  • Bakteri menginduksi respon seluler host (penerima infeksi bakteri) yang bisa menyebabkan bertambahnya kerusakan di jaringan tubuh, biasanya terjadi dengan mekanisme immunemediated.
  • Bakteri akan memasuki sel inang kemudian langsung menyebabkan kematian sel.
  • Bakteri akan melepaskan racun yang akan merusak atau membunuh sel, merusak pembuluh darah, juga melepaskan enzim yang akan menyebabkan degradasi komponen jaringan, serta menyebabkan nekrosis iskemik.

(Baca juga: jenis-jenis penyakit kulit)

Lalu apa saja infeksi penyakit pada kulit yang disebabkan oleh bakteri? Berikut penjelasan selengkapnya :

1. Folikulitis

Folikulitis adalah munculnya peradangan pada selubung akar rambut atau yang disebut folikel. Adapun penyebab infeksi kulit ini adalah bakteri stafilokokus. Jenis infeksi kulit ini bisa menyebabkan penularan kepada orang lain. Adapun beberapa faktor yang bisa memicu folikulitis adalah:

  • Kebiasaan mencukur.
  • Gesekan antara kulit dengan pakaian.
  • Penyumbatan pada folikel rambut yang ada di kulit.

Folikulitis biasanya akan menunjukkan berbagai gejala di kulit yang terinfeksi oleh bakteri, seperti munculnya ruam, kulit terasa gatal dan kemerahan, serta adanya benjolan-benolan kecil di sekitar folikel yang terinfeksi. Benjolan-benjolan tersebut berisi cairan, cairan tersebut sangat mudah pecah kemudian mengering atau membentuk koreng. Untuk memastikan diagnosis folikulitis dibutuhkan pemeriksaan di laboratorium.

Untuk meringankan gejala folikulitis, Anda bisa mengompres kulit yang terinfeksi menggunakan air hangat. Cara tersebut juga efektif untuk mengempeskan benjolan-benjolan di kulit. Untuk mencegah penularan, Anda bisa mengkonsumsi obat antibiotik. Untuk mencegah penyakit ini, Anda bisa mengupayakannya dengan cara menjaga kebersihan kulit (misalnya dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun anti-bakteri).

(Baca juga: cara kompres yang benar untuk demam)

2. Bisul

Infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri selanjutnya adalah bisul. Bisul adalah infeksi pada kulit yag meliputi seluruh folikel rambut dan juga jaringan subkutaneus yang ada di sekitarnya. Bisul sendiri disebabkan oleh bakteri Stafilococus. Namun bakteri tersebut bukanlah satu-satunya bakteri yang bisa menyebabkan bisul. Pada beberapa kasus, bisul juga bisa disebabkan oleh infeksi jamur. Bisul biasanya akan muncul di area leher, pantat, payudara, bahkan wajah. Bisul tersebut akan menyebabkan rasa nyeri di kulit yang terinfeksi.

Adapun gejala bisul biasanya berupa munculnya benjolan keras berwarna merah yang mengandung nanah. Benjolan tersebut akan berfluktuasi dan bagian tengahnya akan menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Secara spontan bisul bisa pecah atau dipecahkan dan ketika pecah bisul akan mengeluarkan nanah dan terkadang nanah tersebut bercampur dengan darah. Ketika bisul pecah, biasanya kulit akan terasa nyeri dan bisa menyebabkan peradangan. Pada beberapa kasus, bisul juga bisa disertai dengan gejala demam, cepat lelah, dan tidak enak badan. Untuk penangannya, bisul biasanya akan diobati dengan pemberian antibiotik.

(baca juga: cara menghilangkan bisul secara alami)

3. Karbunkel

Karbunkel merupakan sekumpulan bisul yang akan menyebabkan pengelupasan kulityang luas dan bisa membentuk jaringan parut. Infeksi kulit ini juga disebabkan oleh bakteri stafilokokus. Pembentukan dan juga penyembuhan karbunkel bisa lebih lama dibandingkan dengan bisul biasa. Pada beberapa kasus, penyakit ini juga akan disertai dengan gejala demam. Karbunkel lebih sering diderita oleh pria (biasanya di leher bagian belakang). Karbunkel sangat rentan diderita oleh orang-orang yang memiliki riwayat penyakit diabetes, penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, serta penderita dermatitis.

(Baca juga: kelainan autoimun)

Karbunkel ditandai dengan gejala munculnya beberapa bisul yang berkumpul menjadi satu membentuk massa yang lebih besar dan memiliki beberapa titik pengaliran nanah. Infeksi kulit karena bakteri ini bisa menyebabkan penularan kepada orang lain, bahkan tidak jarang beberapa orang dalam satu rumah menderita karbunkel dalam kurun waktu yang bersamaan.

Untuk mengurangi gejala sekaligus mengobati infeksi ini Anda bisa melakukan pengobatan secara topikal ataupun oral menggunakan antibiotik. Anda juga bisa memanfaatkan kompres air hangat untuk meringankan gejalanya. Namun jangan sampai Anda memencet infeksi karbunkel tersebut karena nanah yang keluar justru bisa menyebabkan infeksi penularan. Ketika infeksi karbunkel sudah mengering, Anda harus sesegera mungkin membersihkan luka yang tersisa dan setelah membersihkan karbunkel jangan lupa untuk mencuci tangan sampai bersih.

4. Jerawat

Siapa yang belum pernah memiliki jerawat? Hampir semua orang yang telah memasui masa pubertas pasti pernah memiliki jerawat. Bahkan jerawat seringkali menjadi permasalahan serius di kulit. Jerawat merupakan suatu kondisi di mana pori-pori kulit tersumbat sehingga memunculkan beruntus-beruntus dan juga abses yang mengalami radang dan telah terinfeksi bakteri. Jerawat bisa muncul di area kulit wajah, punggung, dan juga bahu. Pada jerawat yang telah terinfeksi, jerawat bisa menyebar dan membentuk daerah peradangan yang lebih luas dan menonjol.

Jerawat biasanya terjadi karena adanya perubahan hormonal di dalam tubuh sehingga merangsang kelenjar sebasea di kulit untuk memperoduksi minyak berlebih. Kondisi lain yang juga bisa memicu munculnya jerawat adalah masa kehamilan, stres, pemakaian pil KB, dan juga menstruasi. Minyak berlebih yang ada di kulit lambat laun akat menyebabkan penyumbatan di pori-pori kulit. Jika tidak pernah atau jarang dibersihkan, pori-pori yang tersumbat oleh minyak dan kotoran akan menjadi tempat efektif bagi bakteri untuk berkembang. Untuk mencegah jerawat, Anda bisa melakukan beberapa cara, seperti:

  • Mencuci area kulit yang rawan terkena jerawat menggunakan pembersih yang lembut sehingga kotoran dan minyak yang terjebak di pori-pori akan hilang.
  • Anda bisa menggunakan krim atau gel khusus penghilang jerawat untuk menyerap minyak berlebih di pori-pori.
  • Hindari riasan dengan dasar berat. Gunakanlah bedak kosmetik, hindari jenis bedak krim karena bedak krim tersebut mudah mengiritasi kulit.
  • Bersihkan make up sebelum tidur. Tidur dengan riasan akan meningkatkan resiko penyumbatan pori-pori kulit.
  • Mandilah setelah olah raga atau setelah melakukan pekerjaan berat. Minyak dan kotoran setelah olah raga atau setelah melakukan aktivitas berat sangat mungkin menyebabkan penyumbatan pori. (Baca juga: bahaya mandi setelah olah ragabahaya mandi saat masih berkeringat)

5. Selulitis

Selulitis merupakan kondisi di mana terjadi penyebaran infeksi bakteri di dalam kulit dan juga jaringan di bawah kulit. Infeksi tersebut akan segera menyebar kemudian masuk ke pembuluh getah bening serta aliran darah. Adapun gejala selulitis adalah:

  • Kulit yang terinfeksi berwarna kemerah-merahan.
  • Terasa nyeri pada area infeksi.
  • Pada beberapa kasus, infeksi bisa disertai dengan gejala demam, sakit kepala, dan juga kedinginan.
  • Denyut jantung mengalami peningkatan.
  • Tekanan darah mengalami penurunan. (Baca juga: bahaya akibat darah rendah)
  • Kulit yang terinfeksi bengkak dan terasa panas.

Selulitis paling sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus sehingga infeksi kulit ini sering ditemukan di area tukai bagian bawah dan juga wajah. Untuk mengatasi selulitis, penderita biasanya akan diberikan obat penisilin secara oral. Untuk kasus yang tergolong parah, penderita akan mendapatkan penisilin melalui intravena dan bisa ditambahkan dengan klindamisin.

Pada beberapa kasus, selulitis juga bisa disebabkan oleh bakteri stafilokokus, sehingga pengobatan yang diberikan biasanya akan berupa nafsilin atau oksasilin. Gejala selulitis biasanya akan menghilang dalam waktu beberapa hari setelah pemberian beberapa jenis obat antibiotik tersebut.

6. Impetigo

Impetigo merupakan infeksi kulit karena bakteri yang bisa menyebabkan terbentuknya lepuhan kecil yang berisi nanah. Infeksi kulit ini biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan strptokokus. Impetigo bisa menular kepada orang lain melalui kontak langsung. Penyakit ini biasanya lebih sering diderita oleh anak-anak. Gejala yang ditunjukkan biasanya berupa gatal, kulit yang melepuh berisi cairan, luka merah dan juga cepat pecah, serta luka yang akan berubah menjadi borok yang dalam (dalam kasus yang parah).

Untuk mengatasi impetigo biasanya akan diberikan antibiotik secara topikal (neomisin, polisimin, basitrasin) dan juga pemberian antiseptik pada infeksi (misalnya betadine).

7. Eritrasma

Eritrasma adalah infeksi kulit yang terjadi pada lapisan kulit paling atas. Eritrasma biasanya akan muncul pada daerah kulit yang bersentuhan dengan kulit lain, seperti pada ketiak, sela-sela jari kaki, juga area kulit lainnya. Eritrasma disebabkan oleh bakteri Corynebacterium minutissimum. Seroang penderita diabetes sangat rentan terkena infeksi kulit ini. Adapun beberapa metode pencegahan yang bisa dilakukan adalah:

  • Menghindari tempat atau ruangan yang bisa memicu kelembaban dan juga kepanasan bagi tubuh.
  • Selalu menjaga kebersihan tubuh.
  • Gunakanlah pakaian yang bersih dan terbuat dari bahan yang aktif menyerap keringat.
  • Jagalah kondisi kulit agar selalu dalam kondisi kering.

Itulah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Untuk mencegah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri tersebut Anda sebenarnya cukup menjaga kebersihan diri dan juga lingkungan sehingga infeksi bakteri bisa dicegah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn