Penyebab Hepatitis A – Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ada 3 jenis penyakit hepatitis, di antaranya hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Dalam artikel kali ini kita akan membahas mengenai hepatitis A. Hepatitis A merupakan salah satu jenis penyakit akut yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Adapun penularan virus hepatitis A terjadi melalui tinja penderita hepatitis A. Umumnya hepatitis A tidak akan menyebabkan komplikasi yang fatal bagi penderitanya. Bisa dikatakan bahwa hepatitis A merupakan jenis hepatitis yang paling ringan. Meski demikian tentu siapa saja harus mewaspadai penyakit ini karena penularannya yang sangat mudah terjadi.

Berdasarkan data dari WHO, penderita hepatitis A di dunia mencapai jumlah 1,4 juta jiwa setiap tahunnya. Sementara itu, di Asia Tenggara jumlah penderita hepatitis A akut mencapai angka 400.000 orang setiap tahunnya dengan angka kematian mencapai 800 jiwa. Kebanyakan penderita hepatitis A adalah anak-anak meskipun tidak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa menderita penyakit ini.

Penyebab Hepatitis A

Seperti yang telah disebutkan di atas, penyakit hepatitis A disebabkan virus hepatitis A yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus tersebut. Bisa dikatakan, virus hepatitis A menular melalui fecal oral, maksudnya virus hepatitis A dapat dijumpai pada tinja penderita hepatitis A. Selanjutnya virus tersebut bisa menular kepada orang lain melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus hepatitis A. Pada beberapa kasus, virus hepatitis A juga bisa menular melalui hubungan seksual dengan penderita.

Adapun lebih lengkapnya berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya penularan virus hepatitis A kepada orang lain.

1. Sistem Sanitasi yang Buruk

Sanitasi yang buruk biasanya menjadi penyebab utama mengapa virus hepatitis A sangat mudah menular. Ketika sistem sanitasi sebuah wilayah tertentu tidak diatur dengan baik maka kemungkinan virus hepatitis A akan mudah terkandung di dalam sistem pengairan. Kondisi ini umumnya terjadi pada suatu wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi biasanya menyebabkan pengaturan wilayah pembuangan tinja (septictank) dengan sumber air bersih berada dalam lingkup yang sangat dekat. Hal itulah yang menyebabkan virus hepatitis A dengan sangat mudah mengontaminasi sumber air bersih dan menular kepada orang lain karena air bersih diminum.

2. Melakukan Kontak Langsung dengan Penderita

Ada baiknya jika salah satu anggota keluarga Anda menderita hepatitis A untuk diisolasi di rumah sakit. Penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang sangat mudah menular. Jika anda melakukan kontak langsung dengan keluarga atau penderita hepatitis A maka kemungkinan bagi Anda untuk tertular penyakit yang sama sangat besar. Meskipun virus hepatitis A hanya terkandung di dalam tinja penderita hepatitis A, namun sudah tentu kemungkinan bagi tubuhnya terkontaminasi sangat besar. Jika Anda hendak melakukan kontak dengan penderita hepatitis A maka sebaiknya anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang ahli terhadap penyakit tersebut.

3. Berganti Jarum Suntik

Menggunakan jarum suntik yang sama juga memungkinkan penularan hepatitis A dari penderita kepada orang lain. Jarum suntik yang telah digunakan oleh penderita hepatitis A sudah tentu telah terkontaminasi oleh virus hepatitis A karena darah penderita hepatitis A mengandung virus yang terkait. Jika jarum suntik yang telah dipakai oleh penderita hepatitis A digunakan oleh orang lain maka orang lain yang menggunakan jarum suntik tersebut sudah tentu akan tertular oleh penyakit yang sama.

4. Berhubungan Seks dengan Penderita

Meskipun tergolong jarang, namun penularan virus hepatitis A melalui hubungan seksual juga sangat mungkin terjadi, terutama jika seseorang melakukan hubungan seks anal dengan penderita. Hubungan seks anal memungkinkan virus hepatitis A pada penderita hepatitis A masih tertinggal di area anus. Akibatnya, hubungan seks anal akan memungkinkan penularan virus hepatitis A dari penderita kepada pasangannya. Untuk itulah apabila Anda memiliki suami atau pasangan yang menunjukkan gejala penyakit hepatitis A maka segeralah melakukan pemeriksaan medis dan hindari melakukan hubungan seksual dengan penderita.

(Baca juga: penyebab pms)

5. Bekerja di Area yang Berhubungan dengan Kotoran

Seseorang yang memiliki pekerjaan yang berhubungan langsung dengan kotoran, seperti bekerja di area selokan juga sangat rentan tertular hepatitis A. Bukan hanya hepatitis A saja, berbagai macam penyakit yang ditularkan melalui tinja penderita juga sangat beresiko untuk menular. Untuk itulah seseorang yang bekerja di area yang berhubungan langsung dengan kotoran hendaknya selalu waspada dan menjaga kebersihan diri.

6. Pria yang Berhubungan dengan Sesama Jenis

Hepatitis A juga sangat rentan tertular pada pria yang berhubungan dengan sesama jenis. Hubungan sesama jenis pada pria akan meningkatkan resiko penularan virus hepatitis A karena hubungan yang melibatkan seks anal dan tergolong tidak sehat.

7. Kurangnya Ketersediaan Air Bersih

Ketersediaan air bersih yang rendah juga berkaitan langsung dengan penyakit hepatitis A. Saat air bersih tidak tersedia dengan cukup maka kebutuhan air bersih sudah tentu akan berkaitan langsung dengan kebersihan diri dan juga pola konsumsi makanan dan minuman sehari-hari. Ketersediaan air bersih rendah biasanya akan menyebabkan makanan dan minuman yang dikonsumsi juga tidak bersih. Selain itu, ketersediaan air bersih juga berkaitan dengan kebersihan lingkungan. Jika ketersediaan air bersih rendah maka kebersihan lingkungan biasanya juga rendah sehingga virus hepatitis A juga mudah menular.

8. Mengkonsumsi Makanan Mentah

Penularan hepatitis A melalui metode ini memang tergolong jarang namun juga mungkin terjadi. Makanan mentah, terutama yang tidak terjaga kebersihannya dan berada di wilayah dengan resiko tinggi penyakit, termasuk penyakit hepatitis a, sudah tentu akan meningkatkan resiko penularan hepatitis A tersebut. Untuk itulah akan sangat baik jika makanan yang hendak Anda konsumsi dimasak hingga benar-benar matang. Makanan yang tidak dimasak hingga benar-benar matang bisa jadi mengandung berbagai macam bakteri dan juga virus, termasuk virus hepatitis A.

Terlepas dari berbagai faktor yang menyebabkan penularan virus hepatitis A di atas, pada dasarnya bisa dikatakan bahwa hepatitis A sangat rentan menular ketika kita tidak menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Ada baiknya kita juga selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman yang hendak dikonsumsi. Penyakit hepatitis A merupakan jenis penyakit yang berkaitan erat dengan pola hidup bersih dan sehat. Meskipun hepatitis A tidak lebih parah dibandingkan hepatitis B dan hepatitis C namun ada baiknya anda selalu waspada karena penyakit ini sangat mudah menular. Bahkan jika tidak segera ditangani penyakit ini bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.

Gejala Hepatitis A

Gejala hepatitis A biasanya akan muncul setelah virus hepatitis A bersarang di tubuh Anda selama beberapa minggu. Pada kebanyakan kasus, gejala hepatitis A tidak berkembang menjadi separah hepatitis B atau hepatitis C. Waktu tereksposnya penyakit hepatitis A biasanya antara 2 sampai 6 minggu. Beberapa gejala yang akan dialami oleh penderita biasanya meliputi demam, lemah, letih, lesu, dan pada beberapa kasus juga bisa berupa muntah-muntah yang terjadi secara terus-menerus sehingga menyebabkan penderitanya terlihat lemas. Demam yang dialami oleh penderita hepatitis A adalah jenis demam yang berlangsung secara terus-menerus, bukan demam seperti pada penyakit lain seperti pada demam berdarah, TBC, atau tifus.

Gejala awal penyakit hepatitis A biasanya hampir menyerupai penyakit influenza. Penyakit hepatitis A sangat rentan diderita oleh anak-anak. Sayangnya hepatitis A yang diderita oleh anak-anak seringkali terlambat didiagnosis karena biasanya tidak menunjukkan adanya gejala awal sama sekali. Umumnya gejala hepatitis A akan berakhir sebelum 2 bulan. Namun pada beberapa kasus yang tergolong jarang penyakit ini bisa menunjukkan gejala selama 6 bulan. Adapun beberapa gejala yang menunjukkan adanya penyakit hepatitis A adalah sebagai berikut:

Hepatitis A bisa dibagi menjadi beberapa tahapan, di antaranya:

  • Stadium prodromal atau pendahuluan ditandai dengan gejala letih, lelah, lesu, demam, mual, dan kehilangan nafsu makan.
  • Stadium ikterik yakni ketika muncul gejala kuning pada kulit dan bola mata.
  • Stadium kesembuhan atau konvalesensi. Pada tahap ini sudah tidak ditemukan adanya gejala kuning pada penderita. Untuk memastikan diagnosis kesembuhan penderita biasanya akan dilakukan pengecekan enzim hati , SGPT, dan SGOT. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan kadar bilirubin dalam darah dan juga pemeriksaan gama-GT serta alkali fostafase untuk mengetahui keadaan saluran empedu.

Komplikasi Hepatitis A

Umumnya penyakit hepatitis A tidak akan menyebabkan komplikasi kronis seperti halnya penyakit hepatitis B dan hepatitis C. Namun pada beberapa kasus, penyakit hepatitis A juga bisa menyebabkan komplikasi jika hepatitis A diderita oleh manula, penderita diabetes, seseorang yang memiliki riwayat gangguan pada hati, dan juga beberapa orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah. Adapun beberapa jenis komplikasi yang mungkin terjadi pada orang-orang tersebut adalah:

1. Gagal Hati

Komplikasi yang mungkin muncul akibat hepatitis A adalah resiko untuk terkena gagal hati. Adapun beberapa gejala yang akan dialami oleh penderita gagal hati adalah sakit kuning, mual, dan muntah. Beberapa perubahan fisik seperti rambut rontok, mudah lebam, dan juga mimisan juga bisa terjadi. Penderita gagal hati juga akan mengalami penumpukan cairan di area perut dan sekitar kaki. Penderita gagal hati juga sangat rentan terkena infeksi penyakit.

2. Infeksi Kambuh

Komplikasi lain yang mungkin terjadi pada penderita hepatitis A adalah kambuhnya penyakit tersebut. Penyakit hepatitis A bisa muncul lagi setelah infeksi pertama terjadi.

3. Kolestasis

Penderita hepatitis A juga rentan menderita kolestasis. Kondisi semacam itu biasanya terjadi pada penderita hepatitis A yang telah berusia lanjut. Komplikasi semacam ini akan terjadi ketika cairan empedu menumpuk di dalam hati. Adapun beberapa gejala penderita kolestasis adalah menurunnya berat badan, demam, diare, serta sakit kuning yang tidak kunjung sembuh.

Pengobatan Hepatitis A

Untuk mendiagnosis apakah seseorang menderita penyakit hepatitis A atau tidak biasanya akan dilakukan pemeriksaan darah. Melalui pemeriksaan darah tersebut akan diketahui apakah Anda menderita hepatitis A atau tidak. Indikasi bahwa anda menderita hepatitis a ialah ketika hasil tes darah Anda menunjukkan adanya reaksi positif antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh ketika melawan virus hepatitis A.

Apabila Anda ternyata dinyatakan positif menderita hepatitis A maka dokter akan memeriksa kondisi hati Anda dengan tes darah penunjang yang disebut dengan evaluasi fungsi organ hati dan USG. Tidak ada penanganan khusus untuk mengobati penyakit hepatitis A. Pemulihan hanya bergantung pada sistem kekebalan tubuh Anda ketika menyerang virus hepatitis A. Jika diberikan pengobatan maka pengobatan tersebut biasanya hanya diupayakan untuk mengurangi gejala yang muncul. Adapun langkah pengobatan penyakit ini meliputi:

  • Banyak beristirahat merupakan langkah pertama untuk mengatasi gejala kelelahan akibat hepatitis A. Gejala cepat lelah ini biasanya merupakan gejala awal dari hepatitis A.
  • Menghindari makanan berlemak dan mengkonsumsi makanan dengan porsi sedikit untuk mengurangi gejala mual dan muntah. Apabila dengan metode tersebut ternyata gejala mual dan muntah tidak berkurang maka dokter biasanya akan memberikan obat anti mual seperti metoclopamide. (Baca juga: bahaya lemak jenuh)
  • Tidak mengkonsumsi minuman keras atau obat-obatan yang berpengaruh atau akan meningkatkan kerja hati. Jika anda harus mengkonsumsi obat-obatan tertentu maka sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter. (Baca juga: bahaya minuman keras)

Penyakit hepatitis A sangat berkaitan dengan pola hidup yang anda terapkan. Untuk mencegah penularan penyakit ini sebaiknya Anda senantiasa menjaga kebersihan diri dan juga lingkungan. Selain itu, pencegahan hepatitis A juga bisa dilakukan dengan vaksinasi yang dilakukan sebanyak 2 kali dengan selang waktu 6 sampai 12 bulan. (Baca juga: bahaya vaksin palsu bagi kesehatan)

fbWhatsappTwitterLinkedIn