Bahaya Akibat Kelebihan Bilirubin – Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bilirubin merupakan produk limbah yang dihasilkan dari kerusakan sel darah merah. Bagian tubuh yang memiliki peran dalam proses pembentukan pigmen tubuh yang berwarna orange atau kuning ini adalah limpa dan hati. Sebelum mencapai organ hati, bilirubin tak terkonjugasi atau tanpa gabungan. Dan setelah sampai di hati, bilirubin akan bergabung dengan zat gula untuk menghasilkan bentuk lain yaitu bilirubin terkonjugasi yang dapat larut dalam air.  Proses selanjutnya adalah bilirubin akan keluar dari hati dan usus besar yang kemudian berubah kembali menjadi bentuk tak terkonjugasi untuk dikeluarkan dari dalam tubuh, yaitu sebagian besar terdapat dalam kotoran, dan sebagian kecil pada urine.

Nilai normal kadar bilirubin dalam tubuh seseorang bervariasi, tergantung dari hasil tes yang dilakukan di laboratorium.  Untuk nilai total bilirubin  berkisar antara 3 hingga 17 mmol / liter, sedangkan untuk nilai bilirubin terkonjugasi berkisar antara 0 hingga 3 mmol / liter. Bagaimana jika ternyata kadar bilirubin dalam diri seseorang lebih dari itu? Dan apa saja dampaknya bagi tubuh? Berikut penjelasannya :).

Gejala

Seseorang yang memiliki kadar bilirubin yang tinggi, kemungkinan besar akan mengalami beberapa gejala atau tanda-tanda seperti berikut ini :

  • Sering mengalami demam
  • Hilangnya nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Pembengkakakn di daerah perut yang diiringi rasa yang sakit
  • Urin berbau menyengat dan warnanya menjadi kuning atau kecoklatan
  • Timbulnya sensasi gatal
  • Tinja terlihat berwarna pucat dengan tekstur seperti tanah liat
  • Bagian kulit dan mata terlihat kuning (jaundice)

Penyebab

Dari serangkaian tes yang telah dilakukan, seorang dokter akan dapat mengetahui berbagai macam penyebab dari peningkatan kadar bilirubin dalam tubuh pasiennya. Adapun penyebab-penyebab tersebut diantaranya adalah :

  • Beberapa jenis infeksi seperti infeksi kandung empedu atau kolesistitis
  • Beberapa penyakit warisan seperti sindrom Gilbert yang merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi hati dalam memproses bilirubin.
  • Penyakit yang menyebabkan kerusakan hati seperti hepatitis, sirosis, serta mononucleosis
  • Penyakit yang mengakibatkan kerusakan pada empedu seperti kanker pankreas, serta batu empedu.
  • Beberapa penyakit yang menyebabkan kerusakan sel-sel darah merah dengan cepat seperti penyakit sel sabit, hemolisis, anemia.
  • Reaksi alergi pada saat menerima transfusi darah (reaksi transfusi)
  • Tubuh kekurangan enzim untuk membantu memecah bilirubin.
  • Efek penggunaan beberapa jenis obat-obatan seperti atazanavir (Reyataz); indinavir (Crixivan), steroid anabolik, beberapa jenis antibiotik, obat anti malaria, kodein, diuretik, morfin, kontrasepsi oral, rifampisin, dan sulfonamid.
  • Penyalahgunaan produk alkohol dalam jangka waktu yang panjang

Diagnosa

Untuk memastikan bahwa seorang pasien memiliki tingkat yang lebih tinggi dari kadar bilirubin, dokter akan menyarankan agar pasien  melakukan beberapa tes seperti :

  • Tes fungsi hati, yang bertujuan untuk mengukur enzim serta protein tertentu yang terdapat dalam organ hati.
  • Tes Albumin dan protein, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan hati dalam menghasilkan albumin dan protein yang dibutuhkan tubuh dalam rangka melawan berbagai macam infeksi penyakit.
  • Tes Darah, yang digunakan untuk menghitung komponen serta fitur lain dalam darah pasien
  • Tes waktu protombin, yang digunakan untuk mengukur jumlah waktu dalam proses pembekuan plasma.

Dari serangkaian tes yang telah dilakukan tersebut, biasanya digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya kerusakan organ hati. Secara spesifik tes-tes pengujian tersebut akan dapat menunjukkan berbagai hal akibat kelebihan bilirubin ini, seperti :

  • Untuk menunjukkan peningkatan kadar bilirubin dalam darah yang dapat mengakibatkan perubahan warna pada kulit dan bagian mata menjadi kuning (jaundice). Hal ini terutama dilakukan pada bayi yang baru lahir
  • Menentukan ada tidaknya penyumbatan yang terjadi pada saluran empedu
  • Mendeteksi serta memantau perkembangan dari penyakit kelainan hati, penyebab hepatitis.
  • Untuk mendeteksi peningkatan kerusakan sel darah merah seperti, penyakit akibat kelebihan eritrosit
  • Mendeteksi efek toksisitas obat, serta mengetahui perkembangan dari suatu pengobatan.

Bahaya

Pada saat dilakukan tes pengukuran kadar bilirubin dalam tubuh, dokter bisa mengetahui apakah pasiennya kekurangan ataukah memiliki kelebihan kadar bilirubin dalam darahnya. Hasil tes yang dilakukan bisa saja berbeda-beda antara laboratorium yang satu dengan yang lainnya. Selain itu, nilai normal yang dihasilkan antara perempuan, laki-laki, anak-anak kemungkinan besar sedikit berbeda, karena hasil tes dapat dipengaruhi oleh jenis makanan maupun obat-obatan yang dikonsumsi pasien, serta kegiatan fisik misalnya olahraga berat yang dijalani pasien.

Untuk itu, sangatlah penting menginformasikan sekecil apapun jenis makanan maupun obat-obatan yang pernah dikonsumsi sebelumnya, juga mengenai aktivitas atau kegiatan yang dilakukan. Hal ini akan sangat membantu perolehan hasil diagnosa yang benar. Dari hasil tes yang telah dilakukan, apabila seorang pasien memiliki tingkat bilirubin yang normal, biasanya hal tersebut tidak menjadi sebuah perhatian. Namun jika pasien mengalami peningkatan kadar bilirubin bisa jadi hal tersebut akan mengindikasikan berbagai macam keadaan seperti :

1. Penyakit Kuning

Penyakit kuning atau yang biasa disebut Icterus atau jaundice ini merupakan suatu jenis penyakit ini disebabkan oleh kadar bilirubin yang berlebih pada tubuh. Hal ini sering kita jumpai pada bayi-bayi yang baru dilahirkan, dimana kadar bilirubin dalam darahnya bisa mencapai 12 mg/dl. Meskipun terkadang tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi dianggap tidak membahayakan, namun dalam jangka pendek hal ini bisa mengakibatkan kejang-kejang hingga berakibat pada kematian mendadak.

Penyakit kuning ini juga bisa diakibatkan oleh :

2. Kelumpuhan pada otak

Jika dibiarkan tanpa penanganan, penumpukan kadar bilirubin dalam darah dapat menimbulkan dampak jangka panjang seperti terjadinya kelumpuhan pada organ otak. Hal ini disebabkan oleh adanya luka pada otak (celebral palsy) dimana sistem saraf tidak akan dapat berfungsi dengan normal akibat gangguan susunan saraf pusat.

Kelumpuhan otak ini juga sering terjadi karena :

3. Kelainan hati

Hal lain yang bisa diakibatkan oleh kelebihan bilirubin yang terlalu tinggi adalah kelainan pada organ hati, dimana ia tidak dapat berfungsi dengan normal. Keadaan ini bisa mengakibatkan beberapa kondisi serius seperti kelelahan, timbulnya pembengkakan pada pergelangan kaki, penumpukan cairan pada perut (ascites), pengecilan pada otot, gangguan mental, perdarahan pada usus, bahkan koma.

Kelainan pada hati ini juga bisa terjadi karena :

4. Gangguan empedu

Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah dapat berakibat gangguan pada organ empedu seperti terjadinya penyumbatan saluran empedu yang disebabkan oleh timbulnya batu empedu atau tumor. Untuk mencegah gangguan empedu ini, bisa anda lakukan dengan :

Pengobatan

Beberapa kasus kelebihan bilirubin dalam darah tidak memerlukan penanganan medis secara khusus. Misalnya saja pada kasus hepatitis A, biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Namun, seorang dokter akan mempertimbangkan penanganan hal tersebut sesuai dengan penyebabnya, seperti :

  • Transplantasi hati digunakan untuk mengobati disfungsi hati
  • Operasi dapat dilakukan untuk mengangangkat batu empedu yang menyumbat saluran empedu
  • Sedangkan pada bayi yang mengalami gangguan ini bisa dilakukan pengobatan alternatif, seperti dilakukan penjemuran selama +/- 15 menit di bawah sinar matahari pagi setiap harinya.

Kelebihan Bilirubin pada Bayi

Pada umumnya tingkat Bilirubin yang tinggi terjadi pada bayi yang baru dilahirkan, terutama bagi bayi yang dilahirkan secara prematur. Namun orang-orang dewasa juga memiliki potensi untuk meningkatkan resiko gangguan ini. Dari kebanyakan hasil tes yang dilakukan di Laboratorium adalah dengan mengukur kadar bilirubin yang terkonjugasi. Jika kadar bilirubin tersebut lebih tinggi dari nilai normalnya, hal tersebut dapat menunjukkan kemungkinan terjadinya masalah pada organ hati. Dimana organ tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya untuk membersihkan bilirubin dengan benar. Atau bisa juga hal tersebut menunjukkan adanya suatu penyakit yang dapat menghancurkan sel-sel darah merah (hemolisis).

Demikian informasi tentang kelebihan bilirubin dalam tubuh. Semoga bermanfaat…

fbWhatsappTwitterLinkedIn