13 Langkah Pertolongan Pertama Epilepsi Kambuh

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Epilepsi merupakan salah satu jenis penyakit saraf yang berpusat di otak dan biasanya akan terjadi kejang sebagai gejala epilepsi paling umum pada penderitanya tanpa sebab yang pasti. Kejang tersebut pun biasanya terjadi berulang dan penyebabnya pada umumnya adalah terjadinya letupan listrik yang terlalu berlebihan di dalam otak. Karena bisa berisiko kerusakan otak, maka sebaiknya perhatikan pertolongan pertama epilepsi saat kambuh ini untuk menyelamatkan penderita epilepsi di sekitar Anda.

(Baca juga: penyebab epilepsi – obat tradisional epilepsi – obat herbal epilepsi)

  1. Tetap Tenang

Mungkin ada teman atau saudara Anda yang mengalami epilepsi saat bepergian bersama, namun jangan panik dulu ketika kejang terjadi. Serangan epilepsi di manapun Anda berada jangan terlalu panik dalam menghadapinya. Anda perlu tahu bahwa tetap tenang adalah hal penting.

  1. Memberikan Sesuatu untuk Penopang Kepala/Tubuh

Serangan epilepsi selalu terjadi secara tiba-tiba dan penderita bisa saja langsung ambruk tidak sadarkan diri. Untuk membuat penderita aman, silakan Anda cari sesuatu yang empuk atau lembut dan letakkanlah itu di belakang kepala penderita. Entah itu baju, bantal atau sekadar kain tebal pun tak masalah; tujuannya adalah supaya tak mencederai kepalanya.

  1. Memindahkan Penderita ke Tempat yang Lega

Mungkin tempat di mana Anda sedang berada bersama si penderita agak kurang nyaman dan luas. Jika demikian, maka segera pindahkan penderita ke tempat yang jauh lebih baik, luas dan lega. Ini sangat penting karena dengan tindakan ini Anda sama saja dengan membantu penderita untuk bergerak lebih leluasa dan tidak membatasinya.

(Baca juga: penyebab epilepsi pada orang dewasa)

  1. Melonggarkan Pakaian Penderita

Saat serangan epilepsi terjadi dan penderitanya telah Anda pindahkan ke tempat yang lega, pastikan bahwa Anda melonggarkan pakaian si penderita, terutama di bagian kerah. Tindakan ini bertujuan supaya pernapasan si penderita bisa jauh lebih baik dan lancar. Penderita juga butuh untuk bernapas secara lebih baik.

Bila penderita mengenakan kemeja misalnya, Anda bisa melepaskan kancing baju di bagian leher serta pergelangan tangannya. Apabila penderita juga mengenakan ikat pinggang, Anda perlu juga melonggarkannya supaya jalan pernapasan penderita lebih lancar. Apabila pernapasan lancar, otomatis oksigen juga lancar terbawa menuju otak.

  1. Menjauhkan Benda-benda Berbahaya

Saat Anda memindahkan penderita ke tempat lain yang lebih luas, cek sekeliling Anda juga apakah di sana kiranya ada benda-benda yang dapat membahayakan si penderita. Jika ada benda-benda berbahaya, silakan jauhkanlah karena dikhawatirkan ketika epilepsi kambuh justru penderita bisa kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

  1. Menghindari Pemberian Makanan/Minuman

Jangan sekali-kali memberikan makanan/minuman kepada penderita epilepsi ketika menolongnya. Sebaiknya tidak memasukkan apapun ke dalam mulut penderita meski mungkin tujuan Anda adalah baik. Minuman sekadar air putih pun dilarang dan tidak seharusnya diberikan walau maksud Anda adalah untuk menenangkan diri pasien.

(Baca juga: tanda-tanda epilepsi)

  1. Menghindari Pemberian Pengganjal Mulut

Ada beberapa orang yang ketika menolong penderita epilepsi malah memberikan pengganjal mulut dalam bentuk apapun ke penderita. Hal ini jangan dilakukan karena rupanya bukan langkah yang tepat. Pengganjal mulut malah justru ditakutkan bisa membuat gigi penderita rontok, jadi hindari tindakan ini demi keselamatan penderita.

  1. Miringkan Kepala Penderita saat Keluar Busa

Apabila Anda mendapati bahwa penderita epilepsi mengeluarkan busa atau air liur berlebihan dari dalam mulutnya, jangan telanjur panik. Anda bisa coba untuk memiringkan kepala penderita di satu sisi. Hal ini akan sangat membantu ketimbang dibiarkan saja terus-menerus mengeluarkan busa atau air liur.

  1. Tidak Menahan Kejang

Saat penderita mulai kejang-kejang, orang yang ada di sekitarnya cenderung membantu dengan menahan gerakan kejang. Justru tindakan tersebut adalah salah dan sebaiknya tidak menahan gerakan kejang. Ketika gerakan kejang ditahan, dikhawatirkan hal ini bisa berisiko mematahkan tulang penderita apabila penolongnya tak berhati-hati.

(Baca juga: ciri-ciri epilepsi)

  1. Tetap Menemani Penderita

Jangan meninggalkan penderita epilepsi ketika kambung sendirian sebab ia bisa saja merasa bingung. Dampingi penderita hingga memang ia sudah pulih benar. Apabila sampai penderita terluka atau bahkan terjadi serangan lanjutan, jangan ragu untuk minta pertolongan medis.

  1. Mencatat Durasi Serangan

Mungkin kebanyakan orang tak menyadari atau lupa sama sekali akan hal ini, padahal mencatat seberapa lama serangan terjadi itu penting. Ketika durasi serangan 5 menit non-stop, Anda perlu segera memperoleh bantuan medis. Atau, jika ingin cepat langsung saja bawa penderita ke rumah sakit karena dikhawatirkan adanya hal buruk bila terlalu lama kejang.

  1. Memberi Tambahan Oksigen setelah Kejang Hilang

Biasanya, kejang saat serangan epilepsi itu tidaklah terlalu lama dan sesudah penderita sudah tak kejang, Anda perlu memberikan oksigen tambahan. Ini untuk membantu pernapasan penderita agar lebih baik dan lancar. Dengan bantuan oksigen tambahan ini jugalah oksigen bisa mengalir ke otak dengan sempurna.

  1. Memberikan Midazolan atau Diazepam

Apabila penderita epilepsi mengalami kekambuhan atau serangan ayan di rumah, khususnya dengan kejang yang tergolong lama, maka selalu sedia diazepam dan midazolan. Pemberian salah satu dari kedua bantuan tersebut akan sangat membantu dalam pengobatan epilepsi. Cukup Anda letakkan langsung saja ke mulut penderita saat kejang terjadi.

(Baca juga: bahaya epilepsi – penyebab epilepsi kambuh – terapi epilepsi)

Itulah langkah-langkah penting dalam hal pertolongan pertama epilepsi yang perlu Anda indahkan. Dalam memberikan pertolongan, tentunya Anda tidak boleh panik; tetap tenang dan cobalah melakukan langkah-langkah tersebut untuk menyelamatkan penderita.

fbWhatsappTwitterLinkedIn