Hernia Umbilikalis – Penyebab, Gejala, Diagnosa, Pengobatan dan Pencegahan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Mungkin Anda sepintas pernah mendengar tentang kondisi yang dinamakan dengan hernia umbilikalis. Sebetulnya hal ini bisa terjadi akibat ketidaksempurnaan tertutupnya lubang, sehingga akhirnya tertonjol-lah sebagian usus keluar. Anda pasti tahu betul bahwa tali pusar merupakan organ yang menjadi penghubung antara ibu dengan sang janin di dalam kandungannya.

Lewat tali pusar itulah sari makanan dari tubuh sang ibu dapat dialurkan ke tubuh janin agar tumbuh kembangnya sempurna. Ada sebuang lubang berukuran kecil yang ada di perut si janin yang akan dilalui dan pada umumnya bakal tertutup sendiri sesudah bayi dilahirkan. Hernia umbilikalis tidaklah berbahaya serta tidak menimbulkan rasa sakit pada dasarnya.

Hernia umbilikalis pun tak membawa kondisi yang tak nyaman bagi yang mengalami dan biasanya bayi sajalah yang mengalami keadaan seperti ini walau memang ada pula beberapa kasus pada orang dewasa juga. Pada anak, biasanya seiring bertambahnya usia mereka maka akan tertutup sendiri nantinya, tapi pada orang dewasa sayangnya tak dapat sembuh dengan sendirinya dan harus melalui proses pembedahan.

(Baca juga: penyebab hernia pada pria dan wanita – makanan yang memperlancar menstruasi)

Jenis dan Penyebab Hernia Umbilikalis

Perlu diketahui bahwa pada hernia umbilikalis memiliki 2 tipe, yakni yang didapat dan juga kongenital alias dialami pada bayi yang baru lahir. Tersambungnya tali pusar sdengan pusar pada masa hamil seorang wanita biasanya juga akan berisi pembuluh darah. Aliran makanan dan nutrisi ke janin adalah dari bagian tersebut.

Bukaan pada otot di area tersebut termasuk hal yang alami dan saat daerah otot tidaklah menutup secara baik tepat sesudah bayi lahir, hernia umbilikalis mulai terbentuk. Biasanya anak-anak yang mengalami hernia umbilikalis yang tidak ada gejala bakal melalui observasi saja hingga masuk sekolah. Barulah setelah itu dipertimbangkan apakah memerlukan tindakan bedah sebagai solusi atau tidak.

Sedangkan untuk hernia umbilikalis jenis didapat, perkembangannya bakal terus meningkat seiring usia yang bertambah. Hal ini juga makin timbul didukung dengan adanya suatu cedera yang menjadi pemicu defek di bagian otot sekitar pusar. Terkena suatu kondisi yang membuat tekanan bertambah di area perut juga bisa menjadi penyebab hernia umbilikalis sebab daerah tersebut bakal meregang akibat tekanan.

Ada sejumlah faktor-faktor peningkat risiko dari hernia umbilikalis lainnya yang sebaiknya juga perlu diperhatikan supaya mampu mengatasinya di kemudian hari.

  • Mengangkat beban berat (hal ini bisa menjadi faktor peningkat ukuran defek dan bahkan bisa membuat usus terdorong).
  • Kelahiran prematur.
  • Kehamilan (khususnya juga hamil kembar).
  • Obesitas alias kelebihan berat badan.
  • Kebiasaan merokok.
  • Batuk yang tak kunjung sembuh.
  • Mengejan (berawal dari konstipasi kronis).
  • Cairan yang ada pada rongga perut.
  • Bekas operasi di bagian perut.
  • Pembesaran pada kelenjar prostat yang menjadi penyebab dari gangguan berkemih.
  • Dialisis peritoneal kronis.

(Baca juga: cara menjaga kesehatan alat reproduksi wanita)

Gejala Hernia Umbilikalis

Seperti kita tahu, gejala merupakan satu atau beberapa kondisi yang dialami oleh penderita di mana hal ini nantinya merujuk pada satu keadaan gangguan kesehatan. Pada penderita hernia umbilikalis, ada satu gejala yang sudah sangat jelas dan paling nampak, yakni benjolan yang berada di area pusar.

Benjolan yang ada di dekat pusar tersebut termasuk lunak dan biasanya benjolan akan hilang saat bayi berada dalam keadaan diam. Munculnya benjolan pada bayi biasanya bakal muncul ketika bayi mengejan, tertawa, batuk, dan juga menangis. Gejala hernia umbilikalis yang terjadi pada orang dewasa pada dasarnya hampir sama dengan bayi, tapi juga ditambah dengan ketidaknyamanan serta rasa sakit yang mengganggu pada area pusar.

Itulah gejala yang paling umum terjadi pada bayi maupun pada orang dewasa. Namun, ada kalanya gejala-gejala yang sudah disebutkan tersebut masih ditambah pula dengan benjolan yang terasa sakit pada bayi, benjolan membengkak, benjolan berubah warna, dan terjadi muntah-muntah.

Apabila memang sampai terjadi hal-hal yang di luar kenormalan seperti pembengkakan pada benjolan dan benjolan mulai tampak berubah warna, jangan sepelekan. Perubahan warna benjolan yang menjadi merah belum lagi juga rasa sakit yang serius bisa coba Anda periksakan. Anda bisa menghubungi dokter dan mengonsultasikan gejala-gejala tak wajar yang mulai dialami.

(Baca juga: cara menjaga kesehatan organ reproduksi)

Metode Diagnosa Hernia Umbilikalis

Setelah melirik sejumlah penyebab dan gejala dari hernia umbilikalis, yang Anda juga perlu tahu adalah metode diagnosa ketika nanti sudah menemui dokter. Sesudah gejala-gejala diketahui oleh dokter, biasanya dokter akan meminta Anda untuk melakukan berbagai pemeriksaan. Tujuannya tentu saja adalah supaya penyakit bisa teridentifikasi dengan baik.

  • Pemeriksaan fisik – Pengujian atau pemeriksaan fisik pada pasienbiasanya akan dimulai oleh dokter dengan melihat apakah hernia dapat ditekan masuk sampai ke dalam rongga perut lagi. Ada potensi daerah dari isi hernia yang terperangkap di kantong hernia. Dengan begitu, biasanya kemudian tak akan mampu untuk ditekan masuk kembali dan ini menjadi tanda bahwa keadaan bisa cukup bahaya. Ingat bahwa isi dari hernia umbilikalis masih termasuk bagian dari usus di mana suplai darah tak mencukupinya saat dalam keadaan terjepit.
  • Tes pencitraan – Selain dari pemeriksaan fisik yang sudah pasti wajib, biasanya dokter juga akan menyarankan pasien untuk melakukan tes pencitraan. Tes pencitraan ini biasanya akan menggunakan sinar-X atau ultrasound di mana target yang diperiksa adalah bagian perut di mana hal ini sangat penting demi menentukan ada tidaknya potensi komplikasi.
  • Pemeriksaan darah – Sesudah pemeriksaan fisik, tentunya tes darah pun adalah yang perlu ditempuh selain dari tes pencitraan oleh para pasien. Ketika ada bagian usus yang terjepit, maka dokter menyarankan tes darah supaya dapat terdeteksi apakah ada infeksi di dalam tubuh pasien.

(Baca juga: gejala turun berok)

Pengobatan Hernia Umbilikalis

Jika hernia umbilikalis terjadi pada bayi, terutama yang usianya antara 1-2 tahun, benjolan yang muncul pada perut masih bisa ditekan kembali supaya masuk hingga ke dalam rongga perut. Seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan si bayi pun, biasanya benjolan akan hilang dengan sendirinya. Bila pun tidak ada kemajuan dan justru gejala benjolan makin serius dan terdapat perbedaan yang tak normal, maka pada umumnya barulah nanti dilakukan pembedahan demi memperbaiki bagian tersebut. Itu pun akan dilakukan sesudah si anak cukup umur untuk menjalani operasi.

Hernia umbilikalis pada anak yang memang gejalanya sudah cukup berbahaya, begitu juga yang dialami orang dewasa (karena pada orang dewasa tak bisa sembuh sendiri) adalah prosedur pembedahan. Pembedahan ini bertujuan supaya jaringan bisa dimasukkan kembali dan dokter ahli bedah juga akan menutup lubang yang ada di bagian otot perut.

Hanya saja, tindakan medis berupa pembedahan hanya akan dilakukan oleh dokter dengan beberapa ketentuan atau kondisi dari si pasien sendiri. Kondisi berikut inilah yang akan membuat dokter menyarankan pembedahan terhadap penderita hernia umbilikalis.

  • Benjolan tak kunjung hilang ketika bayi sudah beranjak besar, yakni sampai di usia 3-4 tahun.
  • Benjolan menyebabkan rasa sakit.
  • Benjolan tak mengecil juga meski sudah 1-2 tahun.
  • Isi hernia terperangkap dan dinyatakan tak mampu kembali ke bagian rongga perut (usus terjepit).
  • Diameter dari benjolan yang ada pada perut pasien ukurannya di atas 1,5 cm.

Selain dari metode operasi atau pembedahan yang merupakan metode pengobatan medis, Anda juga bisa menemukan cara-cara mengobati hernia umbilikalis secara sederhana dan alami. Bahan-bahan seperti di bawah ini bisa coba digunakan dan dikonsumsi demi mendapatkan kembali kesehatan Anda. Pengobatan di bawah ini lebih dianjurkan bagi orang-orang dewasa yang mengalami hernia umbilikalis.

  • Air jahe.
  • Yogurt
  • Air rebusan akar manis.
  • Air rebusan daun jarak.
  • Air rebusan daun sirsak.
  • Air rebusan kulit manggis.
  • Teh kamomil.

(Baca juga: penyakit kelamin)

Bahaya Hernia Umbilikalis

Penyebab hernia pada pria dan wanita khususnya hernia umbilikalis sudah kita ketahui, namun apapun penyebabnya, jangan sepelekan. Bahkan kondisi ini pun memiliki bahaya dan risiko komplikasi yang perlu diwaspadai oleh penderitanya. Sebetulnya, efek samping hernia atau komplikasi memang sangat langka terjadi pada anak-anak dan bayi.

Komplikasi dari hernia umbilikalis jauh lebih berpotensi tinggi jika dialami oleh para orang dewasa. Bahaya pun bisa meningkat saat terjepitnya jaringan perut yang keluar dan tak mampu untuk dikembalikan lagi masuk ke dalam rongga perut. Pada kondisi ini, jaringan perut yang terperangkap pun bakal mengalami kurangnya suplai darah.

Karena hal tersebut, maka rasa sakit dan nyeri bisa muncul dan bahkan mampu menyebabkan kerusakan jaringan. Apabila kekurangan suplai darah terjadi secara terus-terusan, maka otomatis jaringan perut dapat mengalami kematian. Akibat yang paling parah tentunya adalah timbul infeksi yang mengancam jiwa.

Di bawah ini adalah sejumlah kondisi yang dianggap sebagai gejala dari penderita hernia umbilikalis yang jaringan perutnya sudah dalam kondisi terjebak.

  • Demam
  • Muntah
  • Rasa sakit di bagian perut terasa begitu parah, khususnya kalau ditekan atau sekalipun hanya disentuh.
  • Perut menjadi jauh lebih sensitif.
  • Benjolan muncul di area perut.
  • Konstipasi
  • Benjolan berubah warna menjadi agak merah.

(Baca juga: makanan untuk endometriosis)

Pencegahan Hernia Umbilikalis

Untuk orang dewasa, supaya tidak mendapat hernia umbilikalis, Anda perlu menjaga pola hidup lebih baik. Menjaga kesehatan serta stamina tubuh adalah yang paling penting dan langkah-langkah di bawah ini pasti bakal membantu.

  • Tidak mengangkat beban-beban yang bobotnya sangat berat.
  • Tidak mengejan terlalu kuat saat BAB atau pada aktivitas lainnya.
  • Tidak mengonsumsi makanan maupun minuman yang bisa menyebabkan batuk.
  • Mengonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi supaya terhindar dari konstipasi.

(Baca juga: cara mencegah ejakulasi dinicara meningkatkan hormon testosteron)

Itulah sekilas tentang hernia umbilikalis mulai dari pemicu hingga cara mencegah hernia dan pengobatannya. Bila benjolan tampak membesar seiring waktu berjalan, jangan ragu lagi untuk ke dokter, apalagi kalau solusi alami tidaklah ada hasilnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn