Anak ADHD – Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

ADHD mungkin agak asing bagi sebagian dari kita, namun sebenarnya ini merupakan nama lain dari hiperaktif. Attention deficit hyperactivity disorder merupakan kepanjangannya dan anak ADHD akan mengalami hal ini ada jangka waktu panjang. Ada jutaan anak yang terserang kondisi ini dan bahkan gejalanya bisa berlangsung lama sampai mereka beranjak dewasa.

Kondisi ini pada umumnya bakal lebih sering terjadi pada orang yang mengalamo gangguan belajar walaupun memang siapa saja berpotensi sama untuk menjadi penderita. Pada laki-laki yang mengalami ADHD, malah justru gejalanya lebih gampang terdeteksi. Hiperaktif atau ADHD pada perempuan malah kurang begitu terlihat.

(Baca juga: penyebab tidak bisa tidur)

Faktor Pemicu ADHD pada Anak

Untuk penyebab dari anak ADHD sendiri belumlah jelas diketahui, namun ada beberapa faktor risiko yang dirujuk oleh sejumlah penelitian. Berikut di bawah ini adalah faktor-faktor tersebut di mana bisa membuat seseorang berisiko lebih tinggi menderita ADHD.

  1. Faktor Keturunan

Para anak yang menderita ADHD dapat mengalami kondisi tersebut karena berasal dari orang tua. ADHD justru lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada seorang anak bila orang tuanya dulu pun mengalami. Faktor keturunan ini menjadi faktor risiko utama seorang anak menjadi hiperaktif. Ini bisa juga dikarenakan adanya mutasi gen.

  1. Fungsi Otak dan Metabolisme

ADHD dapat diderita oleh anak yang bagian otak pengendali perhatian tak begitu aktif. Bila dibandingkan dengan anak-anak lain yang tidak mengalami ADHD, kinerja otak anak ADHD kurang aktif. Namun gangguan berikut ini pun bisa menjadi kemungkinannya:

  • Volume serebrum yang berkurang.
  • Hipoksia atau trauma lahir sehingga memengaruhi lobus frontalis terkena gangguan atau injury pada bagian otak.
  • Fungsi astrosit terganggu dalam fungsi penyediaan serta pembentukan laktat, bahkan fungsi oligodendrosit pun juga terkena gangguan.

(Baca juga: jenis-jenis penyakit jiwa)

  1. Faktor Lingkungan

Faktor ini juga disebut dengan istilah psikososial di mana faktor ini memang dari luar, namun bisa menyebabkan ADHD pada anak. Berikut beberapa contoh faktor lingkungan yang perlu diketahui dan dicegah.

  • Pengasuhan anak di tempat penitipan anak dan bukannya diasuh sendiri di rumah.
  • Orang tua mengalami stres atau gangguan jiwa mental atau bahkan memiliki orang tua psikopat.
  • Orang tua yang mengalami kasus kriminal.
  • Jumlah anggota keluarga terlalu besar atau hidup dalam keluarga besar.
  • Masalah sosial ekonomi dalam keluarga yang tak mencukupi.
  • Eklampsia sebagai riwayat kehamilan, berikut juga fetal distress, perdarahan antepartum, konsumsi alkohol, merokok ketika hamil, menggunakan narkoba, serta bayi yang saat dilahirkan memiliki berat badan rendah.
  • Adanya konflik di keluarga.
  1. Gangguan pada Masa Hamil maupun Persalinan

(Baca juga: penyebab epilepsi)

Gejala Anak ADHD

Anak usia sekolah kira-kira bakal sekitar 8-10 persen yang akan terpengaruh oleh kondisi ADHD ini. Perlu juga diketahui bahwa anak laki-laki lebih cenderung mudah mengalami hiperaktif daripada anak perempuan. Berikut adalah gejala-gejala utama ADHD yang bisa disimak:

  1. Gampang mengalihkan perhatian, apalagi kalau mendengar suara tertentu.
  2. Cukup kerap membuat kesalahan.
  3. Ketika bermain, anak sering meninggalkannya begitu saja.
  4. Hampir tak pernah menyelesaikan tugas secara tuntas.
  5. Terlalu banyak bicara.
  6. Suka berteriak.
  7. Selalu impulsif dan gelisah.
  8. Apa yang anak lihat pasti bakal ia pegang.
  9. Pembuat gaduh.
  10. Tidak bisa diam dan selalu ingin bergerak ke sana-sini.
  11. Tanpa berpikir selalu bertindak lebih dulu.
  12. Tak sabar.
  13. Kerap mengambil mainan milik temannya, terutama hal ini dilakukan secara paksa.
  14. Selalu reaktif.
  15. Tidak memiliki banyak teman.
  16. Suka rendah diri.
  17. Kurang percaya diri.
  18. Pemalu dan cenderung menarik diri.
  19. Gampang cemas ketika berada pada situasi yang tak familiar bagi si anak.
  20. Sensitif terhadap kritikan apapun.
  21. Emosional tinggi.
  22. Mudah marah.
  23. Tidak gampang untuk menuruti peraturan dan perintah.
  24. Sering memiliki masalah dengan orang yang berotoritas.
  25. Sering menjauhi dan tidak mengerjakan tugas dengan keterlibatan usaha mental atau berpikir.
  26. Cenderung menjawab bahkan sebelum penyampaian pertanyaan selesai diajukan.
  27. Menuntut banyak perhatian atau suka cari perhatian.

Gejala-gejala tersebut dapat terjadi dan timbul pada anak yang usianya 5 tahun. Namun ternyata hal ini dapat menjadi lebih serius ketika mereka beranjak usia 7-8 tahun. Perilakunya cenderung keras dan agresif karena juga secara tak langsung mengalami depresi.

(Baca juga: makanan yang ampuh usir depresi)

Cara Mengobati Anak ADHD

Diketahui bahwa ADHD pada anak tak dapat disembuhkan secara total, tapi tetap ada penanganan yang bisa dicoba. Pengobatan yang dimaksud di sini dimaksudkan untuk mengendalikan segala gejalanya. Penderita bakal mampu membuat kemampuan sosialnya meningkat, berikut kemampuan belajarnya.

Bahkan dengan pengobatan yang tepat, kepercayaan diri anak pun dapat meningkat. Obat-obatan maupun terapi adalah pengobatan yang biasanya dilakukan untuk menangani ADHD. Jenis obat yang diberikan biasanya adalah berupa stimulan, sedangkan untuk contoh terapinya, bisa dilihat berikut ini:

  1. Terapi Bicara

Kebanyakan orang tua pada umumnya bakal mengatakan kepada anak mereka tentang apa-apa saja yang tak boleh dilakukan. Ini memang hal penting, tapi saat terlalu berlebihan, anak dipastikan enggan mendengarkan dan cenderung mengabaikan. Anak ADHD juga malah sulit untuk diatur dan malah melakukan hal sebaliknya dari yang disuruh oleh orang tuanya.

Dengan terapi bicara, orang tualah yang akan diarahkan untuk melakukan komunikasi bersama anak secara lebih baik. Membicarakan apa yang anak rasakan itu lebih penting dengan dasar penyembuhan ADHD itu bukan hal mustahil. Asalkan orang tua menunjukkan perhatian, cinta dan dukungan penuh, semua sangat mungkin. Menyediakan waktu hanya untuk mendengarkan anak akan sangat berarti.

(Baca juga: pengaruh alkohol terhadap sistem saraf manusia)

  1. Terapi Membaca

Pemanfaatan bahan bacaan seperti artikel dan buku akan mendukung anak untuk dapat menangani gejala ADHD. Untuk anak pra remaja dan remaja tampaknya akan lebih pas menggunakan metode penanganan ini. Terapi ini tujuan utamanya adalah membantu anak untuk lebih mudah dalam mengumpulkan informasi yang tadinya kesulitan.

Dengan terapi ini jugalah anak akan lebih fokus mengeluarkan tenaganya pada aktivitas tertentu. Bahkan ia akan mampu bertahan mengerjakan kegiatannya tersebut pada waktu lama. Pemberian informasi pun perlu disertai dengan solusi agar masalah hiperaktif ini dapat dikontrol secara lebih sempurna.

(Baca juga: faktor penyebab lemah mental)

  1. Terapi Kognitif

Terapi ini adalah cara menangani ADHD pada anak supaya mampu belajar, merasa dan mengeluarkan argumen. Tujuan utamanya adalah agar perasaan dan emosi dapat lebih dikendalikan secara lebih stabil. Terapi inilah yang akan sangat efektif mengubah perilaku negatif anak menjadi lebih positif.

Tak hanya itu, anak yang tadinya cenderung bertindak lebih dulu sebelum dipikir akan menjadi lebih sabar. Mereka akan otomatis terlatih untuk berpikir lebih dulu, baru setelah itu melakukan tindakan. Terapi ini pada umumnya bakal dilakukan beserta terapi perilaku. Keduanya bila dilakukan seimbang dan bersamaan akan memberikan hasil paling baik.

(Baca juga: penyebab gangguan jiwa)

  1. Terapi Perilaku

Karena saking reaktifnya anak ADHD, maka biasanya dianggap terlalu berlebihan. Keagresifan si anak bukanlah hal yang baik karena sulit untuk diterima oleh temannya yang lain. Anak yang diajar untuk mengendalikan perilaku, pada akhirnya akan berubah tidak agresif lagi. Tindakan mereka pun menjadi lebih terkendali sehingga tidak lagi gampang marah dan reaktif. Si anak juga menjadi lebih tenang sehingga berimbas juga pada cara berpikirnya.

(Baca juga: gejala depresi)

Cara Mencegah Anak ADHD

Sebenarnya ADHD pada anak selalu bisa dicegah dan ini diperlukan peran orang tua yang sangat besar. Berikut bisa dilihat apa saja yang perlu dilakukan demi pencegahan ADHD pada anak.

  1. Perawatan Pralahir

Para ibu yang sedang hamil kiranya merawat janin dengan baik dengan menempuh pola hidup sehat. Selain dari konsumsi makanan dan minuman yang bernutrisi, para ibu hamil pun dianjurkan untuk tidak merokok serta mengonsumsi minuman beralkohol. Gangguan pada perkembangan janin, khususnya pada kesehatan sistem saraf otaknya bakal terjadi.

  1. Hubungan Positif dengan Anak

Para orang tua perlu mengetahui seberapa besar pentingnya perilaku manajemen yang biasanya efektif dalam pencegahan ADHD. Pada langkah ini, yang terpenting adalah hubungan positif antara orang tua dengan anak. Orang tua sebaiknya merasa terpanggil untuk menghabiskan waktunya bersama anak ketimbang di kantor dan melakukan pekerjaan.

Untuk mencegah ADHD, para orang tua dapat mencoba untuk membiarkan anak memilih yang mereka inginkan. Namun pastikan bahwa orang tua tak banyak berintervensi. Berikan penguatan positif melalui pujian sehingga anak akan otomatis terdorong untuk lebih fokus pada yang tengah dikerjakan. Tak berharap banyak dari sang buah hati adalah kuncinya sebab anak bakal mudah kehilangan fokus saat diintervensi oleh orang tua.

(Baca juga: jenis-jenis penyakit saraf)

  1. Mengorganisasi Rutinitas

Supaya anak tak semaunya sendiri dan lebih dapat mengendalikan diri dari awal, pastikan hidupnya terarah dan terorganisasi. Waktu bangun tidur, kemudian jam makan, jam bermain, kemudian waktu mengerjakan pekerjaan rumah, serta menonton televisi perlu diatur. Ketika orang tua menanamkan hal ini pada anak, gejala bakal dicegah dan bahkan lebih bisa dikontrol. Bagi yang sudah telanjur terserang ADHD pun pasti bisa diatasi.

(Baca juga: jenis-jenis penyakit fobia)

  1. Membangun Keterampilan Anak Sejak Dini

Semenjak dini, tak ada salahnya untuk mengajarkan anak lebih fokus pada satu hal di suatu waktu dengan keterampilan tertentu. Baik itu membangun blok mainan, mengerjakan teka-teki, atau permainan lainnya yang membutuhkan upaya mental. Membacakan anak cerita juga termasuk dalam solusi pencegahan yang baik sehingga anak lebih perhatian.

(Baca juga: cara mengatasi depresi pada anak)

Anak ADHD selalu bisa diterapi walau mungkin banyak yang mengatakan kemungkinan sembuh total cukup kecil. Orang tua yang sabar dan mencurahkan perhatian penuh pada si anak akan memperoleh hasil yang lebih baik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn