Kalori : Pengertian – Manfaat – Efek Kekurangan dan Kelebihan – Makanan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kalori adalah sebuah istilah yang pasti sudah tak asing lagi di telinga kita, apalagi karena saat diet kita akan berfokus pada jumlah kalori yang harus masuk ke dalam tubuh dan juga yang harus dibakar. Kalori sendiri merupakan satuan untuk energi, menurut penjelasan Samuel Oetoro, seorang dokter spesialis gizi, maka sudah cukup jelas bahwa tubuh manusia memerlukan energi dalam satuan kalori ini supaya bisa beraktivitas dan menjalankan fungsinya. Pada setiap makanan yang kita konsumsi, jumlah kalorinya akan berbeda-beda.

Nilai gizi di dalamnyalah yang akan menjadi dasar dalam menentukan perbedaan kalori dari setiap sumber makanan dan lemak merupakan zat gizi dengan kandungan kalori tertinggi, di mana karbohidrat serta protein ada di bawahnya. Hal ini dikarenakan di dalam lemak ada sembilan kalori sedangkan protein serta karbohidrat memiliki empat kalori apabila ketiganya ingin dibandingkan. Berikut ini merupakan sejumlah faktor yang akan menentukan asupan kalori seseorang dan juga seberapa besar energi yang tubuh akan keluarkan:

  • Aktivitas sehari-hari.
  • Tinggi badan.
  • Berat badan.
  • Jenis kelamin.
  • Faktor usia.

Perhitungan Kalori

Kebanyakan dari kita tak tahu-menahu bagaimana cara untuk menghitung jumlah kalori dari sumber-sumber makanan yang padahal tak begitu sulit untuk dicoba. Kita sudah mengetahui berapa kalori yang dimiliki karbohidrat, lemak dan protein seperti telah disebutkan di atas, maka gunakan angka tersebut. Anda yang ingin melakukan diet sehat dan seimbang sangat perlu mengetahui cara penghitungannya dan berikut ini adalah contohnya dengan perumpamaan bahwa Anda telah memakan sebutir telur dengan 100 gram pada beratnya:

  • Karbohidrat: 1 gram, artinya 1 gram dikalikan 4 kalori dan menghasilkan 4 kalori.
  • Protein: 17 gram, artinya 17 gram dikalikan 4 kalori dan menghasilkan 68 kalori.
  • Lemak: 12 gram, artinya 12 gram dikalikan 9 kalori dan menghasilkan 108 kalori.

(Baca juga: akibat kekurangan kalori dan protein)

Kebutuhan Kalori Harian Manusia

  • Kebutuhan kalori pada anak usia 2-3 tahun adalah 1000-1400 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada perempuan usia 4-8 tahun adalah 1200-1800 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada perempuan usia 9-13 tahun adalah 1600-2200 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada perempuan usia 14-18 tahun adalah 1800-2400 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada perempuan usia 19-30 tahun adalah 2000-2400 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada perempuan usia 31-50 tahun adalah 1800-2200 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada perempuan usia 51 ke atas adalah 1600-2200 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 4-8 tahun adalah 1400-2000 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 9-13 tahun adalah 1800-2600 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 14-18 tahun adalah 2200-3200 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 19-30 tahun adalah 3000 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 31-50 tahun adalah 2200-3000 kalori.
  • Kebutuhan kalori pada laki-laki usia 51 tahun ke atas adalah 2000-2800 kalori.

Tingginya kebutuhan kalori harian tersebut ditentukan oleh seberapa aktif orang tersebut dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.

(Baca juga: akibat kekurangan kalori)

Manfaat Kalori

Seperti yang sudah disebutkan, manfaat kalori yang paling utama untuk tubuh manusia adalah sebagai sumber energi sehingga tanpa kalori manusia tidak akan mampu mengerjakan kegiatannya sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa manfaat atau fungsi kalor bagi tubuh selain dari perannya yang memberikan energi. Jika kalori sering harus dibakar demi mendapatkan hasil diet yang memuaskan, lalu apa sebetulnya fungsi kalori?

  1. Memberi Pengaruh pada Kondisi Psikologis

Asupan kalori yang kurang pada seseorang akan membuat kondisi psikologis orang tersebut menjadi tidak stabil yang berimbas pada emosi yang mudah berubah. Asupan kalori yang tidak terpenuhi secara cukup akan membuat seseorang dapat merasa sedih secara berlebihan, merasa tertekan, dan juga mudah marah. Kalori yang kurang juga otomatis membuat seseorang tak mempunyai semangat untuk melakukan banyak hal karena pada dasarnya tubuh harus memiliki energi untuk memulai kegiatan apapun.

(Baca juga: strespenyebab gangguan jiwa)

  1. Menjaga Kesehatan Tubuh

Orang yang diet terlalu keras, tubuhnya tidak akan memiliki cukup kalori sehingga tubuh pun akan menjadi lebih lemas dan kelihatan lemah.Tubuh yang lemah biasanya juga berkaitan dengan sistem daya tahan tubuh yang menurun, itu artinya virus, bakteri serta sejumlah ragam penyakit lainnya akan dengan mudah menyerang tubuh. Kalori yang tercukupi akan sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Bahkan tubuh membutuhkan kalori supaya segala aktivitas dan pekerjaan penting, seperti aktivitas organ pencernaan, aktivitas organ jantung, organ pernapasan serta organ tubuh lainnya.

  1. Mendukung Perkembangan dan Pertumbuhan Anak

Kalori tak hanya dibutuhkan oleh orang dewasa untuk mengerjakan banyak aktivitas, bahkan balita dan anak-anak juga memerlukan kalori yang cukup. Kalori yang cukup akan berperan sebagai penunjang perkembangan dan pertumbuhan mereka. Selama dalam masa pertumbuhan, kalori sangat penting untuk dipenuhi setiap anak dan bila kekurangan kalori, ini bisa juga dikaitkan dengan masalah kekurangan gizi. (Baca juga: gizi buruk pada anak dan dewasa)

Organ tubuh anak dapat menjadi lebih lemah serta gampang terkena penyakit jika gizi tak terpenuhi secara sempurna. Bukan hanya akan menjadi sumber tenaga bagi tubuh, perkembangan jantung, paru-paru, dan otak serta beragam jenis organ lainnya akan dapat didukung. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk selalu mengawasi tumbuh kembang anak dengan mencukupi segala nutrisi yang dibutuhkan, termasuk kalori.

  1. Mendukung Kegiatan Tubuh

Tubuh membutuhkan kalori supaya bisa menjalankan segala aktivitasnya, karena tubuh akan membakar kalori sehingga menjadi sebuah sumber tenaga. Tanpa adanya energi yang berasal dari kalori, maka sudah bisa dipastikan bahwa segala bentuk aktivitas tak akan mampu dilakukan oleh tubuh. Inilah yang menjadi penentu perbedaan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh orang yang tidak melakukan aktivitas dengan yang melakukan aktivitas. Kurang produktifnya tubuh manusia bisa jadi dikarenakan rendahnya asupan kalori yang masuk ke dalam.

  1. Mengendalikan Berat Tubuh

Mengendalikan berat badan bisa dilakukan dengan cara mengetahui ukuran kebutuhan kalori yang pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan berbeda. Proses pembakaran akan dapat dilakukan oleh tubuh apabila tersedia kalori sehingga aktivitas apapun tak masalah untuk kita laksanakan. Sumber energi sama sekali tidak ada jika tak ada kalori, maka inilah alasannya mengapa diet sembarangan itu salah dan yang benar adalah dengan menghitung kalori dengan benar agar tidak berlebihan dan juga tidak terlalu sedikit.

(Baca juga: olahraga yang membakar kalori super banyak)

  1. Sumber Energi

Mungkin kebanyakan orang akan berpikir bahwa yang akan tubuh bakar adalah semua kalori dan lemaklah yang akan menjadi sisanya di dalam tubuh, tapi sebenarnya pikiran semacam ini malah tidak sepenuhnya benar. Tubuh memang membutuhkan kalori sehingga tubuh dapat terdorong dan terdukung untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan. Kalori ini sendiri perannya sangat vital dalam memroduksi sumber tenaga yang bisa diasumsikan menjadi 3 komponen sangat penting, yakni karbohidrat, protein serta lemak (jadi tidak hanya lemak saja).

Efek Kekurangan Kalori

Seperti yang sudah dibahas, kalori berperan sangat penting dalam memberikan energi bagi tubuh melalui bermacam-macam makanan yang masuk ke dalam tubuh kita. Dari kalori tersebutlah, tubuh kita akan mendapatkan nutrisi penting, seperti lemak, protein, dan karbohidrat. Apabila kekurangan kalori, ada beberapa efke yang harus diwaspadai dan di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Sistem Kardiovaskular Kacau

Perlu diketahui bahwa kekurangan kalori bisa membawa efek buruk bagi sistem kardiovaskular di mana sistem ini memainkan peranan sangat vital dari protein itu sendiri. Otot-otot pada jantung bisa menjadi kuat berkat adanya zat protein dan jika sampai kalori satu ini tak terpenuhi, tak heran apabila keoptimalan dari kinerja otot jantung dalam prosesnya memompa aliran darah berkurang dan menurun. Kesehatan pembuluh darah juga terdukung oleh adanya protein.

Jika sampai kalori protein ini hilang atau bahkan berkurang di dalam tubuh dan tidak segera ditangani, pembuluh darah dapat berkemungkinan besar menjadi lebih rapuh dan bahkan akibatnya dapat sangat fatal dan berakibat kematian. Pembuluh darah akan selalu bersih dari plak-plak kolesterol jahat berkat protein, maka jika sampai kehilangan kalori ini, penyakit jantung adalah risikonya. Intinya, risiko sakit jantung akan meningkat seiring dengan tidak terpenuhinya kalori tersebut.

Lebih berbahayanya lagi jika tak segera memenuhi asupan protein di dalam tubuh, akan ada kecacatan produksi yang bisa berimbas pada ketidakmampuan atau ketidakoptimalan sel darah dalam performanya. Itulah alasan mengapa sebelumnya disebutkan bahwa kardiovaskular bisa kacau karena kalori protein tak dipenuhi dengan baik dan sempurna. Bahkan tak hanya jantung yang bisa terkena efek buruknya, namun juga organ dalam lainnya yang juga turut menjadi lemah, seperti bagian otak. Waspadalah senantiasa terhadap munculnya gejala sering kesemutan pada anggota tubuh karena ini dapat menjadi salah satu efek kekurangan kalori.

(Baca juga: makanan untuk melancarkan peredaran darah)

  1. Menurunnya Kesehatan Sistem Saraf Otak

Penting untuk diketahui bahwa sel saraf biasanya mendapatkan perlindungan dari protein, demikian pula yang terkait secara langsung di pusat, yaitu pada organ otak. Inilah yang kemudian menjadikan pasokan protein kalori menjadi berkurang dan bisa berdampak buruk terhadap kondisi sistem saraf otak. Saraf otak yang terkena gangguan akan membuat seseorang menjadi kurang bisa berkonsentrasi atau berfokus pada suatu hal yang juga mengakibatkan kecerdasan yang menurun serta kepikunan.

Karena adanya sistem transmisi saraf yang dianggap tidak maksimal dan terganggu, maka kedua hal tersebut adalah masalah kesehatan yang akan muncul dan dialami. Tak hanya pada daya ingat dan kecerdasan, bahkan penglihatan pun juga bisa terkena dampaknya. Bila kadar kalori, terutama protein, tak dalam kondisi normal dan malah berkurang, hubungan saraf penglihatan pun menjadi kurang optimal.

Untuk kasus gangguan penglihatan, hal ini akan dirasakan ketika mulai adanya gejala pandangan yang mengabur. Kaburnya penglihatan ini adalah akibat dari kurang lancarnya antara saraf pusat yang ada di bagian otak dan juga sistem saraf organ mata. Padalah otak adalah yang memiliki peran sangat penting yang mampu mengendalikan seluruh fungsi dan performa anggota dan organ tubuh.

  1. Tak Punya Tenaga

Karena kalori adalah sumber penting penyedia energi, bila asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh tidaklah seharusnya, maka otomatis akan terjadi penurunan tenaga secara drastis. Tubuh akan sangat cepat lelah ketika penyediaan pasokan energi yang pada dasarnya berasal dari kalori berkurang, bahkan rasa lelah ini bisa juga dibarengi dengan jantung berdebar. Dengan keadaan seperti ini, segala aktivitas apapun yang kita lakukan menjadi sangat melelahkan.

Umpamakan saja tubuh kita seperti mesin di mana habisnya bahan bakar pada mesin pasti akan menjadikan seluruh kinerja mesin menjadi macet. Kalau tidak segera ditangani secara benar dan berkelanjutan, kalori yang rendah bisa memengaruhi kegiatan kita, baik itu secara mental atau secara fisik. Kelumpuhan dan koma adalah dua kondisi yang patut diwaspadai karena sistem kinerja tubuh dapat berhenti hingga asupan nutrisi yang dibutuhkan dapat terpenuhi kembali. Saat kalori yang tubuh perlukan sudah didapat, maka aktivitas tubuh akan normal kembali.

(Baca juga: cepat lelah dan jantung berdebar)

  1. Mengalami Gangguan Hormon

Keseimbangan hormon juga didukung banyak oleh asupan kalori yang cukup dan tidak lupa juga akan produksi akan berbagai macam enzim yang mendukung fungsi tubuh. Jika hormon dan enzim mengalami gangguan dan menjadi tak seimbang, otomatis keoptimalan dari sistem pencernaan dan reproduksi pun akan mengalami gangguan juga. Kedua sistem tersebut mendapat dukungan penuh dari pasokan kalori di mana enzim dan hormon terlibat di dalamnya.

(Baca juga: penyebab hormon prolaktin tinggi)

  1. Mengalami Gangguan Kesehatan Rambut, Kulit dan Kuku

Tak salah lagi, kalori yang kurang juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan kulit dan rambut, terutama jika kekurangan asupan kalori protein. Nutrisi sangat penting untuk diseimbangkan karena efek buruk dapat terjadi di bagian rambut; kondisi rambut dapat menjadi mudah pecah, bercabang, kering dan juga kemerahan sehingga akan sangat kelihatan bahwa rambut tersebut tidak terawat baik dan rusak. Bukan hanya rambut, kulit tubuh pun kesehatannya bisa menjadi sangat berkurang.

Selain rambut, kulit yang kekurangan kalori juga bisa menjadi rusak dan sangat mudah terpapar radikal bebas sehingga berisiko mengalami penyakit kulit, kekeringan serta kekusaman. Kalori protein adalah yang biasanya bisa menjaga kulit agar tetap sehat dan terlindung dari radikal bebas, jadi apabila nutrisi berkurang maka hal ini sama saja dengan meningkatkan risiko kerusakan jaringan kulit. Penuaan dini pun menjadi efek lainnya di mana pada kulit akan muncul garis halus dan kerutan, serta sisik sebab elastisitasnya sudah berkurang.

Masih ada lagi bagian tubuh yang perlu dilindungi supaya tak ikut rusak seperti halnya rambut dan kulit, yaitu bagian kuku. Kuku pun berpeluang untuk diserang berbagai kondisi buruk, seperti ketidakmerataan pada permukaannya dan juga kekeringan. Terkadang kuku pun bisa mengalami perubahan warna sehingga kelihatan tidak jernih dan bening seperti seharusnya.

(Baca juga: bahaya akibat tidak makan seharian)

  1. Kelaparan

Saat kalori tak terpenuhi secara normal, terutama kalori karbohidrat, maka kelaparan akan melanda tubuh kita. Karbohidrat memainkan peran sebagai sumber energi dan tenaga untuk setiap tubuh manusia, maka ketika tubuh tak mendapatkan asupan nutrisi satu ini, seseorang akan menjadi cepat dan gampang lapar. Ketika kelaparan melanda, maka pelarian atau jalan pintas seperti mengonsumsi makanan sembarangan adalah yang akan dilakukan kebanyakan orang agar rasa lapar bisa terpuaskan; hal ini merujuk pada konsumsi junk food yang sama sekali tak bernutrisi dan bisa memicu berbagai penyakit berbahaya bagi tubuh.

  1. Mengalami Gangguan pada Otot

Kalori yang dibutuhkan oleh tubuh kita pada dasarnya juga berperan sebagai pendukung jaringan otot, maka apabila kekurangan kalori (khususnya kalori protein), jaringan otot akan mengalami gangguan. Gangguan pada jaringan otot ini bisa dimulai dari munculnya rasa sakit di bagian otot dan hal ini menunjukkan bahwa sistem otot tidak dapat bekerja dengan baik dan secara maksimal. Karena massa otot turun, ini dapat membuat tubuh melemah dan kalau tak segera ditangani dengan memenuhi kalori tersebut, kondisi bisa menjadi lebih serius seperti misalnya fisik terlalu kurus.

(Baca juga: kelelahan ototcara meningkatkan massa otot)

  1. Merusak Perkembangan Sel

Kehidupan sel di dalam tubuh dapat sehat dan optimal dikarenakan adanya keberadaan dan asupan kalori yang pas dan tidak kurang. Keberlangsungan kehidupan sel bisa menjadi terganggu apabila asupan kalori tidaklah terpenuhi dengan baik alias mengalami defisiensi. Dampak buruk yang paling umum adalah mudah terserangnya sel oleh radikal bebas, bahkan perkembangan sel juga bisa dirusak oleh mikroorganisme yang dapat menimbulkan ketidakwajaran pada pertumbuhannya. Keadaan seperti ini bisa menjadi penyebab adanya tumor maupun kanker atau yang juga bisa disebut dengan istilah mutasi genetik.

  1. Lambatnya Sistem Metabolisme

Kekurangan kalori karbohidrat bisa menjadi hal yang buruk bagi metabolisme tubuh manusia karena fungsi dan prosesnya akan menjadi lebih lambat dari seharusnya. Fungsi karbohidrat adalah sebagai bahan bakar dan seperti yang kita tahu, karbohidrat adalah sumber energi untuk tubuh sehingga sangat vital adanya. Karbohidrat yang asupannya kurang bisa mengganggu sistem metabolisme, jadi sebelum menjadi lebih serius, ada baiknya untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat sesegera mungkin.

(Baca juga: cara meningkatkan metabolisme tubuh)

Efek Kelebihan Kalori

Selain adanya efek kekurangan kalori, ada juga risiko-risiko yang harus ditanggung apabila kita sampai mengalami kelebihan kalori. Berikut ini bisa dilihat kondisi apa saja yang bisa terjadi ketika kelebihan kalori lemak, karbohidrat serta protein.

  1. Obesitas

Kebanyakan mengonsumsi karbohidrat, lemak dan protein bisa memicu kelebihan berat badan yang juga disebut dengan istilah obesitas. Ini bisa saja terjadi ketika seseorang terlalu banyak makan sumber makanan yang tinggi kandungan karbohidratnya tanpa diimbangi bergerak aktif atau melakukan olahraga. Apabila setelah mengonsumsi karbohidrat langsung tidur, maka peluang obesitas menjadi lebih besar; Anda perlu tahu apa bahaya tidur setelah makan.

(Baca juga: penyebab obesitas)

  1. Kerusakan Otak dan Hati

Kekurangan kalori bisa merusak saraf otak, begitu juga ketika kelebihan kalori. Organ hati dan otak dapat terancam fungsi dan kesehatannya ketika asupan kalori protein terlalu berlebihan di dalma tubuh. Terlalu berlebihan maka bisa dengan mudah memroduksi racun yang organ hati akan proses sehingga nantinya menimbulkan penimbunan racun. Inilah yang kemudian menjadikan fungsi otak dan hati mengalami ketidakseimbangan.

(Baca juga: abses otak pendarahan otak hepatitis)

  1. Gangguan pada Dinding Arteri

Konsumsi lemak, apalagi lemak jenuh yang berlebihan bisa memicu kolesterol tinggi dan ini otomatis akan berdampak buruk bagi arteri jantung. Masalah kesehatan lainnya bisa muncul apabila arteri telah rusak, seperti halnya gangguan penyakit ginjal dan otak. Gejala penyakit jantung juga menjadi risikonya.

  1. Berisiko Kanker

Akibat nutrisi yang tak seimbang atau berlebihan, apalagi kalori lemak, tanpa diimbangi dengan konsumsi sumber makanan dengan kandungan serat tinggi, sel kanker pun bisa tumbuh dan berkembang di organ manapun. Kanker yang paling umum adalah kanker organ reproduksi, kanker ginjal, kanker kandung empedu serta kanker usus besar.

(Baca juga: bahaya dehidrasi)

  1. Dehidrasi

Kelebihan kalori, khususnya protein, mampu memicu kondisi dehidrasi alias kurangnya cairan di dalam tubuh. Tubuh yang di dalamnya terlalu banyak kadar proteinnya akan terbeban dan melakukan pekerjaan berat saat membangun jaringan tubuh. Ketika mengonsumsi banyak protein, asupan air juga harus banyak untuk menyeimbangkannya.

  1. Kerusakan Organ Ginjal

Fungsi ginjal adalah sebagai penyaring segala bentuk senyawa atau zat yang organ tubuh lainnya hasilkan. Kalori yang terlalu banyak di dalam tubuh maka akan memberatkan kinerja ginjal karena saking banyaknya zat racun yang ginjal harus saring. Kondisi ini bisa muncul ketika seseorang terlalu banyak mengonsumsi protein hewani.

  1. Sembelit

Seseorang yang memiliki kebiasaan memakan segala sumber makanan berkalori tinggi bisa memberi dampak buruk pada sistem kinerja organ tubuh, terutama pencernaan, yaitu perut dan usus. Konsumsi dan proses tercernanya lemak membutuhkan waktu yang tak sedikit alias lebih lama sehingga lambung pun tak bisa ditinggalkan dalam kondisi kosong karena yang ada adalah kondisi sembelitlah yang timbul.

  1. Asam Urat

Kalori yang terlalu tinggi di dalam tubuh pun mampu memicu adanya asam urat yang meningkat, dan hal ini akan bisa dialami oleh para pengonsumsi protein hewani. Sumber lemak jenuh akan sangat tinggi sehingga kadar kolesterol juga dapat ikut naik. Jumlah kolesterol yang meningkat bisa memengaruhi kondisi asam urat sehingga memang menjadikan keadaan ini tampak seperti penyakit komplikasi yang sangat berbahaya.

  1. Menurunnya Jumlah Kalsium

Produksi asam di dalam tubuh dapat meningkat menjadi terlalu tinggi disebabkan oleh kalori yang juga sangat tinggi. Jika asam ini terlalu tinggi, maka kemampuan tulang dalam proses penyerapan kalsium pun menjadi turun. Ketahui bahaya kekurangan kalsium seperti apa sehingga Anda bisa mewaspadainya dengan memenuhi asupan kalsium secara lebih untuk menyeimbangkan kadar kalori protein.

  1. Karies Gigi

Terlalu banyak kalori karbohidrat yang diterima tubuh juga bisa berbahaya untuk kesehatan mulut dan gigi di mana ada kondisi karies gigi yang dapat dipicu. Kerusakan pada jaringan keras gigi ini patut diwaspadai karena zat asam yang tertinggal begitu lama pada bagian gigi bisa mengakibatkan kehancuran lapisan enamel gigi lambat laun. Banyak asam di dalam gigi adalah kesempatan bagi bakteri untuk mengganggu; itulah mengapa sangat dianjurkan untuk menggosok gigi secara rutin, bahkan juga mengecek kesehatan gigi ke dokter gigi.

(Baca juga: jenis-jenis penyakit gigi dan mulut)

  1. Trigliserida Tinggi

Karbohidrat yang terlalu tinggi di dalam tubuh mampu menyebabkan trigliserida meningkat. Pada normalnya, kadar trigliserida seharusnya ada di kurang lebih 150 mg/dL. Risiko penyakit jantung adalah yang paling tinggi dan mengancam apabila kandungan trigliserida pada tubuh Anda meningkat.

(Baca juga: perbedaan kolesterol dan trigliserida)

  1. Hipertensi

Tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi yang tak boleh diabaikan dan perlu diwaspadai karena ini dapat menjadi efek buruk dari kelebihan kalori karbohidrat yang memberi serangan kepada kerusakan metabolisme tubuh. Hipertensi, penyakit jantung dan kondisi lainnya bisa terjadi, begitu juga dengan diabetes pun bisa muncul satu per satu.

  1. Produksi Lemak Meningkat

Kalori karbohidrat yang terlalu tinggi kadarnya di dalam tubuh dapat memicu beratnya perputaran lemak. Seluruh organ tubuh yang memerlukan lemak sebenarnya akan menerima insulin yang pankreas hasilkan dan organ hati olah, maka jika karbohidrat terlalu banyak, ketidakmaksimalan perputaran lemak di setiap pos organ tubuh pun terjadi.

(Baca juga: makanan yang mengandung kalori tinggi)

Sumber Makanan Berkalori Tinggi

Ada banyak sumber makanan yang kalorinya terbilang tinggi, berikut di bawah ini adalah daftarnya yang bisa Anda perhatikan:

  1. Kacang-kacangan (718 Kkal/100gr) dan biji-bijian.
  2. Apel (52 Kkal/100 gr).
  3. Susu (452 Kkal/100 gr).
  4. Alpukat (160 Kkal/100 gr).
  5. Coklat (589 Kkal/100 gr).
  6. Minyak sayur dan minyak ikan (902 Kkal/100 gr).
  7. Raspberry (52 Kkal/100 gr).
  8. Blueberry (38 Kkal/100 gr).
  9. Pir (58 Kkal/100 gr).
  10. Anggur (69 Kkal/100 gr).
  11. Kelapa (354 Kkal/100 gr).
  12. Kurma (282 Kkal/100 gr).
  13. Pisang (89 Kkal/100 gr).
  14. Mangga (156 Kkal/100 gr).
  15. Nasi goreng (>600 Kkal/100 gr).
  16. Keripik Kentang (>160 Kkal/100 gr).
  17. Dressing salad (631 Kkal/100 gr).
  18. Kentang goreng.
  19. Es krim.
  20. Makanan cepat saji.
  21. Gorengan
  22. Kue tart.
  23. Minuman bersoda.
  24. Masakan dengan kandungan minyak dan santan tinggi.

Untuk lebih amannya, tentu mengonsumsi sumber-sumber makanan ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan harian asli agar kesehatan tubuh tetap terjaga. Mengingat ada banyak efek buruk kekurangan maupun kelebihan kalori, menjaga asupan tetap normal adalah tugas Anda.

fbWhatsappTwitterLinkedIn